11. Marahnya orang sabar

4.6K 623 197
                                    

11. Murkanya orang yang suka bercanda

Hidup itu terlalu singkat untuk fokus memikirkan ucapan mereka yang tidak menyukaimu. Skip atau blokir orang-orang yang berpotensi bikin kamu sakit hati.

🦋

Diaska sedang berjalan santai di lorong sekolahnya saat sebuah bola terlempar keras mengenai wajahnya.

"Ya ampun, sorry," kata Aji sembari memungut bolanya.

Diaska menghela napas melihat Aji yang ke lapangan sembari tertawa terbahak-bahak bersama Bagas dan Kafka.

Cowok itu memilih berjalan ke kantin menemui kekasihnya. Ia langsung duduk di samping Anna dan menyerobot es teh manis yang ada di depan cewek itu membuat Anna menatap kesal.

"Harusnya gue yang kesal, Na. Lo nggak nungguin gue di pinggir lapangan," ucap Diaska.

Anna bersedekap dada sembari memalingkan wajah.

"Kan banyak fans lo yang nungguin," sindirnya melirik Diaska melalui ekor matanya.

"Gue maunya lo, biar semangat," balas Diaska.

Tapi, Anna tak mau kalah dengan membalas, "akunya yang nggak mau."

Diaska menatap Veronika yang duduk di depan mereka meminta dukungan. "Masa sama pacar begitu, kan?"

Veronika hanya mengangguk kecil sembari tersenyum.

"Jangan dicontoh, ya Anna yang durhaka sama pacarnya," kata Diaska.

"Mungkin Anna lagi ngambek," ujar Veronika.

Diaska menatap mata Anna. "Ngambek?"

Anna memalingkan wajahnya sembari bersedekap dada. "Kamu nanyeaaa?"

Diaska dan Veronika tak bisa menahan tawa mendengarnya.

Anna langsung melotot ke arah Diaska. "Kok kamu ketawa, aku marah?"

"Lucu," jawab Diaska.

"Nyebelin! Seneng kan kamu satu kelompok sama Bella?"

Ah ternyata itu penyebabnya. Diaska langsung paham, diusapnya lembut kepala Anna. "Ntar gue nyogok Bu Sri buat ganti."

Anna menepis tangan Diaska tetapi tatapannya yang tadi membara berubah, diganti tatapan penuh tanya. Kening cewek itu berkerut melihat Diaska. "Emang bisa?"

"Apa sih yang nggak bisa Diaska lakukan?" tanya Diaska tersenyum.

"Sombong," tukas Anna tajam.

Veronika hanya menonton dua sejoli itu dengan senyum kecil.

Hening di meja mereka. Hanya terdengar suara riuh beberapa siswa dan siswi yang memasuki kantin.

"Oh, iya. " Anna berbalik menatap kekasihnya. Ia menjulurkan tangan memegang dada Diaska. "Udah nggak sakit?"

"Nggak, Sayang," balas Diaska.

"Syukurlah," kata Anna.

Diaska menatap ke depan, Veronika yang dari tadi memegang ponselnya. "Kok lo nggak pesan makanan?"

Pasalnya ia melihat sepiring nasi goreng di depan Anna tetapi hanya ada segelas air putih di depan Veronika.

"Itu yang bikin sedih," adu Anna. "Ika batu banget dibilangin padahal seminggu yang lalu dia habis dioperasi karena ada gangguan di pencernaannya akibat dari diet berlebihan tapi sekarang diulangin lagi, dia nggak mau makan katanya diet."

HopelessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang