34

12.1K 812 18
                                    

Terima kasih udah baca, vote, and comment ❤

Suka banget bacain komentar positif kalian :)







Leon tiba di Jogja setelah maghrib, Kelana tersenyum menyambut kekasihnya yang sore ini menggunakan hoodie, masker, dan topinya seperti biasanya agar orang-orang tidak mengenalnya. Namun tentu Kelana dapat mengenali kekasihnya itu.

"Aku aja yang nyetir, kamu pasti capek." Leon lah yang akhirnya yang mengemudi.

"Mau makan dulu engga? Aku belum makan dari pagi." ujar Kelana memelas, memang wanita itu belum menyentuh makanan yang ia pesan di Jiwa Jawi.

Mendengar Kelana sering melewatkan jam makannya, Leon pun berdecak.

"Kamu jangan suka lupa makan gitu ah. Nah gimana aku tega kalo liat kamu ngurus pernikahan sampai lalai makan."

Mereka akhirnya berhenti di salah satu warung seafood. Kelana pun memesan banyak makanan untuk mereka berdua. Saat ini di meja mereka penuh dengan makanan.

Terdapat Kepiting Saus Padang, Cumi Lada Hitam, Gulai Ikan Belimbing, dan Udang Goreng Mentega. Leon menatap Kelana tidak percaya.

"Yakin ini bakalan habis?"

"Habis, aku laper banget."

"Kamu engga takut kalo nanti berat badan naik? Nanti baju pengantinnya jadi kekecilan. Tapi aku seneng kok kalo kamu makan banyak." Ujar Leon ragu ragu, ia takut membuat Kelana marah karena bawa bawa berat badan. Sudah menjadi rahasia umum, kadang wanita sensitif jika membahas berat badan.

"Ck...emang aku segendut itu ya? Masak kemarin pas fitting baju pernikahan calonnya Ganesh juga bilang kalo aku gendut." tannya Kelana namun wanita itu tetap melanjutkan menyantap udang saus menteganya.

"Maksudnya foto baju pengantin yang dikirim Baswara itu?" Leon sebenarnya masih dongkol jika mengingat kelakuan sepupu Kelana itu yang senang betul mengerjainya.

"Iya. Itu fotonya dari Ganesh, terus dikirim di group keluarga. Ehh bentar, baru aja kemarin saudara saudara nanyain calon dan kapan nikah di group itu gara gara liat aku pake baju pengantin. Ehhh malah beneran nikah besok."

"Iya berarti doa nya saudara saudara kamu terkabul. Ohh iya, besok ke makam Papa kamu yaa."

Seketika aktivitas Kelana membuka cangkang Kepiting Saus Padangnya terhenti. Memang akhir akhir ini terlalu sibuk pengurus persiapan pernikahan, tapi tidak seharusnya ia melupakan Darius yang telah tiada. Bukan maksud Kelana untuk lupa mendatangi makam papanya.

Melihat respon Kelana yang seketika diam, Leon merangkul wanita itu dengan tangan kirinya. Disandarkannya kepala wanita itu ke bahu kirinya. Suasana seketika menjadi sendu.

Leon menghembuskan napas panjang, mengusap lengan wanita itu untuk memberi ketenangan. Dikecupnya puncak kepala kekasihnya itu.

"Ihhh pegang pegang, tangannya kan habis pegang makanan. Duh tadi cium rambut aku, jadi berminyak engga ini?" seketika wanita itu langsung memisahkan diri dari Leon. Pria itu berdecak, suasana yang sebelumnya sendu seketika berubah.

"Tangan kiri aku kan belum pegang makanan apa apa. Ini cuma tangan kanan yang kotor, lagian kan udang sama kepitingnya kamu yang kupasin."

Memang Kelana yang sejak awal mengupas semua udang dan membuka cangkang kepiting untuk dinikmati Leon. Wanita itu memang lebih terampil dalam memakan seafood. Kelana pun juga senang melakukan hal tersebut ke orang yang disayanginya.

Setelah menyelesaikan makan malam mereka, yang hebatnya mereka berhasil menghabiskan semua menu yang dipesan mereka pun ke apartemen. Kelana yang awalnya berniat pulang ke rumah pun batal.

KELANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang