⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa pembahasan LGBTQ+Agenda makan ramyeon di minimarket bawah berakhir batal. Entah bagaimana, Soobin berikan ruang bagi Yewon dan si pria asing—namanya Lee Minhyung—berbicara empat mata di meja makan rumahnya.
"Aku tunggu di ruang kerja ya, noona. Kalau sudah selesai, panggil saja," ucap Soobin.
"Tidak ada yang perlu aku bicarakan dengan-"
Pintu yang ditutup membuat ucapan Yewon terhenti. Wanita itu mendengus sebal. Yewon sangat tidak suka berhadapan dengan Minhyung. Tidak hanya memberinya luka, pria ini juga memberi luka pada saudara kembarnya. Bagi Yewon, Minhyung tidak punya hak apapun atas Eunchae. Soobin yang secara spontan ikut campur dan membuat keduanya duduk berhadapan, juga tidak membantu menurunkan amarah Yewon.
"Pria itu, kekasihmu?" tanya Minhyung memecah kesunyian.
"Bukan urusanmu, Lee Minhyung. Lebih baik kau cepat bicara, sebelum aku mengusirmu," ketus Yewon. Terlalu lama bersama Minhyung membuat Yewon muak.
"Ini bukan rumahmu. Kau tidak bisa mengus-"
"Lee Minhyung!"
Minhyung mengangkat tangan ke udara. "Okay, fine! Seperti sebelum-sebelumnya, aku mau ambil Eunchae untuk jadi anak aku dan Yerim. Aku serius soal ini, Yewon-ah!" pintanya sebagai Ayah kandung dari Eunchae.
"Kalian yang punya masalah dalam memiliki keturunan, kenapa harus Eunchae yang jadi korban?!"
"Korban apa?! Eunchae itu anak aku! Darah dagingku!" dekik Minhyung.
"Eunchae darah daging-nya Eun juga! Di mana kau saat Eun hamil?! Di mana kau saat Eun melahirkan dalam keadaan sakit?! Di mana kau saat Eun menutup mata dan tak lagi terbuka, tepat setelah melahirkan Eunchae?!"
"Yewon, aku-"
"Kau menghilang, Lee Minhyung! Semisal memang Eun yang memilih tidak memberitahumu pun, kau seharusnya tetap mencari jika kau masih mencintainya! Tapi kau turuti permintaan orang tua-mu untuk bercerai dan menikahi wanita pilihan mereka, tanpa menoleh ke belakang!" bentak Yewon. Kesabaran wanita itu selalu habis setiap berhadapan dengan Minhyung.
Yewon melanjutkan, "Kau tidak merasakan susahnya aku dan eomma membesarkan Eunchae hanya berdua saja. Kau tidak tahu berapa sakitnya kami harus menjelaskan pada Eunchae mengenai Eun yang meninggal setelah melahirkannya ke dunia. Kau tidak tahu bagaimana rasanya menghadapi Eunchae yang terkadang menyalahkan diri sendiri akan kematian Eun. Eunchae mungkin masih kecil, tapi dia tidak bodoh! Dan setelah semua yang kami lalui, kau ingin mengambil Eunchae dari kami?! Yang benar saja, Tuan Lee!"
"Aku bisa memahami susahnya, Yewon-ah. Maka dari itu, beri aku kesempatan membesarkan Eunchae. Kau dan eommonim tidak perlu lagi kesusahan. Semua kebutuhan, biaya pendidikan, hingga tempat tinggal, akan aku dan Yerim sediakan untuk kehidupan Eunchae yang lebih baik," ucap Minhyung memberi pengertian pada adik kembar sang mantan istri.
Yewon tidak ingin mengerti. Ia tidak bisa menerima apapun alasan Minhyung. Mau sebaik apapun maksud pria itu dan istri-nya yang sekarang, Yewon tidak akan pernah melepas Eunchae pada keluarga yang pernah tidak memedulikan eksistensi si cilik dan sang Ibu. Yewon tidak bisa melepas Eunchae dan membiarkannya tinggal di lingkungan yang menghancurkan kehidupan kakak-nya.
"Kami memang melalui banyak kesulitan, tapi bukan berarti kami akan menyerahkan Eunchae kepadamu! Kau tidak punya hak untuk itu!" teriak Yewon sekali.
Tangis pecah begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Lemonade
Fanfiction[COMPLETED] Selama ini aku berpikir bahwa eksistensiku hanyalah malapetaka di tengah konstruksi sosial yang memuakkan. Tetapi kau hadir, menunjukkan padaku bahwa kebahagian adalah yang terpenting, terlepas bagaimana orang lain menilai perbedaan dan...