Hari ini hari pernikahan Mezan dan Risa, jeon juga belisa mendapatkan undangan dari kedua temannya itu. Bedanya undangan pernikahan ini dikirimkan kekantornya jeon karena tidak ada diantara teman jeon maupun belisa yang tau dimana jeon dan belisa tinggal.
Sejak terakhir kali belisa mengalami kecelakaan, jeon sudah merasa janggal dan diapun menyelidiki semuanya. Nyatanya kecelakaan yang menimpa belisa bukanlah murni kecelakaan melainkan buatan seseorang yang sampai sekarang jeon pun masih mencari tau siapa itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita bener-bener gak dateng" tanya belisa yang masih berbaring ditempat tidur bersama jeon yang terus-terusan mengusap perutnya.
"Nggak, kita cuma kirim hadiah aja Yang." Gumam jeon menyahut belisa sambil mengangkat kepalanya dan menciun pipi belisa yang bertambah chubby.
"Tapi kan gak enak kalo kita gak dateng dan cuma ngirim hadiah doang Yang" kata belisa melirik jeon.
"Gak ada gak enak-enakkan yah Yang, pokoknya kita gak dateng dan cuma ngirim hadiah doang" tegas jeon lalu dia bergerak duduk dan bersandar pada Headboard.
Belisa menghela nafasnya dan mengangguk saja" kamu mau kemana" tanya belisa saat melihat jeon beranjak dari kasur sambil membawa ponselnya.
"Mau kebalkon sebentar, kamu mantep aja dikasur gak usah ngikut. Diluar dingin" kata jeon cepat saat melihat belisa mau membuka mulutnya lagi.
"Iya ih." Kesal belisa menekuk bibirnya.
Jeon geli melihat belisa, dia pun membungkuk dan mencium sekilas bibir belisa sebelum menegakkan punggungnya lagi dan berjalan kebalkon villanya.
Kerlap kerlip lampu redup dari desa kecil tempat villanya berada menyambut pandangan jeon ketika dia keluar dari kamar dan berdiri dibalkon.
"Gimana, nenek itu udah ngaku siapa yang nyuruh dia" tanya jeon pada orang disebrang sana.
"Belum, anj** banget nih nenek-nenek. Gue bunuh aja dah, kesel gue lama-lama"
"Ck, lo pake cucunya aja biar dia langsung ngaku" suruh jeon.
"Oke dah, nanti gue kabarin lagi."
"Eum.." jeon pun menurunkan ponselnya dari telinganya dan berbalik masuk kedalam kamar lagi.
Naik keatas kasur, jeon pun mengelus kepala kecil baby Al yang sedang menyusu pada belisa.
Baby Al sontak melepaskan niple mamanya dan bergerak duduk, dia menoleh dan tersenyum lucu pada papahnya sambil memasukkan lagi kepalan tangan kecilnya kedalam mulutnya.
Gemas, jeon langsung begrerak mengangkat baby Al dan menaruh badan kecil putranya itu keatas pangkuannya.
" Al mimi dulu sini.." panggil belisa, dia mau tidur dan membiarkan baby Al bermain dengan jeon tapi dia takut nanti baby Al kembali kelaparan dan tidurnya tidak akan pulas.