Leon dan Kelana mengundang keluarga Rengganis ke pemberkatan dan perayaan pernikahan mereka. Selama ini Ira, ibu dari Rengganis sudah seperti orang tua Leon sendiri. Hal ini dikarenakan persahabatannya dengan Rengganis yang sudah terjalin sejak sekolah, Leon sudah biasa menghabiskan harinya di rumah sahabatnya itu.
Ira pun memperlakukan Leon seperti putranya sendiri. Wanita paruh baya itu tahu bagaimana kesepiannya Leon sejak kecil, ia ditinggal ke Belanda oleh kedua orang tuanya. Leon hanya tinggal dengan kakek dan para pembantunya.
Ira memiliki tempat tersendiri di hati Leon, bahkan kadang pria itu merasa Ira lebih memperdulikannya dari pada ibu kandungnya sendiri. Pria itu turut senang ketika akhirnya Ira kembali rujuk dengan mantan suaminya. Meskipun mantan suaminya itu selalu cemburu dengan kedekatan Leon dan Ira.
Tatapan Leon pun beralih ke keluarga kecil Rengganis. Entah apakah keluarga itu dapat disebut keluarga kecil, karena pada kenyataannya Rengganis memiliki lima anak yang selalui ramai dimana pun dan kapan pun.
Leon tidak dapat menahan tawanya ketika menyaksikan Phia putri bungsu Rengganis yang meraup ice cream di dalam mangkok kakaknya. Si pemilik ice cream yaitu Jay, sudah berkaca kaca, bibirnya bergetar siap untuk menangis.
Sedangkan tersangka yang membuat kakaknya menangis itu meringis lalu tertawa di pangkuan ayahnya karena merasakan dingin di tangan mungilnya. Ice cream di tangan itu segera ia masukkan ke dalam mulut kecilnya. Balita itu tampak bahagia dapat merampas ice cream milik Jay.
"Huaaa Bunda, Phia ambil ice cream kakak!" adu Jay yang langsung berlari mencari Rengganis. Meskipun ayahnya sedang berada di dekatnya, nyatanya Rengganis lah yang selalu dicari cari.
Kadang Leon heran, bagaimana sahabatnya itu dapat mengurus lima orang anak, suami, dan restorannya sekaligus. Leon tertawa saat keributan kecil itu berlanjut, kini Dewa mengambil perannya ikut meramaikan keributan yang dibuat adik bungsu kesayangan keluarga Bara itu.
"Ayo Phia say sorry ke Kak Jay. Phia kan tadi udah makan ice cream sama Ayah. Masak punya Kak Jay juga diambil." Rengganis berkata dengan suara lembutnya, wanita itu berusaha bersabar.
"Sharing." ujar balita itu masih menikmati menjilati ice cream di tangannya, bahkan kini sudah mengotori dress dan kemeja Bara. Rengganis menarik napas panjang, mencoba bersabar menghadapi masalah masalah kecil seperti ini.
Leon membayangkan, jika esok ia akan dikelilingi oleh anak-anak seperti milik keluarga Bara itu. Pasti rumahnya akan ramai dan seru. Tapi Kelana hanya berencana memiliki dua anak, apakah ia harus membujuk wanita itu untuk menambah anak lagi?
o0o
Kelana menghembuskan napas panjang setelah tamu tamu makan malam perayaan pernikahannya mulai membubarkan diri. Jam di ponselnnya telah menunjukkan pukul sebelas malam.
Restoran yang ia sewa khusus perayaan pernikahan itu mulai sepi, sisa sisa makanan pun mulai diberesi oleh staff restoran. Kelana masih menatap kursi di ujung meja panjang yang sengaja dikosongkan oleh Elizabeth.
Tepat di atas kursi itu terdapat satu mawar putih, di kursi itu seharusnya Darius duduk., tersenyum bahagia karena putri kesayangannya saat ini telah menikah dengan pria pilihannya.
"Yuk pulang," Leon datang mengecup pundak Kelana yang tidak tertutupi dressnya, karena model spaghetti strap dress yang dikenakannya.
Mereka harus segera beristirahat kerena besok mereka harus terbang ke Labuan Bajo. Leon lah yang merencanakan honeymoon itu, Kelana pun setuju karena ia sudah lama tidak mengunjungi Labuan Bajo. Namun mereka hanya memiliki waktu 3 hari dikarenakan jadwal kerjaan Leon yang padat.
"Ayo, bentar Mama pulangnya sama siapa ya?" Kelana bangkit untuk mencari Elizabeth.
"Udah mau pulang sama Mas Janu, tapi kayaknya tadi mau ke toilet dulu. Yuk nemuin Mama dulu, kayaknya besok engga sempat kalo pamitan pagi pagi."
"Mami, Papi, Kakek, sama adik kamu di mana ya? Dari tadi aku engga liat." ujar Kelana penasaran.
Fakta baru yang baru beberapa hari ini ia katehui adalah, ternyata Leon memiliki adik angkat. Kedua orang tua pria itu mengangkat anak perempuan bernama Else. Saat ini Else sudah berumur 22 tahun dan baru saja menyelesaikan pendidikannya.
Kelana heran mengapa Leon dahulu tidak pernah membicarakan mengenai Else. Orang tua Else merupakan teman baik dan rekan bisnis orang tua Leon yaitu Rafael dan Rosalie. Orang tua Else meninggal ketika wanita itu masih berusia 5 tahun.
Sebenarnya yang membuat Kelana tidak nyaman adalah cara Else memandang Leon. Kelana juga seorang wanita, ia tahu jika Else memandang Leon penuh damba. Haruskah Kelana berhati hati pada adik angkat Leon itu? Entah mengapa firasatnya tidak enak.
"Udah pada balik tadi, mereka juga cuma ngabarin lewat telepon. Engga tau kapan perginya." ujar Leon cuek, sedangkan Kelana merasa ada yang salah.
Ia seperti menantu yang tidak tahu sopan santun karena tidak mengantarkan keluarga suaminya ketika akan kembali ke hotel. Kelana tadi terlalu sibuk mengurus perintilan dan menyambut tamu tamu. Meskipun ia sebisa mungkin juga tetap bercengkrama dengan mertua serta keluarga suaminya itu.
Elizabeth pun sejak tadi berusaha untuk mendekatkan diri dengan keluarga besannya itu. Mungkin karena pernikahan mereka terlalu mendadak hingga tidak cukup waktu untuk saling mendekatkan diri.
o0o
Pasangan pengantin baru itu sibuk membersihkan diri setelah seharian sibuk dengan acara yang sangat padat. Kelana menolak untuk menginap di hotel, entah karena apa. Leon pun hanya menurut, tidak masalah sementara mereka pulang ke apartemen saja karena besok mereka harus terbang ke Labuan Bajo.
Dahi Leon menyerngit saat menyaksikan Kelana yang keluar dari kamar mandi menggunakan celana yang sangat pendek sehingga tenggelam oleh kaos oversize yang wanita itu kenakan.
Leon kira malam ini Kelana akan menggunakan pakaian sexy untuk malam pernikahan mereka. Ternyata pria itu salah, meskipun Kelana cuga tampak sexy menggunakan apa pun tapi tetap saja itu di luar dugaan Leon.
Leon yang sudah mandi terlebih dahulu, saat ini duduk di kursi yang terletak di kamar apartemen Kelana. Pria itu tidak ingin merusak hiasan dan taburan bunga yang telah mertuanya siapkan. Tentu bukan Elizabeth sendiri yang menghias, tapi mertuanya itu meminta tolong decor untuk sekalian menghias kamar itu.
"Kerjaan Mama nih, ini kita tidurnya gimana coba kalo banyak kelopak mawar begini. Bisa gatel gatel nih, gimana kalo ada uletnya?" dahi Kelana menyerngit membayangkan ulat yang berada di ranjangnya. Meskipun sangat kecil kemungkinannya.
Kelana mengumpulkan kelopak bunga di ranjang, Leon dibuat melongo oleh tindakan Kelana tersebut.
"Kok kamu rusak decorasinya?" tanya Leon yang sudah bangkit dari tempat duduk, pria itu masih tidak habis pikir.
"Biar kita bisa cepetan tidur. Emang kamu engga capek? Bentar aku beresin dulu." Kelana masih sibuk mengumpulkan kelopak mawar itu dan menyingkirkannya dari ranjang mereka.
"Ehhh, jangan jangan kamu mau foto dulu decorasinya? Kamu udah liat kan tadi? Atau kamu belum puas liatinnya?" Tanya Kelana pada suaminya itu.
Yah memang beginilah Kelana, dan Leon harus bersiap dengan kejutan kejutan lainnya dari istrinya itu. Akhirnya Leon pun ikut membantu Kelana membersihkan ranjang mereka.
Gimana nih? Ga jadi malam pertama tapi malah beberes wkwk
Gara gara nulis part ini aku jadi penasaran, kalian waktu malam pertama di kamar hotel itu kan biasanya dihias happy wedding terus ada pasangan angsa gitu. Kalian beresin dulu kayak Kelana, atau langsung ditidurin?
Silahkan kalo mau baca ceritanya keluarga cemaranya Pak Lurah Bara dan Mbak Rengganis, bisa langsung baca Duda Kesayangan Rengganis yaaaa...

KAMU SEDANG MEMBACA
KELANA (END)
Romance21 +++ 🔞 Kelana tidak peduli, ini hidupnya. Ia tidak pernah minta makan ke mereka, apa yang ia lakukan juga tidak merugikan mereka. Mereka seperti netizen maha benar yang merasa berhak mengakimi dan menghujat sesukanya. ~YUK FOLLOW DULU SEBELUM BAC...