⚠️17+
Larut malam saat jeon beranjak dari sopa tempatnya duduk. Dia melirik teman-temannya yang sudah mabuk dan tengah meracaukan berbagai kata-kata kasar serta ratapan seperti yang dilakukan alben, teman satunya itu teruss menyebut nama jenika dengan nada sedihnya.
Jeon tidak memperdulikan lagi keadaan teman-temannya dan memilih pulang kerumah.
Sampai dirumah, jeon melihat lampu sudah dimatikan semua. Dia mengeluarkan kunci dan membuka pintu lalu masuk kedalam rumah.
Seluruh rumah gelap, jeon berjalan munuju kamar. Dia mendorong pintu kamar hingga terbuka dan melihat pemandangan yang manis, dimana belisa yang tengah tidur sambil mengemut jari jempolnya.
Jeon mendekat dan membungkukkan badannya, dia mengkecup pipi gembul belisa dan naik keatas kasur "ck gue gak nyangka bakal punya bayi gede selucu ini " Decak gemas jeon dan kembali mencium pipi belisa.
Ikut tiduran, jeon menarik belisa kedalam pelukannya dan memeluk erat cewek itu "punya lo gue gak nafsu ngelirik yang lain " Lirih jeon lalu dia memejamkan matanya dan menyusul belisa kealam mimpinya.
.....
Saat ini pukul dua dini hari, ponsel alben menyala dan terus berbunyi. Alben sangat terganggu dan terpaksa membuka matanya, kepalanya berdenyut-denyut pening ketika memaksakan diri untuk duduk.
Tangan alben meraih kebelakang dimana ponselnya berada disamping bantal, tampa melihat siapa yang menelpon. Dia mengeser tombol hijau pada ponselnya dan menempelkan ponselnya ketelingannya.
"Siapa? "
"Alben ini gue"
"Jenika.. " Mata alben langsung terbuka sempurna.
"Iya alben ini gue, alben tolongin gue! Janemi sakit"
"Janemi sakit " Sontak Alben langsung beranjak dari kasur "lo tunggu gue, gue kesana sekarang " Seteleh mengatakan itu, alben pun menutup telponnya.
Tampa menganti bajunya, alben bergegas turun ke lantai bawah gedung apartementnya. Dia masuk ke mobil dan mejalankannya dengan ngebut keluar dari basment.
Jalanan sepi, jadi alben bisa sesuka hati menginjak gas mobilnya. Saat di depan rumah jenika, alben langsung turun dan berlari melompati pagar rendah rumah jenika.
"Jenika, ini gue. Buka pintunya " Panggil album sembari mengedor rumah minimalis satu lantai itu.
Pintu terbuka, jenika menatap alben dengan air mata yang membasahi pipinya. Alben yang melihatnya begitu menyedihkan langsung merengkuhnya kedalam pelukan hangat cowok itu.
"Alben janemi" Lirih sedih jenika mengingatkan alben.
Alben langsung mengurai pelukannya dan menarik jenika kedalam rumah, mereka menuju kamar janemi dan melihat anak kecil berumur dua tahun itu tengah tiduran diatas kasurnya dengan muka pucat serta bibir kecilnya yang tampak sedikit bergetar.
"Ambil hoodie janemi" Suruh alben pada jenika sembari berjalan mendekati janemi dan mengendongnya.
Jenika mengambil hoodie di lemari, dia mendekati alben yang tengah mengendong janemi dan bergerak memakaikan hoodie ke badan gadis kecilnya.
Alben membawa janemi keluar dengan memeluk erat gadis kecil itu, Jenika mengikuti dan masuk kedalam mobil alben.
Menyerahkan janemi kepelukan jenika, alben pun menjalankan mobilnya dan keluar dari jalanan komplek.
Tiba dirumah sakit, alben langsung mengambil alih janemi dari jenika. Dia mengendong janemi dan memeluknya dengan erat.
Salah satu suster menghampiri alben dan jenika. Suster itu sedikit bertanya lalu memimpin alben juga jenika kedalam satu ruangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/317955424-288-k228627.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Bucin ( ✔️)
Romance🚫 Don't copy faste!.. Hanya kisah tentang Jeon Janshen yang tiba-tiba jadi papa muda...