Kekurangan?

1K 113 10
                                    

Pemberitahuan
Cerita ini hanya fiksi dan tidak ada kebenaran nyata



Malam hari yang dingin memang lebih enak untuk tidur menggunakan selimut yang hangat bukan berada di luar untuk melihat balapan liar. Jam yang menunjukkan pukul 00.00 itu malah semakin penuh akan manusia dan teriakannya.

Kedua laki-laki dengan perbedaan tinggi serta wajah itu saling berhadapan dengan tatapan sengitnya. Memandang penuh dendam untuk memenangkan pertaruhan malam ini.

"Ayo taruhan." Ucap laki-laki yang lebih tinggi dan tampan.

"Ayo, siapa takut!" Jawab laki-laki yang lebih pendek dan tampan serta cantik itu.

"Kalo aku menang, pacarmu buat aku." Ucap laki-laki tinggi.

"Oke tapi kalo kamu kalah, kamu yang jadi pacar aku." Ujar laki-laki pendek.

"Gk waras."

"Lanjut taruhan or berhenti, kalo berhenti kamu kalah tanpa pertandingan."

"Aku gk bakalan kalah, liat aja."

Keduanya memisahkan diri berjalan pada masing-masing motor besar untuk balapan. Memasang helm dan laki-laki pendek itu memandang laki-laki tampan itu dengan mengacungkan jempol ke bawah.

Sedikit cerita, sebelumnya mereka sangat dekat bahkan tidak pernah terpisahkan namun karena masalah percintaan membuat mereka berakhir berjauhan. Laki-laki tampan yang setiap ingin berpacaran harus menahan emosi saat wanitanya malah lebih memilih sahabat pendeknya itu walaupun sahabatnya itu tidak pernah memperdulikan nya.

Namun sudah berapa banyak wanita yang dekat dengannya malah lebih memilih sahabat pendek nya itu. Park Jimin, nama sahabat pendeknya itu dan dia Jeon Jungkook.

Karena itu lah mereka berjauhan apalagi saat Jimin menyatakan bahwa dia mencintai Jungkook, sahabatnya sendiri. Heol, dia masih lurus dan menyukai buah melon yang menggantung daripada terong di balik celana.

Wanita seksi berjalan di depan mereka berdua dengan membawa bendera untuk memulai pertandingan. Melempar bendara menandakan pertandingan di mulai. Keduanya langsung menancapkan gas meninggalkan garis start.

Keduanya saling kebut-kebutan, saling menyalip di jalan yang lenggang itu. Jungkook kini memimpin paling depan, berjarak seratus meter di belakang nya ada Jimin. Saat di pertigaan, Jungkook bergerak mulus dengan kecepatan tinggi namun tidak dengan Jimin.

Sebuah mobil dari arah kiri menghantam motor Jimin hingga motor serta Jimin melayang jauh. Jungkook yang berada di depan sana langsung berhenti saat pendengaran nya mendengar suara keras. Melihat Jimin yang melayang dan menghantam badan atas mobil lalu menggelinding diatas aspal, jangan lupakan motor Jimin yang lumayan hancur.

"Jimin." Teriak Jungkook.

Jungkook melajukan motornya mendekat, lalu berhenti dan melemparkan helmnya. Mendekat ke arah Jimin yang sudah terbaring di atas aspal, membuka helm Jimin yang kini penuh dengan darah. Tangan bergetar Jungkook meraih wajah Jimin yang berdarah.

"Jimin, hei bangun." Suaranya bergetar.

Mengambil ponsel untuk menghubungi ambulans dan teman-temannya yang lain. Membersihkan wajah Jimin yang berdarah, merasakan nafas Jimin yang pendek.

"Kumohon, bertahanlah Jimin."

Tak lama, teman-teman nya datang bersamaan ambulans datang membawa pergi Jimin menuju rumah sakit. Jungkook ikut masuk ke dalam ambulans menemani Jimin, meremat tangan Jimin yang mulai dingin.

[END] GWAENCHANH-A? 2 || KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang