"Tahu gak sih Kak ... dari dulu tuh aku pengen banget tinggal di Bandung," ujar Laras di perjalanan pulang mereka dari Bandung ke Jakarta.
"Oh ya? Kenapa?"
"Well, mostly karena kreativitas penduduk Bandung. Hampir semua makanan unik berasal dari Bandung. Belum lagi seni lainnya yang mereka hasilkan. Alasan kedua sih karena udaranya. Eh tapi itu pendapat pribadi sih. Orang lain pasti punya kota pilihan lain di pikiran mereka."
"Jadi itu kenapa kamu memilih kuliah di Bandung?" tanya Raka, melirik sedikit ke arah Laras yang duduk di sisi kirinya.
"Hooh. Dan aku gak pernah menyesalinya."
"Kalau begitu, apa sekarang kamu menyesal?"
"Hah?" Laras menoleh ke samping, memastikan apa maksud pertanyaan Raka.
"Maksudku, kamu akhirnya melepaskan status mahasiswa Bandungmu dengan mengurus transkrip nilai kan. Dan sekarang kamu akan kuliah di Jakarta."
"Oh ...." Laras terdiam sebentar sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di bibir. Memikirkan pertanyaan Raka.
"Mungkin sedikit menyesal. Tapi bukan karena aku enggak bisa menyelesaikan kuliahku di kota kesukaanku sih. Tapi lebih ke ... ketidak mampuan aku menyelesaikan apa yang sudah aku mulai," ujar Laras sambil menganggukkan kepalanya. Seperti mengiakan jawabannya sendiri.
"Kakak ngerti kan. Ini rasanya kayak sudah jalan setengah dan ujungnya sudah kelihatan, terus terpaksa berbelok. Tapiiii kalau aku larut ke penyesalanku, akhirnya akan merembet.
"Aku akan kembali berpikir, kenapa juga aku enggak berhati-hati saat melangkah sampai terjatuh. Lalu kemudian penyesalanku akan pindah ke tempat lain lagi, seperti kenapa juga aku milih tempat foto di sana.
"Kemudian berlanjut, kenapa juga aku enggak ajak orang lain. Terus akhirnya sampai ke penyesalan kenapa juga gak milih kuliah di Jakarta, dengan begitu aku bisa lebih mudah mengajak Ren.
"Dan akan terus mencari kesalahan. Pada akhirnya aku akan menyalahkan diri sendiri, kenapa juga aku harus lahir. Jadinya malah gak ada habisnya.
"Jadi daripada menyesali, kurasa memperbaikinya adalah keputusan yang tepat. Dan sekarang adalah waktuku untuk memperbaikinya dengan menyelesaikan kuliah yang tertunda.
"Lagipula, meski aku enggak bisa menyelesaikan S1 ku di Bandung, bukan berarti aku enggak akan bisa tinggal di Bandung suatu saat nanti bukan."
Raka tersenyum mendengar penuturan Laras. Setidaknya, gadis itu sudah mencoba untuk kembali melangkah ke masa depan. Meninggalkan masa lalunya.
Ia ingat, setelah pembicaraannya malam ketika Laras ditinggal sendirian tanpa ada kabar oleh Ardi, lusanya Laras menghubunginya.
Memberikan laporan lengkap bagaimana akhir dari diskusinya mengenai keputusannya untuk kembali kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
RomanceKetika ia terbangun dari koma, dunia Laras seketika runtuh. Semua yang ia ketahui telah berubah. Belahan jiwanya pergi ke tangan perempuan lain. Tetapi, selalu ada harum menyegarkan setelah hujan deras. Dan kali ini datangnya dari orang yang tidak t...