>28<

4.4K 389 44
                                        

Belisa hampir terlelap ketika ponselnya tiba-tiba bergetar, dia pun membuka matanya lagi dan mengangkat telpon dari nomor jeon itu.

"Yah.." belisa terdiam setelah dia menyahut, tangannya pun sontak gemetar. Dia buru- buru mematikan telponnya dan beranjak turun dari atas kasurnya.

"Vi" teriak belisa memanggil vi ketika dia keluar dari kamarnya dengan mukanya yang terlihat panik.

Vi langsung keluar dari kamar hotelnya "kenapa bel" tanya Vi yang terlihat kantuk.

" tolong jagain anak-anak gue, gue ada perlu bentar" pinta belisa dan kemudian dia pergi begitu saja tampa menunggu lagi balasan dari Vi.

" astagaaa itu anak mau kemana " frustasi Vi yang terlambat mencegah belisa untuk tidak pergi dihari yang hampir larut malam begini.

Vi mau menyusul tapi bagaimana dengan abang Al dan adek Bia, dia pun mengacak rambutnya frustasi dan memilih mengirim pesan pada kakeknya saja dan biarnya kakeknya yang menangani masalah ini.

Diluar hotel, belisa sudah masuk kedalam mobilnya. Dia menyalakan mobil milik Vi itu dan menjalankan mobilnya keluar dari tempat parkir.

 Dia menyalakan mobil milik Vi itu dan menjalankan mobilnya keluar dari tempat parkir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Turun dari mobil, belisa bergegas masuk kedalam rumah sakit. Dia berjalan cepat setelah barusan bertanya pada resepsionis didepan.

Brak..

Dokter juga suster didalam kamar rawat sontak kaget, mereka menoleh dan melihat pada wanita hamil yang terlihat terengah-engah dan berdiri diam diambang pintu kamar rawat.

"Jeon"panggil belisa yang langsung mendekati sisi brankar setelah barusan mengatur nafasnya terlebih dahulu.

" Yang, lo ngapain kesini. bandel banget sih." Omel jeon sambil mengusap keringat dipelipisnya belisa.

"Lo gapapa" tanya belisa yang mengabaikan saja omelan jeon barusan.

"Gapapa Yang, cuma patah tulang " sahut  jeon yang kelihatan enteng sekali.

"Patah tulang dibilang cuma" sambar belisa, dia langsung memelototi jeon.

"Gimana kaki suami saya dok" tanya belisa pada dokter yang ada disebrang brankarnya jeon.

"Hanya patah tulang biasa nona, memang tidak terlalu parah namun  tuan muda harus berjalan menggunakan kruk atau kursi roda sampai kakinya benar-benar sembuh" terang dokternya.

"Berapa lama" belisa bertanya sambil menatap kaki kiri jeon yang di gips.

"Paling lama tiga minggu nona" kata dokter itu menjawab belisa.

Belisa mengangguk dan dokter juga perawat itu pun pergi setelah sedikit bicara pada belisa yang merupakan cucu dari pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja.

"Yang lo kesini, anak-anak gimana dihotel sana" tanya jeon sambil mengambil tangan belisa untuk dia tarik pelan agar istrinya itu duduk dipinggiran brankarnya.

Papa Bucin ( ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang