14

16.2K 918 8
                                    


Kelana rebahan di karpet depan televisi, sedangkan Nico juga asik menonton kartun Pororo berbantalkan perut tantenya itu.

"Perut Onty sakit Nic, sini bobo dibantal aja." Kelana menepuk bantal sofa yang sudah tergeletak di karpet. Nico pun menurut dan berbaring di samping tantenya.

"Onty,"

"Ya sayang?" Kelana mendekap tubuh mungil keponakannya yang siang tadi baru dijemputnya pulang sekolah.

"Nico punya pacar loh," pernyataan anak balita itu membuat Kelana dan Elizabeth melotot.

Elizabeth berdeham, "emang siapa pacar Nico?"

"Felice, dia cantik banget. Rambutnya suka dikucir atau dijepit warna warni. Rambutnya halus Yangti. Nanti pergi ke mall ya Onty, beli kucir sama jepit for my girlfriend." Nico tersenyum menampakkan gigi gigi kecilnya.

Kelana geleng geleng kepala, bagaimana keponakannya dapat mengetahui pacar pacaran padahal masih balita.

"Ini nih ajaran Mas Janu. Bisa bisanya diajarin kenal cewek sejak dini!" Kelana berdecak.

"Ohh kita ke Mall sekarang aja Onty. Yuk!" Nico bangkit berdiri, lalu mencoba menarik tangan Kelana agar ikut bangkit.

"Panas sayang, nanti aja sama papa."

"Kan naik mobil Onty, di dalem mall dingin. Lagian Papa capek kerja, kasian." Nico menatap Kelana penuh harap.

"Mager Mam, males nyetir juga" ujar Kelana mengiba padahal hari ini ia ingin bermalas malasan saja.

"Papa mau pergi main badminton sama temen temennya, bareng aja. Nanti pulangnya pinta jemput Mas atau naik ojol." Elizabeth memberi saran.

"Mama engga mau ikut?"

Elizabeth menggeleng, "nanti sore Mama bareng ibu ibu kompleks mau jenguk Bu RT di rumah sakit."


o0o


Setelah membeli barang yang diinginkan di mall yang hanya berjarak lima belas menit dari rumah orang tuanya, Kelana menggandeng Nico untuk menaiki eskalator menuju lantai paling tinggi di bangunan ini.

"Nic mau makan apa? Onty lapar habis jalan jalan."

"Maunya main Timezone aja Onty."

"Mainnya nanti, sekarang makan dulu."

Ponsel Kelana berdering, ia mengeluarkan ponselnya dari sling bagnya. Nama Leon nampak di layar ponselnya.

"Halo?"

"Lo sibuk engga? Lagi di mana sekarang?"

"Engga terlalu sih, ini di Malioboro Mall."

"Gue ke situ, tunggu bentar."

"Ngapain ke sini?" Kelana menahan diri untuk tidak memekik.

"Ya ketemu lo. Tunggu bentar aja, lo di lantai berapa?" di seberang sambungan terdengar bunyi krasak krusuk, sepertinya pria itu sedang bersiap.

"Di foodcourt."

"Tunggu yaa."

Kelana langsung memutus sambungan telpon, ia menghembuskan napas mencoba bersabar menghadapi Leon.

"Nic mau makan bento?" Nico mengangguk, anak itu memang tidak pilih pilih makanan. Semua jenis makanan dapat masuk ke perut gembilnya.

Kelana memilih tempat duduk di dekat kaca dengan pemandangan kota Yogyakarta dari ketinggian. Beberapa menit setelahnya, Kelana dikejutkan dengan tepukan di bahunya.

KELANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang