>6<

5.9K 451 34
                                    

"Lo gak malu" Bisik belisa melirik jeon yang berdiri di sampingnya.

"Ngapain malu orang gue beli bukan maling" Sahut acuh jeon.

Belisa meringis mendengar sahutan acuh jeon, masalahnya bukan itu. Jeon ini tidak sadar apa kalo banyak orang yang meliriknya yang sedang memilih bra dan celana dalam wanita dengan sikapnya yang kelewat santai dan tidak ada malu-malunya.

Pengunjung store dari tadi banyak yang mencuri pandang kearah dia dan jeon, dan terlihat diantara semua pengujung. Banyak yang berusaha menahan tawa karena jeon yang dengan cueknya meneteng lima bra ditangannya sambil membawanya dengan cara mengayun-ayunkan lengannya hingga bra ditangannya terayun kedepan dan kebelakang, untung saja banyak yang menjaga jarak jadi tidak ada yang terkena sebatan branya.

Satu pegawai store yang melayani mereka juga tidak mampu menahan rona merah dimukanya, belisa pun tersenyum kikuk pada pegawai itu dan melirik jeon dengan gemas. Kekasihnya ini memang tidak punya muka malu, lihat saja. jeon masih santai mengambili kaos untuknya dengan memegang bra dan celana dalam yang sudah dia pindahkan disatu genggaman yang sama.

"Udah ini bra sama celana dalamnya kasih ke mbaknya aja" Belisa langsung merebut bra dan celana dalam yang dipegang jeon lalu memberikannya pada pegawai wanita yang dari tadi mengikuti mereka.

Jeon melirik saja apa yang dilakukan belisa, melanjutkan memilih-milih kaos. Jeon mengambil lima kaos untuknya dan lima untuk belisa, semua kaos yang dia pilih adalah kaos untuk cowok. Tidak apa-apa, karena dia dan belisa sering memakai kaos punya satu sama lain.

Lagi sibuk belanja ponsel jeon yang ada didalam saku celananya tiba-tiba bergetar, jeon memberikan semua kaos pilihannya pada pegawai store dan merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.

"Hmm.. "

Belisa hanya mendengar jeon berdehem lalu setelah itu jeon mematikan sambungan teleponnya, jeon menatapnya. Belisa pun bertanya " Kenapa? "

"Gue ada hal penting yang perlu diurus, lo gue tinggal gapapa kan " Jeon menatap belisa dan melihat kekasihnya itu masih diam dan terlihat biasa saja dengan sikap acuhnya.

"Gapapa sih, tapi kunci mobil kasih ke gue" Pinta belisa menadahkan tangannya pada jeon.

Jeon tersenyum tipis lalu memberikan kunci mobilnya pada belisa "gue duluan" kata jeon, dia mencium kening belisa dan setelah itu pergi begitu saja tanpa berbalik lagi.

------

Dikesunyian kamar, hanya deruh nafas memburuh yang terdengar. Mezan menatap risa dengan bibir tersungging, risa pun tersenyum. Jari-jari lentiknya terangkat membelai rahang tegas mezan  "risa.. " Panggil mezan dengan deep voicenya, dia mengambil tangan risa yang membelai rahangnya dan mencium lembut tangan kekasihnya.

"Jangan minum pil risa" Pinta mezan segera meraih tangan risa yang hendak mengapai botol pil diatas nakas.

"Jangan minta hal yang gue gak mau lakuin zan.. " Tegas risa sembari melepaskan tangan mezan yang mencekram tangannya dan kembali bergerak mengambil pil diatas nakas.

"Risa.. "

Risa mengabaikan panggilan frustasi mezan dam memasukan sebutir pil kedalam mulutnya.

Mezan menyingkir dari atas risa dan duduk sembari menatap kecewa pada kekasihnya yang nampak acuh saja.

Risa menurunkan roknya dan membenahi penampilannya, dia berbalik untuk menunjukkan senyum manisnya pada mezan" Gue balik, gak perlu nganter gue. Lo jangan lupa makan yah, bye.. " Risa mencium bibir mezan dan berbalik pergi.

Menutup pintu kamar, risa pun menghela nafas kasar saat mendengar suara benda dibanting dari dalam kamar "sorry mezan.. " Lirih risa sebelum melanjutkan langkahnya untuk pergi dari apartment mezan.

Papa Bucin ( ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang