Jangan lupa vote, comment, & follow Lembayunsenj
Rencananya aku mau update Kelana lebih rajin, jadi kalo engga update dm atau ketok aja di wall yaaaaBeberapa hari berlalu, setelah pulang ke Jogja Kelana kembali menjalankan rutinitasnya mengecheck toko oleh oleh beserta kontrakan yang masih dalam proses pembangunan. Sepanjang perjalanan Karanganyar-Jogja Leon lah yang menyetir, pria itu menolak ketika Kelana menawarkan diri untuk gantian.
“Baru balik Dek?” tanya Elizabeth, mama dari Kelana.
Kelana memang memilih pulang ke rumah orang tuanya yang berada tidak jauh dari Malioboro. Ia harus setor muka ke orang tuanya jika masih ingin dianggap anak. Masalahnya wanita itu sudah hampir satu bulan tidak pulang ke rumah orang tuanya.
“Iya Ma. Ohh iya, beberapa varian rasa bakpia cepet banget sold out. Padahal tadi Adek check masih jam 10 an, baiknya produksi yang varian rasa itu ditambah berapa ya Ma?”
Pagi tadi ia mengunjungi beberapa toko oleh-oleh bakpianya dan ternyata customers banyak yang kecewa karena tidak mendapatkan varian rasa best seller yang memang digandrungi para wisatawan.
“Coba nanti konsultasi sama Papa dulu. Terus besok ke pabrik sentra bakpianya. Puji Tuhan mulai ramai lagi ya Dek. Kemarin pandemi toko oleh oleh Jogja banyak yang pada gulung tikar. Untung toko kita bisa bertahan.”
“Iya Mam, nanti Adek ngomong ke Papa. Nico mana Mam? Tumben sepi.” Kelana celingak celinguk mencari keponakannya itu, anak dari kakak laki lakinya.
“Ikut jalan sore sama Papa.”
“Kalo Mas Janu sama Mbak Rere?” Kelana meenanyakan orang tua dari Nico, alias kakak dan kakak iparnya.
“Pergi ke kondangan temen SMAnya.”
“Loh kok si curut engga ikut?” Elizabeth langsung melotot mendengar Kelana memanggil cucu satu satunya itu curut.
“Kamu itu lho, mbok jangan dibiasain manggil Nico kayak gitu. Udah tua kok engga bisa akur sama keponakan sendiri.”
Bukannya engga bisa akur, Kelana hanya senang menggoda keponakan kesayangannya itu. Ia suka jika Nico mencak mencak dan belum puas jika belum menggodanya.
“Udah mandi sana, muka kucel kayak gitu.” Kelana memberengut. Kucel kucel begini kan anak mama juga.
o0o
Sore itu Leon menghubungi Kelana, mengajak wanita itu makan malam. Leon mengaku tidak suka makan malam sendirian, jadilah pria itu menghubungi sahabat dari Rengganis itu.
“Ahh friday night ini pasti rame deh jalanan. Lagian lo kan nginep di Amplaz, tinggal keluar hotel udah banyak orang jual makanan. Atau jalan engga sampe lima menit dah sampe mall. Mau makan apa tinggal pilih.”
“Gue jemput deh. Engga kasian sama gue sebatang kara di di kota ini,” ujar Leon memelas dari seberang sambungan telpon.
“Lah lo emang ada kendaraan di sini?”
“Gue pinjem temen. Buruan shareloc yaa. Gue siap siap.”
Leon langsung menutup telepon, sedangkan Kelana mendengus katanya sebatang kara, nyatanya pria itu masih punya teman untuk dipinjami kendaraan. Kenapa pula tidak makan bareng temannya saja? Kan lebih praktis, tidak perlu ribet jemput Kelana dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
KELANA (END)
Romansa21 +++ 🔞 Kelana tidak peduli, ini hidupnya. Ia tidak pernah minta makan ke mereka, apa yang ia lakukan juga tidak merugikan mereka. Mereka seperti netizen maha benar yang merasa berhak mengakimi dan menghujat sesukanya. ~YUK FOLLOW DULU SEBELUM BAC...