part 4

78.8K 4.5K 184
                                    

Selamat membaca ~~

°°°🦋🦋°°°



"Eza antariksa....?" Panggil buk Yuli

Eza yang merasa dirinya di panggil pun menaikan satu tangannya.

" Ke ruang OSIS sekarang!!" Perintahnya

"Buat apa lagi buk?" Tanya Eza.

"Jangan banyak tanya dan cepat keruang OSIS. "

Hah! Eza menghela nafas pasrah. Ia kemudian berdiri. Sekilas melirik Yohan. Yohan menatap dan menaikan bahunya tak tahu.

Eza kembali melangkahkan kakinya menuju ruang OSIS. Anak itu kini berada di sekolah. Tadi malam ia berhasil kabur dari sarang serigala.
Yang katanya mau ngantar pulang ke rumah. Tapi tak di antar hingga malam. Karena itu Eza kabur.
Dan Naasnya sampai rumah anak itu dia mendapatkan banyak pertanyaan dari bunda nya. Dan lebih parahnya ayah Eza berada di rumah saat itu.

Eza menjawab dengan bohong kepada kedua orang tuannya. Gak mungkin ia jujur kan?

Hah! Dan sekarang ia harus kembali ke sarang serigala dimana ruang OSIS adalah tempat Arga bersemayam. Ia berjalan lesu melewati lorong dan taman. Hingga sampai di depan ruang OSIS.

Ketika tangan yang satunya ingin mengetuk pintu. Pintu itu sudah terbuka dan tangan besar menarik badan Eza ke dalam.

"Arga lu apa apa sih.. asal narik aja! " Gumam Eza kesal

"Sstttt,,,!!" Arga mengungkung badan Eza agar berada di pangkuannya. Mencium aroma dari badan Eza adalah kebiasaan Arga. Tenang! seperti itu yang di rasakan arga. bau badan Eza menenangkan membuat Arga jadi candu

"Kenapa kemarin kabur hmmm??" Tanya Arga

" Gue bukan kabur, cuma pulang!" Ketus Eza.

"Pamit? Gak kan?"

" Kalau gue pamit pasti lu larang gue lagi." Ucap Eza menundukkan kepala.

Arga mengelus rambut Eza gemas

"Kenapa manggil?" Tanya Eza.

" Kangen,! " Jawaban yang begitu simpel dan membuat hati seorang Eza dag dig dung.

Eza tersenyum dan Arga mencium kening sang empu.

" Makan dulu ya.." ajak Arga yang langsung di setujui Eza.

" Suapi apa makan sendiri?" Tanya Arga

" Makan sendiri aja. " sahut Eza

" Mending. Gue suapi. "

" Udah gue bilang gue mau makan sendiri. "

" Eza. " Arga sedikit menaiki volume suaranya dan Eza terdiam lalu nurut.

Arga tersenyum ia segera mungkin menyuapi bayinya. Perlahan nasi itu habis di makan Eza.

" Sudah kenyang? " Arga bertanya sembari kembali mengelus rambut si kecil.

"Sudah" sahutnya,

"Aga,,," panggil Eza.

"Aga?" Ulang Arga ia meyakinkan pendengarannya

" Boleh Eza panggil aga?" Tanya Eza .

Arga tersenyum, " jika yang manggil itu kamu aku terima." Sahutnya. Lembut selembut sutera.

"Eza ke kelas boleh?" Eza menunjukan muka kucingnya
Arga yang melihat pun tidak bisa lagi menahan hasrat mesumnya rasanya ia ingin mengurung anak yang ada di hadapannya agar tidak bisa di lihat banyak orang.
Arga menggelengkan kepalanya mengusir pikiran jahatnya itu.

Pacar Posesif  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang