part 50

31.5K 2K 60
                                    

Selamat membaca ~

Hari ini tak seperti hari biasanya. Langit yang seharusnya cerah kini mendung. Tidak ada ocehan burung yang biasanya terdengar merdu dan indah. Hanya terdengar suara Gemuruh . Membuat seorang lelaki mungil malas untuk pergi sekolah.

Sudah lebih dari satu setengah tahun Eza menjalani hari harinya tanpa seorang Arga di sampingnya.

Ia merasa kesal dengan apa yang Arga janjikan dulu Yang katanya hanya satu tahun di sana. Tapi buktinya Sampek sekarang ia belum pulang.

Eza berusaha membangunkan badannya ia kemudian duduk di ranjang. Meraih ponselnya yang ada di nakas.

Eza menyalahkan ponselnya. Sudah sekian pesan ia hiraukan dan sekian panggilkan tidak ia jawab.
Dan itu semua dari Arga.

Ujian sekolah sudah Eza jalankan Tanpa kendala hanya menunggu kelulusan saja.

Eza menatap jendela ia menyaksikan hujan turun. Pandangannya kosong. Banyak hal yang ia pikirkan. Dan yang sangat ia pikirkan adalah Arga.

" Eza. " Ucap seseorang mengagetkan lamunan nya.

Eza menoleh ke arah suara itu. Ia melihat Wira tengah berdiri di depan pintu.

" Kenapa belum mandi ?" Tanya Wira.

" Entar yah. " Jawab Eza dengan suara pelan.

" Eza sakit. ?" Tanya Wira yang langsung menghampiri Eza. Ia menyentuh kening Eza.

" Sedikit hangat " lanjutnya.

" Ijin aja. Biar ayah nelpon Dirga "

" Gak perlu yah. Eza mau sekolah. " Ucap si manis.

Wira duduk di tepi kasur dan menatap Eza.

" Eza marah sama Arga. ?" Tanya Wira.

Eza menganggukkan kepalanya dan menunduk.

" Dia masih kuliah di sana sayang. "

" Tapi Arga janji cuma satu tahun ayah. " Ucap Eza

" Ini sudah satu setengah tahun dia di sana. " Lanjut Eza.

" Kamu tunggu aja ya. Arga pasti pulang. " Ucap Wira lembut sembari mengelus rambut Eza.

Eza hanya diam. Wira berdiri kemudian pamit keluar.

Eza menghela nafas saat Wira sudah tidak ada di kamar itu lagi.

Dengan malas Eza turun dari ranjang. Ia menuju kamar mandi.

Butuh waktu 15 menit Eza selesai dengan mandinya.
Laki laki bertubuh mungil itu mengenakan baju seragamnya.

Laki laki itu pergi tanpa pamitan ke Wira. Ia menunggu jemputan dari Yohan. Karena masih marah Eza bahkan tidak menaiki mobil Arga. Ia memilih numpang dengan Yohan.

Beberapa menit kemudian mobil Yohan masuk halaman ALENKA.

Eza berlari menerjang hujan. Ia masuk kedalam mobil.

" Buruan jalan. " Ucap Eza.

" Santai Napa. " Ucap Yohan.

Kedua pemuda itu menuju sekolah. Hujan tak kunjung berhenti. Malah semakin deras.

" Tumben banget hujan. " Ucap Yohan.

Eza hanya diam memandang ke arah jendela mobil.melihat betapa bebasnya rintikan hujan itu.
Sesekali Eza menghela nafas panjang.

" Lu kenapa?" Tanya Yohan setelah menyadari Eza hanya diam membisu.

" Gak " jawab eza singkat.

" Belum baikan juga lu sama serigala itu. ?" Tanya Yohan.

Pacar Posesif  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang