12

15.9K 937 15
                                    



Minggu pagi Kelana memutuskan untuk mengunjungi Kos Himalaya, sudah lama ia tidak menengok anak anak di sana. Wanita itu memasuki bangunan kos putri, di tanganya sudah ada brownies 4 kotak.

“Wahhh Ibu kos dateng!!!” sorak Dewi, heboh seperti biasanya.

Anak-anak kos putri sedang berkumpul di ruang tamu. Tampaknya mereka sedang nonton bareng. Karena hari libur, kos Himalaya pagi ini tampak ramai.

“Nih, yang dua kasih ke kos putra yaa.” Kelana menyodorkan pada salah satu penghuni kos.

“Sini join nonton drakor, dah lama engga ke sini Mbak.”

Kelana pun ikut duduk di sebelah Dewi, “sibuk dari kemaren. Ini apa judulnya?”

Wanita itu memang sudah tidak pernah menonton drama Korea. Tapi dulu ia sempat rutin menonton gara gara Elizabeth sangat menyukainya. Pada saat itu masih jaman Full House, Jewel in the Palace, Endless Love, Dong Yi, Secret Garden, 49 Days, dll. Tapi semakin tua, ia semakin malas melihat drama Korea karena kesibukannya.

“The K2, pacar aku yang main.” Mata Dewi berbinar binar menatap aktor di televisi, gadis itu mengaduh saat intan tetangga kosnya menjitaknya.

“Ngimpi! Mana mau Ji Chang Wook sama kamu.” bibir Dewi mengerucut.

“Huaaaaaa!!!! Ya Tuhan, indah sekali ciptaan-Mu,” para penonton terkagum kagum menatap tubuh Ji Chang Wook yang sedang bertarung di kamar mandi melawan banyak orang.

“Ihh kok di buremin gitu bawahnya!” Intan memprotes karena mereka hanya dapat melihat tubuh bagian atas aktor itu saja. Kelana menelan liurnya dengan susah payah, bayangan tubuh Leon menghantuinya. Kekarnya tubuh Leon hampir mirip dengan tubuh aktor itu, bedanya tubuh Leon lebih tinggi.

Kelana memukul kepalanya, mencoba mengenyahkan pikiran kotornya. Mengapa sekarang ia jadi mesum seperti ini.

Tiba tiba Reza dan Aldi mucul di ruang tamu, kedua pria itu berdecak melihat tontonan para penghuni kos wanita.

“Ini pasti kerjaannya Dewi, demennya nonton drakor yang banyak cipokannya!” tuduh Reza.

“Ihh Mas Reza sembarangan nuduh, orang ini idenya Intan. Lagian mending kita nonton drakor, Mas malah nontonnya hentai sama bokep kan! Ngaku!”

“Auwww…” pekik Dewi ketika kepalanya mendapat hadiah jitakan dari Reza.

Pagi itu Reza dan Aldi berakhir ikut menonton drama Korea meskipun lebih banyak berkomentar yang membuat para wanita tidak terima karena menghina Ji Changwook-nya.

“Mbak tau engga tadi malem aku ketemu cowok bangsat, dia nunjukkin anu nya gitu. Ihhhh jijik!” Dewi bergidik ngeri mengingat kejadian semalam.

“Anu apa?” tanya Kelana belum paham.

“Penisnya, emang bangsat itu orang. Bangga banget sama kontol kecil macam jamur gitu. Gue belum puas ngasih pelajaran sama itu orang.” Reza mengeluarkan sumpah serapahnya, tampak pria itu emosi.

“Kok bisa? Di mana emang?”

“Di gang samping situ. Kan aku malem malem mau cari makan sama Intan, kebetulan ujan. Kami pake payung, satu buat berdua. Waktu berangkat ke tempat makan belakang situ, aku liat mas mas pake jas hujan berdiri di samping gang. Engga tau ngapain. Nah pas pulangnya itu, aku liat itu orang masih di situ terus dia singkap jas hujan model kelelawarnya. Ternyata dia engga pake celana, terus dia pegang itunya, iyuhhhhhh.” Dewi bergidik, merinding mengingat barang yang tidak sengaja dilihatnya kemarin.

“Untung Mas Reza baru pulang, ngeliat kita berdua teriak langsung nyamperin.”

“Iyuhhhh itu batangnya gondal gandul, dari semalem kebayang bayang terus.” Dewi mengetuk menguk kepalanya agar bayangan batang gondal gandul itu menghilang.

“Udah diamanin tapi Za?” tanya Kelana khawatir dengan keselamatan mereka.

Kasus eksibisionis memang sangat meresahkan masyarakat. Para pelaku ini sengaja memamerkan alat vitalnya kepada korban, di tempat yang sepi atau bahkan di tempat umum. Eksibisionis sendiri berasal dari kata eksibisionisme, yaitu kondisi dimana terdapat dorongan, fantasi, dan tindakan untuk memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang asing tanpa persetujuan orang asing tersebut. Kondisi ini termasuk ke dalam gangguan paraphilia atau penyimpangan seksual.

“Udah kok Mbak. Tapi tetep aja harus hati hati, sekarang juga lagi marak begal payudara. Bahkan temen cewek gue ada yang diikutin di jalan habis pulang rapat UKM.”

“Pokoknya tetap hati hati yaa.” Kelana mengelus puncak kepala Dewi.

“Mas Reza punya cewek?” Dewi langsung menatap Reza dengan wajah penuh tanda tanya.

“Kenapa emang? Cemburu yaaa?” goda Intan.

“Mana ada, sembarangan kalo ngomong!” Dewi membela diri, “BTW Tan, semalem kita di suguhi barang gondal gandil jerit jerit tapi tadi lo malah protes pengen liat badannya Ji Changwook! Dasarr!”

Tawa mereka pecah mendengar celetukan Dewi.



o0o

Setelah seharian menghabiskan waktu di kos Himalaya, Kelana kembali pulang ke apartemennya. Kelana duduk di kursi malas yang terletak di balkon apatemennya. Tangan kirinya masih asik mengscroll Instagram milik Leon, sedangkan tangan kanannya memegang beer dan meneguknya sesekali.

“Huhhhh…”

Kelana menghembuskan napas melihat postingan terbaru Leon. Pria itu memposting foto shirtlessnya dan banyak perempuan yang berkomentar di postingan tersebut. Apalagi sekarang akun Instagram itu sudah centang biru dan memiliki followers jutaan.

“Dasar tukang pamer!” gerutu Kelana saat melihat postingan Leon akhir akhir ini yang memamerkan tubuhnya. Wanita itu menjadi kedal, entah karena apa.

Sudah sebulan lebih Leon tidak menghubunginya, kelana pun gengsi untuk menghubungi pria itu terlebih dulu. Entah karena ponsel itu dipegang dengan tangan kiri dan Kelana mengscroll akun Leon dengan perasaan kesal, wanita itu syok ketika menglike salah satu postingan.

Shit…aduhh dasar tangan.” Kelana memukul tangan kirinya dengan tangan kanannya. Wanita itu panik, apalagi postingan yang dilike adalah foto Leon yang memamerkan tubuh kekarnya.

“Aduh notifnya udah masuk belum yaaa.” tanya Kelana panik.

Kelana tercekat ketika mendapatkan notifikasi Leon mengikuti akun instagramnya. Sontak wanita itu langsung mengacak rambutnya, sembari berteriak tidak peduli dengan tetangga apartemennya yang pasti merasa terganggu dengan teriakkannya.

o0o

Manager Leon menyerngit bingung menatap model yang sedang naik daun itu. Setelah berminggu minggu murung, dan memilih kerja bagai kuda untuk pertama kalinya pria itu tersenyum lepas. Bukan senyum yang dipaksakan ataupun senyum formalitas.

Wajah yang berminggu minggu itu tampak lesu, malam ini tampak cerah. Bahkan beberapa model wanita sampai terkejut melihat pria itu tersenyum, lalu tiba tiba tertawa ketika melihat ponselnya.

“Lo waras kan? Jangan jangan karena kerja bagai kuda sekarang jari engga waras.” sang manager memegang bahu Leon lalu mengguncangnya, mencoba menyedarkan artisnya itu yang saat ini malah menyemburkan tawanya.

“Pesenin tiket ke Jogja ya! Beberapa hari besok gue bisa break kan? Bisa dong, masak engga bisa!” pria itu tahu jika perkataan Leon mengandung ancaman, intinya beberapa hari ke depan pria itu ingin bebas.

“Ck…oke deh. Tapi ngapain ke Jogja? Mau liburan?”

Leon tidak menjawab pertanyaan managernya, pria itu malah berjalan melanjutkan pemotretannya kali ini. Sang manager menatap Leon dengan tanda tanya, pria itu tampak semangat menyelesaikan pemotretannya.

 


Terima kasih semuanyaaa, sayang kalian banyak banyak ❤❤❤











KELANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang