WARNING CERITA sedikit MEMBOSANKAN
BANYAK TYPO 🙏🏻 dan ALUR LAMBATHAPPY READING
like jika suka 👍🏻 dan komen jika bisa💬
Sorry for typo
Jangan jadi pembaca gelap terus 🤧Langit sudah menggelap, lampu gedung bertingkat tinggi sudah bersinar menghiasi malam di temani suara gemuruh hujan yang belum menunjukan akan berhenti dalam waktu dekat meski sudah menguyur ibu kota sejak sore hari.
Seperti cuaca yang tidak bisa di tebak dan begitu pula keadaan Vano yang tiba-tiba demam meski bayi itu sebelumnya bahkan terlihat baik-baik saja. Punggung tangan si ibu muda itu tak henti mengecek panas di dahi Vano yang rasanya semakin menghangat.
Ini memang bukan pertama kalinya si kecil demam tapi tetap saja hatinya tidak bisa tenang melihat buah hatinya terlihat gusar apalagi Vano terlahir prematur kesehatanya benar-benar rawan, karena itu ia sangat menjaga putra agar tidak sakit.
Gisel mengompres kuning Vano berharap panas di tubuhnya bayi itu akan segera menurun. "Jangan buat bunda khawatir"
Sudah sejak beberapa jam berlalu namun suhu tubuh Vano belum ada tanda-tanda akan menurun malah sebaliknya. Si kecil tidak henti mengeluarkan rengekan kecilnya.
Kini sudah hampir pukul satu dini hari dan Vano lagi-lagi terbangun setelah beberapa menit terlelap.
"Vano?" Pekik Gisel, suhu tubuh Vano sangat dan ini kali pertama putranya kecilnya demam hingga setinggi ini. Vano terus menangis mengeluarka bentuk ketidaknyamannya.
"Papappphd papapfh"
"Sayang... ssh..ssh, cup cup... ini bunda?" Gisel mengangkat tubuh si kecil, ia mendekapnya dan berusaha memberikan rasa nyaman untuk putranya. Namun bayi kecilnya itu masih terus menangis.
"Sayang... bunda disini tenanglah, kita kedokter ya?" Ucap Gisel lirih, mencium lembut pipi Vano yang terasa panas.
Dia rasa tidak bisa menunggu pagi hari untuk membawa Vano kepada dokter, ia tidak bisa berhenti memikirkan kemungkinan terburuknya jika ia terlambat. Tapi bagaimana ia bisa membawa Vano di tengah gelap malam.
Satu-satunya yang bisa dia minta tolong hanyalah Jevan, ia Jevan!
Tanpa pikir panjang Gisel berlari keluar dari kamarnya membawa Vano didekapanya yang menangis semakin keras.
Gisel mengetuk dengan gugup kamar Jevan. Sebenarnya dia tidak enak membangunkan pria itu apalagi setahunya pria itu baru saja lembur di kantor hari ini. Tapi ini berbeda, keselamatan baby vano taruhannya.
'Brak! brak! brak!'
"Mas jevan! bangun!" Gisel mengetuk sedikit tidak sabaran pintu kamar Jevan.
"Tolong buka pintunya!" Gisel mulai menangis saat Vano menangis dengan tidak mengeluarkan suaranya lagi.
"Vano! kumohon jangan begini nak...," Tangis Gisel, 'Brak!brak!' "Mas jevan! JEVANO bangun!!" Teriak Gisel mulai putus asa.
Maaf untuk full bf sampai bab 52 nya ada di karyakarsa, mulai dari 3.5k ajh tapi cerita g terlalu bagus jadi g usah di baca juga g apa-apa)
Bersambung
08- 09-2022
08-07-2024Kalo ada kesalahan informasi dalam cerita aku minta maaf ya, aku cumn berbekal google soalnya aku bukan anak kedokteran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY FATHER | selesai
FanfictionAlvano adalah putranya siapapun tidak akan ada yang boleh merebutnya bahkan ayah kandungnya sekalipun. cw// hardsworld, family issue, kekerasan fisik