Bab 45

3.7K 342 13
                                    



WARNING CERITA sedikit MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBAT

HAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo
Jangan jadi pembaca gelap terus 🤧

Suara rintikan hujan terdengar membelah gelapnya malam membuat siapapun akan semakin nyaman bergelung dalam selimut atau dalam dekapan hangat tubuh seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara rintikan hujan terdengar membelah gelapnya malam membuat siapapun akan semakin nyaman bergelung dalam selimut atau dalam dekapan hangat tubuh seseorang.

Seperti pasangan satu ini, meski jam sudah menunjukan angka dua belas malam namun nampaknya belum terlihat tanda-tanda bahwa pria yang baru mengakhir sesi percintaanya untuk menjemput mimpi.

Gisel berbaring di samping Jevan, tubuhnya terbungkus dalam kehangatan sisa-sisa cinta yang baru saja mereka bagi. Meski matanya terpejam, ia bisa merasakan tatapan lembut Jevan yang belum beralih darinya. Hatinya berdebar, menyadari betapa hangatnya perhatian itu, bahkan tanpa perlu membuka mata, ia tahu Jevan masih di sana, menatapnya dengan intens.

"Tidur jangan liatin aku terus,." Ucapan Gisel yang tanpa membuka matanya itu membuat sudut bibir Jevan makin naik menunjukan senyumnya.

"Siapa juga yang liatin kamu" ujar Jevan sambil memainkan helaian rambut panjang Gisel, jemarinya dengan lembut menyingkirkan helaian yang jatuh di pipi Gisel lalu mengecup kepala sang empu.

"Tau ah" Gisel menggeser tubuhnya berniat untuk lepas dari dekapan Jevan, wajah memerah hingga menjalar ke telinga bahkan meski dengan cahaya yang remang-remang Jevan tahu bahwa wanitanya sedak merasa malu.

Jevan menarik tubuh Gisel untuk kembali
berbaring menghadapnya, "Cantik~ jangan ngambek dong" godanya lagi.

"Tidur mas, tidur. Jangan gombal mulu"

"Tapi kamu suka kan?"

"Terserah kamu"

Gisel berbaring beralas lengan Jevan dan mulai tertidur dengan seiring elusan yang di berikan sang pria. Meski tahu Gisel sudah mulai terlelap Jevan sendiri masih belum mau memejamkan matanya.
Matanya terus memandang wajah sang wanita, menikmati pahatan tuhan yang kini menjadi istrinya. Ibu anaknya dan calon anak-anaknya.
Berbicara soal anak, Jevan ingin punya anak kira- kira depositonya akan menghasilkan bunga atau tidaknya tahun depan.

Dengn lembut Jevan mengusap perut Gisel dan bermonolog.

"Calon adik vano udah ada yang masuk garis finis belum ya" ujar Jevan.

"Adik ndas mu!!" Balas Gisel dan menghadiahi cubitan pada Jevan.

"Aw"

"Sakit Gi" Jevan mengelus tangannya yang mendapatkan cubit kecil, kalian tahu lah cubit kecil itu rasanya nyes perih mana Gisel cubitnya

"Tadikan tidur kok bangun"

"Ya gimana gak bangun tangannya gak bisa diem,
udah jauh-jauh"

"Kan mu nyapa calon adek Vano"

"Kamu ajah yang hamil sana"

"Gi~"

•••TbcSebentar lagi end 🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



•••
Tbc
Sebentar lagi end 🔥

BABY FATHER | selesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang