18. Ketua OSIS dadakan

4.2K 590 311
                                    

18. Ketua OSIS dadakan

Orang yang sering kali tidak dihargai adalah orang yang paling tau cara menghargai

🦋

Alih-alih babak belur hingga berakhir tak sadarkan diri seperti biasa saat Rio menghajarnya habis-habisan, Diaska sekarang malah terlihat santai menatap Alex dan semua preman_bawahan dari ayahnya.

"Kenapa suka banget mancing emosi sih? Kan kamu tahu ayahmu itu gimana Chandra, bagaimana kalau dia menyewa preman lain untuk menghajarmu?"

"Kakekku nanya tentang hubunganku sama Papa. Aku nggak punya jawaban lain ya karena di mata ku Papa itu benar-benar bajingan," jawab Diaska membuat Alex menghela napas.

"Pergi lah istirahat, besok kamu bisa masuk sekolah lagi kan seperti biasanya setelah diskors empat hari?"

Diaska mengangguk. Baru akan melangkah keluar, anak itu tiba-tiba berjalan masuk kembali membuat Alex menatap bingung. "Apalagi?"

"Anak paman yang paling kecil dilarikan ke rumah sakit lagi, kan?"

Alex tak menjawab dan terkejut saat tiba-tiba anak itu mengeluarkan sejumlah uang dari jaketnya lalu meraih tangannya dan meletakkan uang itu di sana.

"Aku baru aja nerima lumayan banyak uang dari Kakek. Semoga ini cukup bisa meringankan beban Paman," kata anak itu tersenyum tulus.

Alex kehilangan kata-katanya. Anaknya sampai sekarang belum bisa pulang karena ia belum bisa melunasi biaya administrasinya. Lalu ini?

"Chandra, " panggilnya parau.

"Semoga anaknya bisa segera pulih, ya, Paman. Jangan sedih lagi. Aku kangen dibuat kesal olehmu," ucap Diaska kemudian berjalan pergi.

Alex menatap nanar kepergian anak itu kemudian melihat sejumlah uang di tangannya, matanya menjadi berkaca-kaca. "Tuhan, tolong jaga bocah tengil itu untukku. Di mana pun dia berada, tolong lindungi Chandra."

##

Anna galau. Diaska tidak ingin mengangkat panggilan darinya bahkan tak membaca semua pesan yang ia kirimkan dari semalam. Lebih parah lagi, cowok itu tak datang untuk menjemputnya ke sekolah seperti biasanya.

Anna, hari ini gue audisi tapi, pihak sana ingin melakukan gimmick sama gue buat naikin rating Tv. Gue deg-degan, Na takut nggak lolos lagi.

"Gimmick apaan? Settingan, ya?" Anna mengirim balasan pada Veronika.

"Belum dikasi tahu ;))"

"Yaudah semangat! Jangan pesimis! Gue adalah fans pertama lo!"

"Lo juga semangat baikan sama ayangnya, jangan lupa makan, galau juga butuh tenaga."

"Bawel!" Anna mengirimkan emoji tertawa pada Veronika.

Bell pertanda pelajaran jam pertama dimulai semakin membuat hati Anna resah sebab bangku Diaska yang kosong terlebih Veronika hari ini tidak masuk sekolah. Hari ini ia benar-benar tidak mood melakukan apa pun.

Dalam hati berdo'a semoga Diaska segera masuk kelas karena biasanya cowok itu selalu datang terlambat. Namun, hingga Bu Dwi menutup jam pelajaran pertama, cowok itu tak kunjung kelihatan.

"Pagi tadi Ibu dapat pesan dari Diaska," kata Bu Dwi di depan sana membuat Anna sontak mengalihkan atensinya.

Bu Dwi fokus menatap layar ponselnya membaca pesan yang Diaska kirimkan.

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang