Teman lama

1.4K 153 24
                                    

Keluarga Jimin sedang berjalan-jalan menggunakan mobil. Mereka menuju sebuah tempat lapangan yang biasa dipakai untuk olahraga di hari minggu atau event jika memang ada. Hingga seketika, saat itu keluarga Jimin melihat sesuatu yang membuat mereka semua terpana.

Keluar dari mobil untuk melihat, Jimin yang sedang memainkan ponsel hanya melihat dari mobil tak ikut keluar. Jimin bersama keponakan nya Jisung diam di mobil. Melihat dari mobil, sebuah pesawat kecil yang akan di terbangkan dengan spanduk tulisan di buntutnya. Semua orang langsung berkumpul untuk melihat.

Hingga kejadian yang tak terduga terjadi, mobil tiba-tiba maju perlahan dan Jimin melihat jika rem tangan tidak digunakan, seketika itulah jimin panik. Menarik Jisung untuk duduk tenang walaupun dia sendiri panik sekali.

"Jisung duduk ya, diam disini. Hyung mau ke depan."

Jimin langsung beralih ke arah kemudi, memutar kunci mencoba menghidupkan dan menekan klakson membuat para tentara yang berjalan santai menepi. Sebuah turunan sedang yang di depannya buntu, Jimin yang tak bisa mengendari mobil mencoba menginjak rem kaki secara mendadak.

Mobil berhenti dengan jantung Jimin yang seperti lepas dari tempatnya bahkan Jimin merasakan kakinya mati rasa. Jimin tak tau sampai kapan kakinya yang sudah mati rasa itu bertahan untuk menahan rem.

Tok tok tok

Suara kaca mobil yang di ketuk, Jimin menggunakan tenaganya untuk melihat kearah kaca, siapa yang mengetuk kaca itu.

Jimin membuka kaca itu, "ada apa dengan anda, kenapa mengendari mobil di jalan banyak orang?"tanya seorang laki-laki dengan pakaian tentara namun sedikit berbeda.

"Maaf, aku.. Bisakah kamu menolongku? Kaki ku sudah mati rasa, aku tidak tau mengenai mobil. Kakak ku mereka berada disana tanpa memberhentikan mobil." Ucap Jimin.

"Terus injak rem di kaki, saya akan menarik rem tangan." Ucap laki-laki itu.

Tentara laki-laki itu menurunkan kursi duduk Jimin dan menarik rem tangan, kaki Jimin yang lemas itu sudah tak menginjak rem lagi.

"Terimakasih."ucap Jimin sambil bernafas lega.

"Sama sama Tuan."

"Hyung."

Jimin dan tentara itu menatap ke belakang kursi, Jimin merentangkan tangan nya, "Jisung." Jisung masuk ke dalam dekapan Jimin.

"Kaki anda masih mati rasa Tuan?"

Jimin menggeleng, "kaki ku tidak bisa digerakkan, aku tidak tau kenapa bisa begini."

"Ditenda sana ada dokter yang bisa memeriksa kaki anda."

"Bisakah kamu menolong ku sekali lagi? Aku tidak bisa berjalan untuk kesana."

"Tak masalah, maaf jika lancang. Saya akan menggendong anda. "

Tentara itu langsung menggendong Jimin ala bridal style dengan keponakan yang berada di dekapannya. Seperti keluarga saja bahkan beberapa rekan tentara itu dan orang-orang berhenti untuk melihat mereka.

"Apakah aku berat? Maaf, kita jadi diperhatikan banyak orang. " Lirih Jimin.

"Tidak, anda ringan sekali. Tak masalah, yang penting sekarang mengobati kaki anda Tuan. "

"Terimakasih banyak, jika tidak ada kamu, aku tidak tau bagaimana keadaan ku sekarang apalagi ada keponakan ku. "

"Anda harus lebih berhati-hati lagi lain waktu. " Ucap Jendral.

"Iya, sekali lagi Terimakasih. "

Mereka sampai di tenda seperti UKS, tentara itu menurunkan Jimin di salah satu kasur lipat. Seorang dokter datang menghampiri mereka.

[END] GWAENCHANH-A? 2 || KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang