Bergandengan tangan, jeon dan belisa pun saling melempar senyum. Dikedua tangan mereka ada buku kecil yang telah menandakan berubahnya status hubungan mereka yang semulanya tidak jelas menjadi jelas.
"Mrs.Jansen "
" Yah Mr. Jansen"
Jeon tertawa dan merangkul intim belisa, dia mencium puncak kepala belisa dan mengajak istrinya kemobil mereka.
"Gak nyangka banget, diumur gue yang baru delapan belas tahun. Gue udah jadi istri orang dan ibu satu anak" Monolog belisa terheran-heran sendiri dengan takdir hidupnya yang terasa mulus-mulus saja seperti kulit wajahnya.
Tersenyum, jeon menggengam tangan belisa. Dia menyetir dengan satu tangannya dan menghentikan mobilnya tepat disamping teras rumah mereka.
"Papa mama Al pulang" Seru chatrin riang, dia pun mendorong stroller baby Al mendekati jeon dan belisa yang baru turun dari mobil.
Jeon melangkah lebar, dia mengambil Baby Al dari dalam strollernya dan mulai menciumi seluruh muka kecil anaknya itu.
"Makasih yah lo udah mau gue titipin baby Al" Ucap belisa menatap terima kasih pada chatrin.
" Yaelah lo kayak sama siapa aja" Dengus chatrin sambil mengibaskan tangannya.
"Makasih yah udah mau jagain anak gue" Ucap jeon sambil memeluk baby Al yang baru berumur dua bulan lebih.
"Eum, nanti kalo lo berdua ada urusan penting yang gak bisa bawa baby Al. Lo berdua titipin aja baby Al sama gue, lagian enak juga jaga anak lo berdua. Soalnya gak ada rewel-rewelnya. " Cerca dan tawar chatrin.
" Iya-iya deh. Ayo masuk, kita makan siang bareng" Ajak belisa.
"Lain kali aja deh, soalnya gue ada janji lain sama orang" Tolak chatrin sembari terkekeh malu.
Belisa langsung mengerti dan mengangguk membiarkan chatrin pergi.
" Mama ayo masuk Al laper" Tiru jeon pada suara bayi.
Tersenyum geli, belisa mengenggam lengan jeon dan mereka bertiga berjalan bersama. Masuk kedalam rumah mereka.
------
Tubuh risa meluruh dilantai kamar mandi dikamarnya, bibir dan tangannya gemetar saat matanya melihat dua garis merah yang nampak di taspack yang dia genggam erat.
" Ngak, gue ngak mungkin hamil. GAK MUNGKIN " Pekik risa dan pada akhirnya tangisnya pun pecah, dia meraung-raung di dalam kamar mandinya dan menatap nyalang pada sepuluh taspack yang berceceran dilantai kamar mandi.
Mengusap kasar air matanya, risa beranjak dan membereskan semua taspack yang tergeletak dilantai.
Bergegas keluar dari kamar mandi, risa meraih tasnya dan memasukkan semua taspack yang memiliki dua garis kedalam tasnya. Dia beralih mengambil ponselnya dan bergegas keluar dari kamarnya.
"Risa mau kemana sayang? " Tanya mama rifha saat melihat anaknya yang nampak terburu-buru.
"Keluar bentar mah" Sahut risa berteriak dan tampa menoleh lagi, dia terus saja berjalan cepat dan keluar dari rumahnya.
-------
Badan jisoya gemetar melihat taspack yang tercecer didepannya, dia menatap syok pada risa yang sekarang nampak sama persis seperti orang stress.
"Lo, lo. Astaga" Jisoya mengusap kasar mukanya dan dia tidak habis pikir dengan kejadian yang menimpa sahabatnya itu.
"Lo harus bantu gue gugurin anak ini" Pinta risa dengan pandangan yang kelihatan kosong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Bucin ( ✔️)
Romans🚫 Don't copy faste!.. Hanya kisah tentang Jeon Janshen yang tiba-tiba jadi papa muda...