part 7

69.8K 3.9K 80
                                    

Selamat membaca~

"Aga hiks,,,,!!" Tangis pecah dari seorang Eza. Membangunkan tidur nyenyak Arga.

" Ada apa by?" Ucap Arga.

" Panas hiks.. sakit hiks!! " Tutur nya pilu. Memegangi luka yang ada di kakinya.

Arga menyentuh kening Eza. Badan anak itu sangat panas kaki yang terluka membengkak dan membuat si dingin khawatir. Dengan segera ia mengambil ponsel yang ada di nakas.

Lelaki dingin itu menghubungi seseorang.

" Apartemen sekarang!" Setelah berkata demikian Arga menutup telponnya.

"Ssstt," Arga berusaha menenangkan bayinya itu dengan berbagai cara. Dan untungnya Eza sedikit tenang.

Lelaki dingin itu melirik jam yang terpajang di dinding. Tengah malam.

Ia kembali melihat telepon milik kekasihnya. Beberapa panggilan dan pesan dari bundanya yang terlewatkan.
Agar tidak ada kekhawatiran Arga memberi tahukan orang tua Eza bahwa anaknya menginap di rumahnya.

Lelaki dingin itu tidak memberitahukan kepada orang tua Eza tentang kecelakaan yang menimpah Eza. Itu adalah janjinya kepada Eza.

Selang beberapa menit seseorang dengan jas putih mendatangi kamar Arga. bersamaan dengan Raka.
Ternyata Raka menginap di apartemen arga.dan tidak sengaja bertemu lelaki jas putih.

" Lama!!" Celetuk Arga dengan tatapan super dinginnya.

"Lu sakit apaan?" Tanya lelaki jas putih.

" Bukan gue.,,,!!"

" Terus siapa? Gue kira lu sakit."

" Dia,," tunjuk Arga kepada Eza yang tengah tidur itu.

" Siapa anak itu?" Tanya lelaki Jas putih.

" Mine," jawabnya seperti biasa

Hah lelaki berjas putih menghela nafas panjang. Dan dengan segera memeriksa si kecil.

Ia menyuntikan obat dan memasang infus. Serta memberikan obat yang bagus untuk luka si kecil.

" Udah dia gak apa apa,,,"

" Hiks,,hiks,, aga sakit.. hiks,,,!!" Si kecil kembali menangis.

"Sssttt,, udah gak sakit baby.. aga disini,,!!" Ucap Arga

" Huhu hiks,, panas,, hiks aga panas,,,, " rengek si kecil.

" Iya iya aga dinginkan ya.."

" Ini lepasin.. Eza gak mau pakek selang ini.. " titah Eza menunjuk selang infusnya. Ia melepas infus itu hingga darah si kecil keluar.

" Baby,,,!!! " Dengkik Arga.

" Huuaaaa,,,, hiiks aga marah ke Eza ."

Arga menghela nafas panjang. Ia mengontrol emosinya yang hampir meluap itu.

" Maafin aga by.. "
" Jangan lepas infus nya ,lihat darahnya keluar kan."

" Eza gak suka. Sakit hiks,,"

" Aga elus elus biar gak sakit yaa.."

Setelah demikian akhirnya Eza luluh.lelaki berjas putih kembali memasang infus dan menyuntikan obat tidur agar si kecil tidur. Itu pun atas perintah Arga. Ia tidak ingin Eza merengek dan membuka infus sembarang lagi.

Eza yang kini sudah tertidur terlihat seperti bayi. Arga menghapus sisa sisa air mata yang masih terbendung di pelupuk matanya.

" Bayi lu rewel." Celetuk Raka.
Arga menatap dingin Raka. Perlahan Arga dengan pelan turun dari kasur. Kemudian menghampiri kedua pemuda itu. Arga menyerat mereka keluar dari kamarnya.

Pacar Posesif  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang