part 48

30K 1.9K 27
                                    

Selamat membaca ~

Satu Minggu kemudian....

Arga berada di lapangan luas di temani oleh Wira selaku ayah Arga dan Eza yang sekarang menjadi kekasih Arga. Berserta kedua temannya yaitu Raka dan Yohan.

Eza memegang erat tangan Arga seakan mengatakan jangan pergi.
Saat Arga hendak masuk ke dalam pesawat pribadinya.

Arga yang tahu akan kecemasan Eza mengelus lembut rambut Eza sembari tersenyum.

" Jangan nakal ya baby. " Ucap Arga sembari mencolek hidung Eza.

" Aga jangan naik pesawat. " Ucap Eza pilu. Eza mengingat di mana dulu ia mengantar kepergian kedua orang tuannya dan berakhir menjadi hari terakhir bersama kedua orang tuannya.
Ia tidak ingin hal itu terjadi lagi kepadanya.

" Aga baik baik saja by. Jangan cemberut kayak gitu. "

" Tapi hiks. ,,," Eza yang tak bisa menahan air matanya itu menangis di sana.

Arga memeluk tubuh Eza yang gemetar. Sembari mengelus punggung si manis.

" Uuussstt ..... Jangan nangis by. "

" Hiks.,, Hiks.,, Huaaaa. Hiikss. ...""

Arga memegang wajah Eza ia sedikit jongkok menyamakan tinggi badannya dengan Eza.
Laki laki dingin itu menghapus air mata Eza.

" Aga pergi gak lama. Aga kembali dengan selamat. Dan aga sampai juga dengan selamat. Tunggu aga di sini. Aga pasti kembali. "

" Hiks... Sering sering kabari Eza. Ya. Hiks. "

" Iya sayang. "

Arga mencium bibir Eza. Menciumnya dengan lembut dan sedikit melumatnya.

Arga pamit kepada Wira. Dan juga ke dua pemuda itu.
Dirga tidak ikut karena rapat.

" Pamit sekarang. Jaga Eza untuk Arga. " Ucap Arga kepada Wira.

Wira hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.

" Cepat selesaikan.!" Ucap Wira.

Arga menganggukkan kepalanya. Ia juga pamitan kepada Raka dan Yohan. Setelah itu Arga kembali menatap kekasih kecilnya itu. Yang masih menangis.

Arga menggendong Eza ala Kuala " ingat jangan nakal. Jangan Dekat dekat dengan laki laki lain ataupun cewek denger baby ?" Bisik Arga.

Eza menganggukkan kepalanya. Ia masih menenggelamkan wajahnya dan memeluk erat Arga.

Arga menurunkan Eza. Menyentuh Kemabli rambut Eza lalu tersenyum.

" Aga pergi sekarang ya. " Ucapnya.

Dengan berat hati Eza mengiyakan. Arga kemudian melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam pesawat.

" Agaa ,,," teriak Eza kemudian.

Arga tidak menoleh meski Eza memanggil namanya ia tetap berjalan masuk. Air mata yang tadi ia tahan. Kini ia tumpahkan setelah duduk.

Arga tidak ingin berpisah. Ia ingin selalu bersama kekasih kecilnya itu.

Pesawat yang Arga naiki lepas landas ke udara.

Eza masih menangis sembari memanggil nama arga. Yohan memeluk Eza

" Jangan kayak gitu. Arga pasti selamat. " Ucap Yohan.

" Hiks. Aga. ,,,"

Setelah pesawat itu menghilang di balik awan wira menepuk pundak Eza.

" Mari pulang boy. " Ucap Wira.

" Mau ketemu aga ayah. " Ucap Eza.

" Selesai Eza ulangan. Ayah janji akan membawa Eza pergi ke tempat Arga. "

Pacar Posesif  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang