>17<

4.8K 425 49
                                    

Di swiss, hari sudah hampir siang ketika jeon sampai dihotel tempat belisa menginap. dia berdiri didepan pintu hotel dengan headset bluetooth yang setia tertempel disebelah telingannya.

Didalam kamar hotel, belisa turun dari atas kasur dan buru-buru membukakan pintu kamarnya untuk jeon.

"Ayangg.." suara jeon tercekat saat dia menatap belisa dengan mata merahnya, tampa menunggu lagi. Jeon pun meraih tangan belisa dan membawa istrinya itu kedalam pelukannya.

Belisa kaget namun dia tetap membalas pelukan jeon dan menepuk pelan punggung jeon saat dia merasakan punggugnya basah oleh air mata suaminya itu.

"Kangen.." rengek jeon semakin memeluk erat belisa.

Belisa mengeliat dan mendorong pelan badan jeon, dia menangkup rahang tegas suaminya itu dan berjinjit untuk mencium bibir jeon.

"Jangan nangis.." pinta belisa dengan bibir tertekuk lucu juga mata yang memerah, dia menanggis juga saat melihat betapa sedih serta harunya tatapan jeon saat menatap dirinya.

"Takut ayang, jangan tinggalin aku sama Al lagi." Kata jeon sambil mengusap kasar air matanya.

Belisa cepat-cepat mengangguk dan menarik jeon masuk kedalam kamar hotelnya, dia membawa jeon keatas kasur dan kembali memeluk suaminya itu.

"Hiks dari kemarin pengen peluk kamu, gak tahan banget. babynya gak bisa-bisa jauh dari kamu" gumam belisa teredam dalam dada jeon.

Jeon mencium puncak kepala belisa" lepas dulu yah Yang, aku taruh Al dulu baru peluk kamu lagi" pinta jeon sambil mengelus rambut belisa.

Belisa sontak menjauhkan tubuhnya dari jeon, dia menahan tangis lagi saat melihat muka damai baby Al yang sedang tidur didalam gendongan baby carriernya dan menempelkan pipi gemuknya pada dada jeon.

"Sini, aku aja yang tidurin Al nya." Pinta belisa dengan suara tercekatnya, air matanya bahkan tidak bisa ditahan lagi. Dia takut, takut ketika membayangkan kalau waktu kecelakaan itu dia benar-benar mati dan meninggalkan jeon juga baby Al.

Cup

Belisa mencium sayang kening, pipi dan bibir baby Al ketika putranya itu diberikan jeon kedalam pelukannya.

Mata bulat baby Al sontak terbuka, dia mengerjap polos saat mendapati muka mamanya lalu senyum lucu pun dia tunjukkan pada mamanya itu.

Belisa pun ikut tersenyum saat melihat senyum lucu baby Al, dia buru-buru menaikan kaosnya dan memberikan baby Al niplenya.

Baby Al bergumam senang saat mendapatkan lagi susu favoritnya, dia mengerakkan mulutnya dan mengemut rakus niple mamanya. Bahkan tangan kecilnya pun tidak bisa diam dan bergerak-gerak memegang dada mamanya.

Jeon tertawa melihat baby Al, dia membungkuk dan mencium gemas pipi gemuk putranya itu.

Memeluk belisa lagi, jeon pun menarik belisa untuk bersandar punggung didadanya sementara dia bersandar pada headboard.

"Jadi gimana kamu bisa sampe nyasar kesini?" Tanya jeon sambil menciumi bahu belisa yang terbalut kaos.

"Eum jadi tuh gini, kamaren waktu kamu udah berangkat kekantor sama baby Al. Aku pergi buat ke toko kosmetik, tapi sebelum ketoko aku nyempetin buat kemakamnya papah mamah. Dimakam aku ketemu sama nenek-nenek yang duduk didekat makam papah mamah aku, nenek itu tiba-tiba aja bilang kalo aku ini bukan anak papah mamah terus aku ini anak orang lain yang ditukar sama anaknya buat jadi anak papah mamah. Katanya biar mamah aku gak ikut mati kayak anaknya yang kata nenek itu udah mati dan diganti sama aku, jelas aku gak percaya. Aku yakin nenek itu bohong, tapi gak urung juga kata-kata nenek itu buat pikiran aku gak tenang, karena itu aku jadi nyetir sambil ngelamun dan gak sadar kalo mobil aku udah nerobos lampu merah. Saat itu juga ada truk kontainer yang datang dari arah kanan mobil aku dan truk itu langsung nabrak bagian belakang mobil aku, aku panik. Tapi pas inget kamu sama Al aku jadi bisa tenang lagi dan ngehusahain buat keluar dari mobil. Aku beraniin naik keatas mobil terus aku lompat keatas mobil lain yang pas banget waktu itu nyalip mobil truk yang nabrak mobil aku.."

Papa Bucin ( ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang