Teman lama 2

1.5K 132 3
                                    

3 bulan kedekatan mereka. Apalagi mereka memang sudah kenal dari lama walaupun sempat canggung. Jimin selalu diundang jendral untuk pergi bersama dengannya. Seperti saat ini.

Jimin sedang menatap kagum taman yang cantik dengan pohon rindang penuh bunga bunga. Jendral berjalan disisinya, sebenarnya mereka ah tidak tapi jendral akan melatih muridnya. Namun karena memang tidak padat jadi Jendral membawa Jimin.

"Jendral, lapor semuanya sudah berkumpul di tempat."ucap murid yang melapor.

"Baiklah, kau pergi duluan. Aku akan menyusul."

"Baik."

"Jimin, aku akan latihan. Kamu ingin tunggu disini atau bagaimana?"tanya Jendral.

"Aku akan menunggu di tempat duduk di sana saja sambil melihatmu latihan."jawab Jimin.

"Baiklah."

Jimin duduk tenang disana, Jendral mengambil jaket miliknya yang tak jauh dari sana lalu menutupi kaki Jimin. Iya, Jimin menggunakan celana selutut tapi angin sedikit kencang dan bisa saja Jimin kedinginan. Jadi jendral menggunakan jaketnya untuk mencegahnya.

"Pakai lah, supaya tidak dingin."ucap Jendral dan Jimin tersenyum manis.

Beberapa jam kemudian..

"Laporan selesai."

"Bubarkan."

Semuanya beristirahat, Jimin pun ikut istirahat. Dia ikut serta mengikuti latihan karena salah satu dari mereka ada yang kelelahan katanya memang sedang tak enak badan jadi Jimin yang menggantikan nya, dia berada di barisan paling belakang karena pendek dan karena Jimin menggunakan celana pendek.

"Ah lelah juga ternyata."ucap Jimin.

Jimin merasakan haus, dia melihat ada yang menjual minuman keliling dan Jimin memanggilnya. Jimin membeli beberapa minuman dan memberikannya pada murid Jendral yang sedang beristirahat.

Jimin melihat cermin tak jauh dari tempat duduk, berdiri di cermin untuk melihat penampilan nya. Rambutnya sedikit berantakan karena angin dan mahkota bunga di kepala nya yang diberikan oleh seorang anak tadi.

Jimin membenarkan rambutnya dan mahkota bunga itu, sangat fokus sampai tidak menyadari Jendral yang berjalan ke arahnya setelah mengobrol sebentar dengan rekan nya.

Jimin sedikit terkejut karena baju yang Jendral pakai itu terbuka, memperlihatkan perut kotak-kotak itu. Jimin juga melihat wajah Jendral yang berkeringat. Jimin melanjutkan membenarkan mahkota bunga itu dan selesai.

Jimin berbalik, melihat Jendral yang ternyata sedang menatap nya juga. Jimin meraih tisu dari tas kecil miliknya dan mengusap keringat di dahi Jendral hingga ke belakang leher Jendral.

"Kenapa dibuka bajunya? Gerah?"tanya Jimin.

Jendal mengangguk, "iya, panas." Jawab Jendral.

"Kamu bisa masuk angin jika begini."ucap Jimin.

"Sebentar lagi saja."ucap Jendral dan Jimin mengangguk, masih mengusap keringat Jendral.

"Jendral." Panggil 2 orang lelaki manis bersamaan.

Jendral hendak berbalik sebelum Jimin menarik kerah bajunya dan membuat nya maju sedangkan Jimin mundur. Jimin mengancingkang baju Jendral supaya kedua lelaki itu tidak melihat nya.

"Ada apa?" Tanya Jendral datar tanpa berbalik.

"Anda akan datang nanti malam kan? Ingin bergabung bersama kami?" Tanya salah satu orang lelaki.

Jendral tidak langsung menjawab, melainkan menatap Jimin yang sedang fokus mengancingkang bajunya. Apakah nanti malam saja sekalian dia melaksanakan rencananya?

[END] GWAENCHANH-A? 2 || KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang