part 40

32.3K 2K 115
                                    

SELAMAT MEMBACA ~

Sore dengan cepat menyapa. Waktu sangat sulit berteman hari ini. Senja perlahan muncul seakan memberi tanda.

Rasa lelah dan penat menyelimuti. Pikiran yang begitu kosong membuat hati seorang menjadi redup.

Eza terdiam di balkon rumahnya menyaksikan senja yang seharusnya indah.

Ia merasa bagaikan Raja dalam kerajaan mimpi, dimana tak satupun rakyat yang akan mendengar ucapannya.
Bagai kupu kupu bersayap besi yang tak mampu mengepakkan sayapnya. Begitulah jika di analogikan
Dalam kronologi kehidupan yang sekarang Eza jalani.

Tanpa seorang Arga. Rasa sepi enggan pergi dari hati Eza.

Ini sudah dua hari Eza sendiri. Sudah dua hari pula Hendra di nyatakan meninggal karena kecelakaan. Tapi yang sebenarnya terjadi adalah dia meninggal karena di bunuh oleh Arga sendiri.

Hah Eza menghela nafas yang terdengar sangat berat.
Ia merindukan sosok Arga.
Apa keputusan yang ia ambil itu benar? Atau salah ?

Lelaki itu bangun dari duduknya ia memutuskan untuk keluar mencari udara segar.

Eza menaiki motor yang di belikan Arga. Entah kenapa motor itu tetap di tinggal di rumah Eza.

Tanpa mengenakan Hoodie Eza melajukan motornya pelan. Menikmati udara malam
Sebelum itu ia berhenti di Minimart.

Eza memarkirkan motornya lalu masuk kedalam hanya untuk beli susu pisang, kinerjoy dan satu bungkus rokok.

Setelah selesai melakukan pembayaran.eza keluar dan kembali melajukan motornya menuju taman.

Ia ingin pergi ke rumah Yohan. Tapi kata Yohan ada Raka di sana. Jadi Eza tidak mau mengganggu.

Lelaki itu duduk di taman yang beralaskan rumput liar. Hanya sedikit orang tinggal di sana.

Tangan kecil laki laki itu membuka bungkus rokok dan menyalakan rokoknya.

" Iyah begini lebih baik " gumamnya.

" Gue suka sendiri tapi gue gak suka kesepian. " Ucapnya gemetar memeluk dirinya sendiri dalam keheningan malam.

Eza melahap semua kinerjoy dan susu pisang yang ia beli tadi.

Menyiup beberapa rokok untuk menghilangkan kegelisahan yang ia rasakan saat ini.

Malam semakin larut dan Eza masih tetap setia duduk di sana memandang betapa gelapnya langit tanpa cahaya bulan dan bintang.
Malam yang begitu redup. Seperti hatinya saat ini.

Iya semesta ikut merasakan apa yang di rasakan Eza.

Cuaca semakin dingin. Eza memilih untuk menyudahi kegalauan ini. Ia pergi kembali ke rumahnya.

Di jalan tidak sengaja ia berpapasan dengan mobil Arga. Sekilas Eza melihat Arga bersama dengan cewek yang Eza kenal.

Arga juga melihat Eza. Mereka saling tatap sebelum mobil itu melaju.

" Arga. " Ucap Eza, yang masih menatap mobil itu.

Eza tersenyum. " Apa mereka pacaran?"

Eza menggelengkan kepalanya. Mengusir pikiran negatifnya itu.

Ia tetap melajukan motornya.

Beberapa menit kemudian Eza sampai di rumahnya.

Biasannya ia akan di sambut oleh kedua orang tuannya. Tapi kali ini tidak. Tidak ada yang menunggu kepulangannya. Tidak seorang pun!

Eza masuk kedalam. Ia menuju kamar kedua orang tuannya. Kamar yang masih utuh saat terakhir kali di tinggalkan.

Eza merebahkan dirinya di kasur itu. Ia memeluk bantal. Masih ada aroma kas milik kedua orang tuannya.

Pacar Posesif  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang