part 28

37.5K 2.3K 255
                                    

Selamat membaca~

Di kamar yang penuh dengan bau obat.terlihat si dingin masih terbaring lemah dengan bantuan infus.

Eza tengah duduk di samping Arga yang tertidur. Sekarang tempat itu sudah menjadi tempat favorit nya.

Lelaki itu enggan beranjak pergi dari tempat itu. Meski ia kurang tidur dan jarang makan Eza memilih untuk tetap berada di samping kekasihnya.

Seperti biasa Eza akan bercerita tentang hari yang telah ia lewati tanpa dirinya.

" Aga " ucap Eza sambil memegangi tangan besar Arga yang masih lemah itu.

" Masih lama tidurnya?" Tanya Eza.

" Aga udah waktunya bangun. Aga tidak lelah menutup mata?"

Arga tetap diam. Pemuda dingin itu berada di antara hidup dan mati. Ia hanya terbaring di atas ranjang.tidak bergerak.dia tertidur.

Eza berada di sana kurang lebih lima hari. Dan Arga belum membuka matanya.

" Aga "

Eza memanggil Arga. Ia kembali berbicara dengan Arga yang masih koma itu.

Dengan mata yang lelah Eza menatap Arga.

" Aga.,,,"

Arga masih diam.dengan mata yang tertutup rapat.dengan selang infus dan bantuan oksigen.

" Aga Eza mohon bangun. Eza rindu suara aga. Eza rindu semua nya. "

Eza merasa ia seperti orang gila. Berbicara dengan orang yang bahkan tidak bisa menggerakkan jarinya.

"Aga Eza mohon. " Eza menatap Arga. Matanya memburam. Dadanya sangat sesak.

Perlahan tetesan demi tetesan air mata terjatuh dari pelupuk matanya.

Eza terisak.

" Eza mohon aga hiks. Bangun. Hiks Eza merindukanmu sungguh. Eza janji hiks Eza tidak akan nakal lagi. Jadi hiks jadi Eza mohon bangun. " Eza terisak hebat. Suaranya serak ia mengeratkan pegangan tangan Arga yang lemah itu.

Sesaat suara nyaring terdengar. Dari alat pengukur jantung yang tersambung dengan urat urat lelaki dingin.

Eza terkaget. dengan segera memanggil dokter.

Dokter tiba dan memeriksa Arga. Eza menunggu di luar bersama Wira dan Dirga. Eza terisak.

" Kenapa dengan aga ayah. ?" Tanya Eza.

Wira tidak menjawab sampai dokter itu keluar dari kamar Arga.

" Bagaimana dok?" Tanya Eza cepat.

" Maafkan saya pak pasien tidak bisa tertolong lagi . "

Mendengar ucapan itu dari sang dokter. Eza terdiam.

Seketika ia merasa jantungnya berhenti berdetak..

" Tidak mungkin Lo pasti bercanda kan?" Teriak Eza. Kepada dokter itu.

Dengan cepat Eza kembali masuk ke dalam. Ia melihat Arga yang sudah tidak mengenakan infus dan oksigen.
Ia berjalan pelan menghampiri Arga yang sudah pucat itu.

" . Agaaa hiisskk. Lu pasti bercanda kan Arga. Lu gak mungkin pergi ningalin gue. !" Eza menangis sejadi jadi nya di sana. Sambil memeluk tubuh dingin Arga.

" Bangun!! gue mohon bangun!! Katanya lu kuat Arga. Argaaaaaaaaaa!!!!"

Wira masuk dengan Dirga. Ia juga merasa hancur anaknya begitu cepat pergi meninggalkannya.

Pacar Posesif  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang