>9<

5.3K 433 23
                                    

Benda pipih disamping bantalnya terus saja menyala, belisa mengerutkan kening dan tampa membuka matanya. Dia menepuk pelan pipi jeon yang saat ini sedang tidur sambil menyangah dagu diatas kepalanya.

"Jeonhh ponselh lo bunyi, anghkat buruan! Berisikhhh tau" Kesal belisa kemudian dia membenamkan mukanya kedalam dada polos jeon untuk mencari kenyamanan.

Jeon membuka dengan malas matanya, dia menjangkau ponselnya dan melihat nama kontak yang meminta panggilan video padanya.

Berdecak kesal, jeon pun mengeser tombol hijau dan nampaklah muka amela di layar ponselnya.

"Kak eo... " Suara amela tercekat dan bibirnya sontak bergetar hebat.

"Apa.. " Sahut serak jeon sambil  mengelus sayang rambut belisa yang kini sedang menduselkan muka diceruk lehernya.

Sambungan langsung dimatikan, jeon sedikit mengernyit namun dia tidak mau peduli dan tampa banyak pikir dia pun langsung melempar ponselnya kesamping.

Belisa mengangkat kepalanya dan menatap jeon" Udah? " Tanya belisa sambil melirik ponsel jeon yang tergeletak dikasur.

"Eum.. " Sahut manja jeon sembari memeluk pinggang tebal belisa.

"Kayaknya itu cewek suka sama lo" Kata belisa spontan sambil menjatuhkan kepalanya diatas dada telanjang milik jeon.

" I don't care " Balas acuh jeon, dia mengelus surai hitam belisa dan sedikit menunduk untuk mencium puncak kepala belisa.

"Ck, dasar penjahat perasaan" Ejek belisa sambil terkekeh rendah dalam dekapan jeon.

Jeon ikut terkekeh, mengeser badan belisa dan menidurkan belisa dilengannya. Jeon pun membelai setiap sudut wajah cantik belisa " Ibarat berlian sama krikil, gak mungkin bisa gue suka sama dia kalau gue udah punya cewek kayak lo" Ujar jeon kemudian dia mendekatkan mukanya kemuka belisa dan melumat lama bibir belisa yang selalu membuatnya candu.

Dada belisa naik turun, dia menatap dalam kemata jeon yang sedang mengusap lembut bibirnya " Jeon anak lo laper" Beritahu belisa.

Tangan jeon turun dan masuk kedalam selimut, dia menyentuh perut buncit belisa dan mengelusnya " Bayik papa laper hmm" Gumam rendah jeon dengan mata terkunci pada muka cantik belisa.

" Iya bayiknya laper, buruan masakin ih" Desak belisa merengek  dan memaksa jeon untuk segera bergerak.

Jeon tertawa melihat belisa, dia lebih dulu mencium bibir belisa lagi dan baru kemudian beranjak duduk. Jeon turun dari atas kasur dan memungut boxer hitamnya yang tergeletak di lantai di bawah kasur.

"Lo mau ikut turun ngak" Tanya jeon sambil berbalik menatap belisa yang masih berbaring malas diatas kasur.

"Ikut, ambilin dulu baju gue" Pinta belisa balik menatap jeon.

Jeon membungkuk meraih baju kaos kebesaran miliknya dan membawanya ke belisa,  dia membantu belisa duduk dan mengenakan kaosnya kebadan belisa.

"Celana dalemnya mana" Tanya belisa mendongak dan menatap jeon yang berdiri disamping kasur.

"Udah gak usah pake cd " Sambar jeon lalu membantu belisa turun dari atas kasur.

"Gilak sakit semua badan gue, lo sih gak ngira-ngira. gempur gue udah kayak orang yang gak dikasih jatah tiga bulan" Gerutu belisa yang berjalan dibantu oleh jeon.

"Lo kan emang gak kasih gue jatah tiga bulan" Sahut jeon membuat belisa menoleh dan memelototinya.

"Tiga hari, mana ada tiga bulan" Sewot belisa, dia pun duduk di kursi pantry dan menatap jeon yang berjalan memutari meja pantry dan berdiri dibelakang meja kitchen.

Papa Bucin ( ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang