5. Hidup dan keberuntungan

5.8K 688 67
                                    

5. Keberuntungan dan ketidak beruntungan dalam hidup.

"Aku merasa sangat lelah."

"Istirahatlah. Tidur bisa membuatmu merasa lebih baik."

"Sudah tapi, aku semakin merasa lelah."

"Berarti yang lelah bukan tubuhmu."

*

"Aku kesakitan."

"Berobatlah."

"Sudah tapi, aku tetap merasa sakit."

"Apa yang sakit? Kepalamu? Kakimu? Tanganmu?"

"Bukan semuanya."

"Lalu?"

"Mental dan hatiku."

🦋

Diaska memasuki rumah kecilnya yang terletak di belakang rumah besar milik Rio kemudian melempar tubuhnya ke ranjang dan menatap atap-atap kamarnya.

Ruangan yang semula gudang penuh debu, kotoran, dan tikus itu ia sulap menjadi kamar yang bersih dan wangi. Rio benar-benar sengaja memberinya tempat tinggal itu supaya saat ada tamu yang berkunjung, ia tidak bertemu dengan kerabat dekat Rio dan Tamara.

Diaska tak lebih dari sebuah aib dan dosa yang mati-matian Rio  sembunyikan.

Pernah sekali, Rio ingin membelikan Diaska tempat tinggal yang jauh dari rumah besarnya supaya ia tidak menganggu ketenangan keluarga bahagianya.

Namun, Bulan yang sudah sangat dekat dengan Diaska tak bisa pisah dari Kakaknya barang sehari pun.

"Kak Chandra!"

Tuhkan. Padahal, Diaska baru saja pulang sekolah dan anak itu pasti menunggunya seperti hari-hari biasanya.

Diaska membuka pintu kamarnya lalu menyambut peri kecilnya yang langsung berlari ke pelukannya.

"Kak Chandra kenapa baru pulang padahal Kak Natta pulang udah dari tadi banget. Bulan kan nungguin Kakak," oceh anak itu panjang lebar.

Diaska mencium pipi adiknya karena gemas kemudian memainkannya tapi, Bulan menepis tangannya sembari bertanya, "pasti jadi orang baik lagi 'kan?"

"Dengerin Kakak. Kalau kita baik sama orang lain, di mana pun kita berada pasti akan selalu ada orang yang baik sama kita saat kita kesulitan. Jadi, Bulan nanti kalau besar jangan diam aja kalau liat orang lagi kesusahan, okay?"

Bulan mengangguk semangat dengan mata yang berbinar-binar senang. "Bulan akan selalu ingat pesan-pesan Kak Chandra."

"Adiknya siapa dulu dong?" tanya Diaska tersenyum lebar.

"Kak Chandra dong," balas Bulan membuat Diaska mengangkatnya tinggi-tinggi hingga Bulan tak berhenti tertawa.

Saat Diaska sudah menurunkan anak itu, Bulan menarik tangan Diaska keluar rumah. Membawa Diaska masuk ke rumah besar membuat Diaska tersenyum.

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang