"Aku enggak bisa ke sana sekarang, Va."
Ardi menghela napas lelah. Ia baru saja menyalakan mobilnya dan bersiap untuk pulang ketika Eva menghubunginya melalui ponselnya. Padahal bayangan beristirahat dengan nyaman di kamarnya sendiri sudah terbayang begitu jelas di benaknya. Namun Eva malah menghubunginya dan merengek memintanya datang.
Bukan hanya karena pikirannya yang ruwet akibat pertemuannya dengan Dimas dan Ren beberapa saat yang lalu, tapi juga karena ibunya yang memintanya pulang. Bagaimana pun, ia sudah menghabiskan beberapa hari dengan menginap di apartemen Eva. Tepatnya sejak Laras menghubunginya.
Kekasihnya itu terlalu gelisah dengan kedatangan Laras yang tiba-tiba sehingga sulit ditinggal.
Sehingga ketika ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya, Ardi hanya bisa mengeratkan giginya. Berusaha untuk mengeluarkan sisa kesabarannya untuk menghadapi pacarnya. Bukan karena marah, hanya merasa tidak siap menghadapi Eva.
Benar saja, begitu ia mengangkat panggilan Eva, perempuan itu langsung memborbardirnya dengan permohonan diiringi jeritan tangis histeris yang seharusnya memilukan untuk didengar. Namun, entah kenapa, Ardi saat itu justru malah merasa terganggu dengan sikap Eva.
Meskipun sudah dikatakan ia tidak bisa datang, Eva terus merengek dengan suara melengkingnya. Membuat Ardi kehilangan kesabarannya.
"Aku benar-benar enggak bisa ke sana sekarang, Eva. Mama menyuruhku pulang."
"Bohong! Kamu pasti mau menjenguk Laras kan!" tuduh Eva sambil meraung-raung. Tidak lupa disertai dengan kata-kata negatif yang mengecilkan dirinya sendiri demi menarik simpati Ardi.
"Aku tahu, bagimu Laras selalu segalanya. Aku cuma pengganti bagi Laras. Padahal aku sudah memberikan semuanya untuk kamu. Siapa yang mau denganku lagi jika begini," cerocos Eva tanpa memberikan waktu sedikit pun untuk Ardi menjawab. Sampai Ardi tidak sanggup lagi dan meninju setir mobilnya sendiri.
Lelaki itu bahkan sampai menepikan mobilnya, begitu kendaraannya keluar dari pelataran parkir mal agar tidak meyebabkan kecelakaan.
"Eva!" teriak Ardi. Berusaha untuk memotong ocehan perempuan yang dipacarinya setengah tahun lalu. Dan tentu saja berhasil. Eva yang mendengar bentakan Ardi terkejut sampai cegukan dengan mata terbelalak ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
RomanceKetika ia terbangun dari koma, dunia Laras seketika runtuh. Semua yang ia ketahui telah berubah. Belahan jiwanya pergi ke tangan perempuan lain. Tetapi, selalu ada harum menyegarkan setelah hujan deras. Dan kali ini datangnya dari orang yang tidak t...