part 42

32.4K 2.1K 101
                                    

Selamat membaca ~

Hari ini. Hari dimana Arga dan tesya bertunangan
Acara itu di lakukan di rumah Arga. Seluruh para tamu menghadiri undangan.

Khususnya tamu dari perusahan orang tuannya dan perusahaan Burhan.

" Sayang Makasi yaa. " Ucap tesya.

Arga tidak menghiraukan upacaranya. Ia sibuk dengan ponsel di tangannya.

Sebentar lagi puncak acara. Sosok lelaki imut datang ke acara itu yang tak lain Eza.
Eza datang bersama dengan Yohan.
Seketika mata tajam Arga tertuju pada Eza laki laki yang sangat ia cintai.

Arga pergi mencari Eza. " Kenapa datang ?" Ucapnya.

" Gak boleh. ?" Tanya Eza.

" Ini kan hari bahagia lu ga. Jadi gue mau menyaksikan. " Lanjut Eza.

Arga menghela nafas yang terdengar sangat berat.

" Duduk di sana jangan kemana mana. " Ucap Arga. Memegang tangan Eza.

" Jangan ngatur gue. Lu bukan siapa siap gue lagi. " Eza menepis tangan Arga. Ia kemudian pergi menuju meja makan bersama Yohan.

Yohan dari tadi menatap maniak tajam Arga.

Sebenernya ia malas ke acara pertunangan Kunti. Cuma karena Eza kekeh ingin datang. Ia harus ikut. Gak mungkin dong Eza di biarkan pergi sendirian.

Saat hendak makan Eza di goda cowok lain. Ia bahkan megang pinggang Eza. Yang membuat Arga marah dan menghampiri orang itu.

" Jangan pegang milik gue. " Ucap Arga mendorong laki laki itu.

" Arga. ?" Teriak tesya.

Wira menepuk pelan wajahnya. Hah ia menghela nafas panjang. " Tidak sesuai rencana. " Batin Wira.

" Arga kamu kenapa bela dia sih. " Ucap tesya yang kini sudah menyusul Arga.

" Lu mending diam.!" Titah Arga.

Drrttt!! Drrttt!! Drrttt!!

Suara ponsel Arga bergetar dengan segera ia mengangkat panggilan itu.

" Gue di luar. "

" Masuk saja. " Perintah Arga.

Lelaki itu langsung masuk. Semua tamu tertuju pada laki laki itu.

" Lama !"

" Gue hampir beneran tunangan. " Ucap Arga.

Tesya yang melihat membuka mulutnya lebar lebar.

" Hallo nona. " Sapa laki laki itu.

" Data. ?" Tanya Arga

" Ini. " Ucap laki laki itu sambil memamerkan kertas yang ia bawa.

" Bagus. !"

Arga menarik tesya dan membawanya ke Burhan.

" Maaf om saya gak mau tunangan. " Ucap Arga dengan lantang membuat tamu undangan saling tatap dengan ekspresi tidak bisa di artikan.

" Maksud kamu apa ?" Ucap Burhan.

Laki laki tua itu merasa malu kepada para undangan karena sikap Arga yang seenaknya.

" Saya gak suka dia . " Lanjut Arga.

" Saya suka dia . " Arga menarik Eza. Lelaki bertubuh mungil itu tidak tahu menahu menurut saja. Ia masih bertanya tanya kepada Yohan. Dan Yohan pun tidak tahu.

" Wira. !" Teriak Burhan. Ekspresi nya sangat marah. Laki laki tua itu sangat malu.

Hah Wira menghela nafas panjang. Ia menatap laki laki yang baru datang. " Datanya. ?" Ucap Wira.

Pacar Posesif  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang