53. Mimpi burukmu

4.6K 466 218
                                    

53. Mimpi burukmu

Seseorang akan terasa sangat berharga ketika ia sudah tiada

PLEASEEEEE ..... baca ulang dua part sebelumnya sebelum baca part ini supaya lebih ngefeel
Kedua, putar lagu in the stars. Makasih.

🦋

"Kamu menangis?"

"Maaf."

"Ceritakan semuanya sama Kakek."

Hening.

"Chandra?"
"Mungkin sekarang Kakek menelponmu di saat yang tepat jadi, kamu nggak bisa lagi menyembunyikan air matamu."

"Terdengar jelas ya, Kek?"

"Hm."
"Menangis itu manusiawi bukan sebuah dosa besar. Itu tandanya kamu masih punya hati."
"Bagaiamana, apa sekarang Kakekmu ini sudah bisa terdengar bijak?"


Terdengar tawa kecil dari seberang sana membuat senyum Mario terbit.

"Jadi apa yang membuat hatimu hancur sampai kamu nggak bisa menahan air matamu untuk jatuh?"

"Pa-pa."

"Seharusnya aku sudah menduganya."

"Aku memukulnya, Kek."
"Bulan melihatnya. "
"Seorang anak seharusnya melindungi orang tuanya bukan menyakitinya."

"Lantas bagaimana dengan dia yang "memukulmu" menjadi hobbynya?"

"Aku merasa hancur karena aku nggak pernah ingin menjadi seperti Papa, Kek. Sedikitpun."
"Aku selalu mengajari Bulan bahwa kekerasan bukan sesuatu yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah tapi aku sendiri melakukannya."

"Ayahmu pantas mendapatkannya."

"Dia trauma terbesarmu, ketakutan terbesarmu, dan sumber luka terhebatmu. Dia yang mendorongmu melakukan itu padanya. Setiap orang punya batas kesabaran dan sudah sepantasnya kamu lepas kendali."

"Bahkan, tanpa tahu kejadian yang sebenarnya, Kakek masih membelaku."

"Jangan kepedean, Kakek tidak membelamu. Kakek hanya mengatakan kebenaran."

"Saat aku dituduh melakukan percobaan pembunuhan pada Natta, saat semua orang melarang anaknya dekat denganku, saat mereka menjauhiku , Kakek satu-satunya orang dewasa yang membela, melindungi, dan mencari tahu kebenarannya tanpa menghakimi ku."

"Kamu cucuku dan aku mengenal baik dirimu. Sudah sepantasnya aku begitu."

"Kakek sangat baik padaku."

"Hahaha kamu menangis lagi? Kakekmu ini tidak ingin punya cucu yang cengeng, Chandra."

"Aku belum bisa melakukan apa apa untuk membuat Kakek bangga."

"Sembuh lah. Jadi anak yang sehat, rajin ke sekolah, dan hidup berdua sama Kakekmu yang udah renta ini"

"Aku akan melakukannya. Selama ini, aku selalu iri melihat orang-orang yang dilimpahkan kasih sayang sama orang tuanya, aku selalu mengeluh Tuhan tidak adil dan selalu merasa sendiri setiap hari padahal aku punya Kakek yang selalu memikirkan tentangku. Cuman Kakek yang aku punya yang selalu mendukungku. "

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang