⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa kekerasan fisik.Sebagai seorang introvert sejati—berdasarkan tes MBTI yang ia ambil karena dorongan Nagyung dan Chaeyoung beberapa bulan lalu, Soobin tidak pernah menemukan kesulitan berkumpul dengan banyak orang. Bekerja di stasiun televisi selama hampir sepuluh tahun membuat Soobin terbiasa bertemu dengan berbagai macam karakter, walau setelah tiba di flat ia akan langsung tidur sebagai upah karena berhasil berhadapan dengan manusia-manusia di luar sana.
Tetapi, Soobin memberi pengecualian untuk malam ini. Acara makan-makan diadakan dalam rangka pelepasannya dari Divisi Radio, namun Soobin ingin segera pergi. Berlama-lama di sini membuatnya muak. Lebih menarik pergi dengan Seoyeon, Chaeyoung, Nagyung, dan Chaewon, batinnya.
Soobin sampirkan tas di pundak, lalu pelan-pelan keluar tanpa menimbulkan kecurigaan. Pikirnya aman, ternyata ia malah bertemu Yeonjun di luar restoran, tengah menghisap rokok dan menghembuskan residu ke dinginnya udara malam. Seakan tidak cukup dengan kejadian di kantor tadi, di luar pun Soobin masih harus menghadapi mantan kekasih-nya ini.
Tatapan Soobin dan Yeonjun sempat bertemu, namun yang lebih muda memilih melengos. Ia dan Yeonjun sudah selesai. Tidak ada yang perlu Soobin pikirkan tentang si mantan kekasih. Merokok atau apapun yang sebelumnya tidak Yeonjun lakukan saat bersamanya, kini kembali dilakukan, bukan lagi menjadi urusan Soobin.
Yeonjun tentu tidak semudah itu membiarkan Soobin pergi. Soobin melangkah cepat, namun Yeonjun masih bisa menahannya. Pria itu bahkan dengan lancang memeluk Soobin dari belakang, menahan agar si pemilik hati tidak pergi meninggalkannya.
Entah dikemanakan puntung rokok yang Yeonjun pegang beberapa saat lalu. Soobin tidak tahu. Soobin tidak peduli.
"Maafkan aku, Soobin-ah. Jangan tinggalkan aku," lirih Yeonjun.
Soobin tidak boleh goyah.
"Yeonjun-ssi, lepaskan tanganmu," pinta Soobin baik-baik.
"Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu sampai kau memaafkanku dan mau menjadi kekasihku kembali," tolak Yeonjun.
"Menyusahkan!" gumam Soobin.
"Iya, aku memang menyusahkan. Menyebalkan. Terserah apa yang ingin kau sebut tentangku, tapi aku mohon! Kembali padaku!" lirih Yeonjun putus asa.
Kesabaran Soobin habis. Ia paling tidak suka menggunakan kekerasan. Saat ia dirundung akibat orientasi seksualnya di masa SMA dahulu saja, Soobin bisa dengan baik menahan diri tidak membalas perlakuan dari teman-temannya. Kali ini, Soobin akan ikuti saran sahabat-sahabatnya untuk melawan.
Soobin dorong paksa tangan Yeonjun membuat pelukan melonggar, lalu berbalik dan dengan cepat memukul wajah sang mantan kekasih. Yeonjun jatuh seketika dengan darah segar mengalir di ujung bibir. Tangan Yeonjun reflek menyeka darah menggunakan punggung tangan.
Sebelumnya terlihat menyedihkan, Yeonjun kini berusaha bangkit sembari menatap Soobin nyalang. "Kau-"
Diliputi emosi, tangan Yeonjun bergerak naik hendak membalas pukulan Soobin. Soobin tidak takut dengan balasan yang akan Yeonjun berikan untuknya, namun tidak ada rasa apapun walau sudah cukup lama Soobin menunggu.
Soobin membuka mata, menemukan Yeonjun kembali tersungkur ke tanah. Di depan Soobin, terdapat seorang wanita dengan setelan formal pekerja kantoran. Melihat caranya memegang tas, sepertinya alat itu yang si wanita gunakan untuk memukul Yeonjun—yang mengerang kesakitan.
"Kalau dia terlihat tidak mau, berhentilah memaksa, bodoh!" teriak si wanita ke arah Yeonjun.
"Jangan ikut campur urusanku, jalang!" teriak Yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lemonade
Fanfic[COMPLETED] Selama ini aku berpikir bahwa eksistensiku hanyalah malapetaka di tengah konstruksi sosial yang memuakkan. Tetapi kau hadir, menunjukkan padaku bahwa kebahagian adalah yang terpenting, terlepas bagaimana orang lain menilai perbedaan dan...