Pembunuh berantai

2K 153 23
                                    

Seorang pemuda mungil sedang berlari menuju halte supaya dirinya tak ketinggalan bus. Saat dirinya sampai, bus pun datang. Dia, Park Jimin yang berusia 20 tahun yang kini sedang menuju kantor.

Keseharian dia adalah bekerja hingga sore hari lalu dirinya akan pulang ke rumah dan membereskan pekerjaan rumah. Entah itu menyapu, mencuci piring dan lainnya.

Jimin tinggal di apartemen, Jimin itu adalah anak yatim piatu. Keduanya orang tuanya meninggal saat dirinya umur 2 tahun, dia tau itu karena ibu panti yang bercerita.

Dia di angkat menjadi anak oleh keluarga Jeon saat umurnya 15 tahun. Dia bersekolah di HYBE school karena beasiswa yang dia raih, banyak yang menghina serta membully nya namun Jimin hanya diam tak menanggapi walaupun sakit.

Selama disekolah itu, dia selalu bersama dengan Jeon Jungkook. Anak dari keluarga yang telah mengangkatnya menjadi anak. Jeon Jungkook putra bungsu yang dimana Jeon Namjoon adalah putra sulung. Dan Jimin itu seumuran dengan Jungkook.

Jimin dan Jungkook di jodohkan oleh kedua orangtua Jungkook karena Jungkook yang patah hati saat umurnya 16 tahun. Kekasih hatinya pergi dan dikabarkan menikah 3 tahun yang lalu.

Jungkook selalu kasar pada Jimin, bahkan Jimin hanya di pandang sebagai pemuas nafsu saja oleh Jungkook. Tiap hari Jimin selalu menyiapkan berbagai kebutuhan Jungkook namun semua itu kembali sia-sia karena Jungkook tak pernah memakan makanan yang di masak oleh Jimin.

Jungkook tau jika Jimin menyukainya dari umur 10 tahun tapi Jungkook terpaksa menerima kehadiran Jimin karena orang tuanya maka dari itu Jimin selalu disiksa saat mereka sudah pindah ke apartemen.

Plak

"Sudah aku katakan jika aku tak akan sudi makan masakan sampah mu itu."bentak Jungkook setelah menampar Jimin keras bahkan Jimin sampai terjatuh ke lantai.

Jungkook pergi dari hadapan Jimin menuju kamarnya dan membanting pintu dengan keras. Jimin memegang pipinya yang sakit, Jimin berdiri dan berjalan menuju dapur. Membuka kulkas dan mengambil air es, mengambil baskom dan handuk kecil lalu merendam handuk tersebut.

Sudah 10 tahun ini Jimin selalu di siksa walaupun waktu kecil hanya lontaran dari mulut Jungkook saja namun sekarang tangan bahkan kaki Jungkook yang menyiksa tubuhnya.

"Seberapa besar rasa benci mu padaku dan apa salahku padamu? Apakah jika aku pergi dari hadapan mu, kau akan bahagia?"gumam Jimin sambil mengompres pipi nya dan air mata kembali mengalir.

~~~

"Tumben sekali hari ini tidak banyak orang yang berlalu lalang."ucap Jimin sambil memandang taman indah di depannya.

Jimin baru saja pulang dari supermarket membeli kebutuhan makanan. Jimin selalu memakai uang dari gajinya, bahkan gajinya pun sama seperti gaji karyawan lain. Orang tua Jungkook ingin Jimin menjabat sebagai asisten Namjoon namun Jimin menolak karena dirinya ingin mandiri.

Saat Jimin akan melewati gang sempit, sebuah tangan menarik tangan Jimin ke dalam gang sempit itu dan belanjaan Jimin pun terjatuh. Jimin yang pingsan karena obat tidur itu langsung di gendong menjauh dari sana.

Malam hari, kedua orang Jungkook berada di apartemen untuk melihat keadaan anak anak mereka. Namun mereka tak melihat Jimin di manapun dan Jungkook hanya bilang Jimin pergi ke supermarket.

Jam menunjukkan pukul 10 malam namun Jimin tak kembali juga. Mereka semua khawatir kecuali Jungkook. Mereka akan melapor jika saja sebuah panggilan dari nomor tak di kenal menelfon Tuan Jeon.

"Hallo, apa benar ini dengan keluarga Tuan Park Jimin?"

"Iya benar, aku ayah nya."

"Maaf Tuan, bisa anda membawa barang-barang tuan Jimin? Dan ada sesuatu yang akan saya bicarakan."

[END] GWAENCHANH-A? 2 || KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang