20 - Kebahagiaan Semu

143 12 0
                                    

⚠️ Warning ⚠️
Mengandung adegan sensitif berupa sentuhan fisik yang bersifat 18+



Pandangan heran, pemikiran, hingga cemooh orang-orang akan hubungan Soobin dan Yewon tidak ada hentinya sejak keduanya memutuskan bersama. Keduanya tentu memilih tidak peduli dengan kata demi kata yang sampai ke telinga mereka. Menurut mereka, omongan orang-orang tidak berkontribusi apa-apa untuk hubungan mereka.

Kekhawatiran sahabat-sahabat Soobin dan Yewon sekalipun tidak membuat keduanya goyah. Soobin kembali masuk grup beberapa hari setelah meninggalkan ruang bertukar pesan, namun memutuskan tidak ambil pusing pada semua yang sahabat-sahabatnya katakan. Yewon juga tidak berbeda, tidak memikirkan perkataan sahabat-sahabatnya yang bisa saja membuatnya overthinking.

Entah bagaimana di sisi Soobin—apakah pria itu mengencani Yewon masih dengan pemikiran untuk membuktikan pada Chan kalau ia bisa bahagia dengan kekasihnya sekarang atau justru tanpa sadar terjun ke dalam jurang perasaan yang sulit dikontrol, namun Yewon pribadi berusaha tak memedulikan kekhawatiran padanya dari sekian cemooh untuk Soobin yang simpang siur. Yewon masih menyakini bahwasanya Soobin mengajaknya berkencan karena pria itu menyukainya.

Dengan pendirian teguh, tak terasa hubungan Soobin dan Yewon sudah berjalan selama dua bulan. Cukup lama bukan, untuk Soobin yang sebelumnya berkencan dengan pria dan Yewon yang lama sekali tidak memiliki pasangan.

Dalam dua bulan, banyak hal yang sebelumnya Soobin lakukan sendiri, kini ia lakukan bersama Yewon. Seperti pergi ke pasar dan ke supermarket bersama. Tak jarang Nara dan Eunchae juga ikut membeli kebutuhan sehari-hari di rumah saat keduanya memutuskan keluar. Sesekali Soobin juga ikut mengantar-jemput Eunchae di sekolah, kala tidak ada deadline penyelesaikan naskah yang mendesak. Mereka akan makan bersama, berlanjut dengan Soobin mengantar Eunchae pulang—Nara juga semisal si cilik diantar oleh sang nenek, baru kembali ke kantor bersama.

Di akhir pekan, Soobin dan Yewon akan pergi berkencan layaknya pasangan pada umumnya. Pergi ke Myeong-dong, mendaki ke Gunung Bukhansan, pergi ke pantai di Ansan—daerah ayah Soobin berasal, dan berbagai kegiatan kencan lainnya. Mereka juga biasa berkencan di dalam kota, menikmati berbagai macam kuliner yang tersuguh setiap saat.

Tampak romantis bukan?

Seperti saat ini, Soobin dan Yewon tengah berjalan sembari bergandeng tangan di Bukchon Hanok Village. Tempat ini menyuguhkan suasana masa lampau dari kehidupan Korea Selatan yang bersifat tradisional, namun bukan itu yang keduanya cari. Yang mereka tuju adalah restauran mie, menyuguhkan mie kenyal berbahan kacang hitam yang super lezat.

Satu kesamaan yang keduanya sadari semenjak menjalin hubungan, Soobin dan Yewon sama-sama suka makan. Ke manapun dan kegiatan apapun yang mereka lakukan saat kencan, makanan selalu menjadi prioritas mereka. Setiap pergi berdua, Soobin dan Yewon selalu mencari tempat makan yang berbeda dan belum pernah mereka kunjungi.

"Kenyang?" tanya Soobin, seperginya mereka dari restauran mie.

Yewon mengelus perut yang sedikit mengembung dari balik kemeja. "Kenyang sekali. Perutku sampai kembung begini. Pulang dari sini, aku harus olahraga deh sepertinya!" keluh si wanita.

"Mau ke Sungai Han tidak?" ajak Soobin mendadak.

"Eh? Ngapain?" bingung Yewon.

"Olahraga. Kita sewa sepeda saja, terus keliling sepanjang sungai. Kau tidak perlu khusus olahraga saat tiba di apartemen nanti. Sewa di Yeouido saja yang dekat kantor, sekalian ambil mobil terus pulang," terang Soobin.

"Wah boleh tuh! Jugaan, aku pasti malas bergerak kalau sudah sampai apartemen. Ayo pergi!" pekik Yewon senang.

Setiba di Yeouido Hangang Park, Soobin dan Yewon menyewa dua sepeda. Awalnya bersepada beriringan, keduanya mendadak menjadi kompetitif. Balapan sepeda pun tak terhindar. Yewon bersyukur ia mengenakan celana denim hari ini, jadi tidak sulit baginya mengejar Soobin.

Strawberry LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang