8

16K 891 12
                                    

Awalnya Leon kira Kelana just another pretty face with no brain. Namun ternyata ia salah, setelah beberapa kali mengunjungi sekolah alam dan mengetahui tujuan sekolah itu didirikan pria itu salut dengan wanita itu.

Setelah respon Kelana yang tidak terduga sore itu, Leon menginap di villa wanita itu. Sepertinya semesta sedang mendukungnya, malam ini hujan deras disertai badai. Akhirnya Kelana memperbolehkannya menempati salah satu kamar di villanya, dengan catatan pria itu tidak boleh macam-macam atau lengannya akan ia patahkan.

“Lo kemana beberapa bulan ini? Kenapa menghilang gitu aja?”

“Ke Nepal.”

“Tapi orang tua lo bilang dulu ke luar kota?”

“Ya emang Nepal bukan luar kota Jogja?” Leon mendengus pelan, bisa saja jawaban wanita ini.

Saat ini mereka berdua sedang duduk di sofa menonton film. Karena tenggorokannya terasa kering, wanita itu berjalan ke kulkas yang telah Lini isi penuh dengan beer pagi tadi.

Wanita itu membawa dua kaleng beer ke depan televisi, dan membuka salah satunya.

“Ini buat gue?” salah satu alis Leon terangkat.

“Ehh jangan deh, ntar lo mabuk ngajak mantap mantap lagi!” Akhirnya dua kaleng beer itu habis ditegaknya.

“Emang malem itu mantap yaa?” Leon menyengir dengan ekspresi yang menyebalkan.

“Lo bahas tentang malem itu lagi, gue tendang keluar yaaa!” Leon malah tergelak, di luar sedang hujan deras disertai petir dan guntur yang saling bersautan.

Karena tidak ingin ditendang keluar, Leon memilih untuk menutup mulurnya. Mereka fokus menatap layar yang menampilakn film Iron Man.

“Emang lo belum pernah nonton Iron Man?”

“Pernah, sering malah. Lebih dari 30 kali, atau malah 50 kali.” Kelana menjawab namun matanya masih menyaksikan Iron Man yang saat ini sedang bertarung dengan Killian.

“Sesuka itu sama Iron Man?”

“Yeah, dia jadi pahlawan karena otaknya yang cerdas.”

“Gue kira cewek bakal lebih suka sama Captain America, karena banyak yag nganggap gantengnya engga ketulungan.”

“Yups, Chris Evans emang ganteng tapi Iron Man lebih menarik dan mempesona menurut gue.”

Mereka mengobrol ringan sembari mengomentari film yang sedang mereka tonton. Ketika Iron Man sudah habis, Kelana memilih untuk melanjutkan menonton Black Widow. Entah sudah berapa kali ia menonton film ini, tapi ia tidak pernah bosan.

“Natasha sexy banget ya,” komentar Kelana tanpa sadar.

“Lo engga kalah sexy kok,” ujar Leon enteng, sontak wanita itu langsung menatap Leon tajam. “Apa? Gue jujur kali.”

“Bodo.” Kelana mencoba mengabaikan komentar Leon dan fokus menyaksikan Natasha dan Yelena yang sedang bertarung.

Kelana mulai mengantuk, wanita itu melihat jam yang terpajang tepat di samping televisi yang menunjukkan sudah tengah malam. Entah sudah berapa kali wanita itu menguap. Disenderkannya tubuhnya di sofa, saat ini memang mereka tengah duduk berdua di sofa memanjang.

Kelana sudah terkantuk kantuk ketika Leon menarik pelan kepalanya agar bersandar di pundak kokohnya. Leon menarik ujung bibirnya melihat wanita itu tidak protes.

o0o

Kelana mempererat pelukannya pada guling yang sangat nyaman untuk dipeluknya. Anehnya kali ini guling itu dapat membalas pelukannya, wanita itu seketika tersentak merasakan tubuhnya direngkuh dan tangan kokoh itu tepat di atas payudaranya. Bukan, bukan di atas payudaranya, lebih tepatnya sedang meremas payudaranya!

KELANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang