30. Berjuang
Ada kalanya kamu butuh wadah buat menumpahkan apa yang kamu rasa. Nggak semua hal bisa kamu pendam sendirian.
🦋
Suara sirene ambulan dan mobil polisi memenuhi halaman luas SMA santa. Semua orang berkumpul di sana semenjak seorang satpam yang tengah melakukan tugasnya untuk berjaga-jaga dengan berkeliling sekolah mendengar seseorang jatuh dan segera mengeceknya, melihat seorang cewek terkapar bersimbah darah lalu mendongak menatap terkejut seorang wanita berwajah pucat berdiri di atap sembari terus melihat ke arah cewek yang sudah tak sadarkan diri di bawah. Tanpa berpikir panjang pak satpam segera menelpon polisi dan ambulan menyebabkan kerumunan sebab suara yang dikeluarkan ambulans membuat orang-orang berbondong-bondong datang karena rasa penasaran.
Diaska berlari menembus kerumunan dengan napas berhembus berat, menatap tak percaya ke arah ibunya yang dipaksa masuk mobil polisi lalu beralih melihat tubuh lemah pemilik hatinya yang dimasukkan ke mobil ambulan.
"Anna!" Diaska ingin menemani Anna tidak peduli polisi yang sudah membawa ibunya pergi.
Namun, Ratih_ibunya Anna menghadangnya.
Plak!
Menamparnya di depan banyak orang di sana. Bisik-bisik mulai terdengar, mereka mencemoohnya karena ibunya yang mencoba melakukan pembunuhan pada kekasihnya.
Pada akhirnya takdir Diaska tetap sama seperti saat ketika ia lahir.
Takdir menanggung dosa dan perbuatan atas kesalahan yang dilakukan orang terdekatnya.
"Tante percaya sama kamu!" bentak Ratih berurai air mata. "Tante percaya kamu bisa jaga Anna tapi apa yang kamu lakukan sampai ibumu bisa melakukan hal sekeji ini sama Anna!"
Lidah Diaska kelu, ia bahkan tidak tahu harus berkata apa sekarang ini.
"MULAI SEKARANG JAUHI ANAK SAYA!" kata Ratih lantang dan penuh penekanan. "Anak haram sepertimu hanya bisa bawa luka dan duka untuk semua orang terdekatmu."
Dibentak dan dimarahi dengan tatapan penuh benci saat sendiri saja sudah sakit apalagi di depan banyak orang, sakitnya berlipat ganda.
Tapi, Diaska tidak peduli dengan rasa sakit akibat ucapan menyayat hati yang keluar dari bibir Ratih, yang ada di kepalanya hanya Anna dan Anna hingga meski Pandu_ayahnya Anna datang menerjang perutnya dengan tendangan hingga tubuhnya terpental.
Diaska bangkit berlari mencoba mengejar ambulan yang melaju kencang membawa Anna sampai denyutan nyeri kembali ia rasakan di dadanya.
Cowok itu merosotkan tubuh di tengah jalan, mendadak menjadi tuli akan klakson mobil serta motor yang mengerem mendadak karena ulahnya. Diaska hanya terus menatap ke arah ambulan itu yang semakin jauh semakin lenyap dari pandangan.
Ponselnya bergetar, satu panggilan masuk dari Gemintang.
"Ka, tolong gue ..."
##
"Gue habis berantem sama bokap. Ini pertama kalinya dia mukulin gue sampai kayak gini setelah nggak nyapa gue selama semingguan," tutur Gemintang menundukkan kepala dalam setelah semua luka lebam serta keningnya yang terdapat goresan diobati oleh Diaska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless
Teen FictionSatu-satunya yang tidak boleh kamu percaya di dunia ini adalah HARAPAN *** 02092022