Virus Can't Stop Me

111 7 1
                                    

Chanhee yang merasa dirinya tak enak badan memilih untuk mendatangi sebuah rumah sakit besar tanpa sang kekasih ataupun keluarganya karena ia tak ingin orang di sekitarnya merasa khawatir berlebihan pada kondisinya.

Chanhee memasuki ruangan dokter setelah namanya dipanggil suster, Chanhee duduk di kursi yang dipersilahkan dan menjelaskan gejala-gejala yang dia alami membuat sang dokter tampak terkejut lalu menyuruh Chanhee untuk diperiksa agar lebih pasti.

Dokter mulai memeriksa dada dan bagian perut Chanhee dengan stetoskop, dokter itu mengangguk seperti sudah menemukan titik jelas tentang penyakit Chanhee.

"Kamu pernah jajan berapa kali?" Chanhee menggelengkan kepalanya setelah berpikir cukup lama. (jajan yang dimaksud tuh kek nyewa begituan gitu deh)

"Beneran? Ini kamu kena HIV loh." Dokter memberikan sebuah catatan kecil yang berisikan penjelasannya tentang obat-obat yang harus dibeli seperti rejimen anti-retroviral (ARV), Chanhee hanya dapat terdiam setelah mendengar penjelasan sang dokter karena selama ini memang ia tak jajan diluar atau bermain diluar, dunianya ada pada sang kekasih. (FYI, rejimen anti-retroviral (ARV) itu memang obat tapi bukan buat nyembuhin HIV nya, itu cuma untuk menghambat biar ga lebih parah lagi karena pada nyatanya HIV itu obat untuk nyembuhinnya belum ditemukan)

"Oh kalo kamu punya pacar terus pernah ehem-ehem berarti itu tularan dari pacar kamu."

"Dia ga pernah keluar kok pak, saya pamit pak." Chanhee pergi dengan tangannya yang melipat di depan dadanya saat merasakan sakit yang sangat susah dikendalikan, ia terus berjalan ke arah apoteker yang tersedia di rumah sakit tersebut untuk mengambil beberapa resep dari dokter itu.

Setelah mendapatkan semuanya Chanhee kembali ke rumahnya yang begitu sepi karena orang tua yang bekerja dan Younghoon yang sibuk dengan kuliahnya, Chanhee memasuki kamarnya sembari menyetok segala kebutuhannya untuk beberapa hari kedepan lalu mengunci diri.

"Chanhee, Younghoonmu datang..." Chanhee sama sekai tak menyahut sambutan Younghoon, Chanhee hanya bergulung dalam selimutnya dan berharap Younghoon tak tiba-tiba berusaha mendobrak pintu nya.

Younghoon yang tak disambut pun berjalan ke arah dapur berharap sang kekasih sedang memakan makanan favoritenya sembari menonton film di hp nya namun nyatanya kosong, Chanhee tak ada di dapur dan Younghoon pun secepat kilat berlari ke arah kamar Chanhee.

"Chanhee aku masuk yaaaaa." Senyuman yang begitu bahagia terukir pada wajah Younghoon namun saat ia berusaha membuka pintu kamar, itu tak terbuka sama sekali.

"Younghoon ga usah masuk," teriak Chanhee dari dalam kamarnya sembari menyodorkan kertas yang diterimanya dari dokter ke Younghoon lewat bawah pintunya yang sedikit berlobang.

Younghoon mengambil kertas tersebut dan membacanya secara perlahan, penyakit HIV yang dapat matanya tangkap saat membaca itu, "Chanhee...." Younghoon semakin mendobrak kuat pintu kamar Chanhee bahkan itu tak dapat membuat Chanhee tertidur nyenyak.

Orang tua Chanhee yang juga diberitahu Chanhee tentang yang dialaminya pun langsung segera pulang untuk melihat kondisi anaknya namun yang mereka lihat hanyalah Younghoon yang akan menjadi menantu mereka tahun depan.

"Nak Younghoon kenapa Chanhee bisa dapat penyakit seperti itu?" Younghoon menggelengkan kepalanya tak tahu bahkan dirinya juga selalu sehat karena rajin check up. Tidur yang seharusnya Chanhee dapatkan terganggu dengan suara gedoran yang semakin waktu semakin bertambah.

"Chanhee sayang keluar nak, bunda mau tau kondisi kamu." Chanhee masih tetap kekeuh untuk tak membalas panggilan-panggilan dari orang yang sekarang sedang berusaha masuk ke dalam kamarnya bahkan hampir malam pun orang-orang tak berhenti berisik di depan kamarnya bahkan telinga Chanhee dapat mendengar jelas tangisan ibunya.

"Sudah kuduga ini akan terjadi." Chanhee tarik selimutnya lebih tinggi lagi untuk menutupi tubuhnya namun sebuah gebrakan pintu hingga rusak membuat Chanhee kembali terduduk dari tidurnya.

Pelukan hangat ia dapatkan dari kedua orang tuanya, elusan lembut pada pucuk kepalanya ia terima dengan penuh kasih sayang, air mata tangisan dan suara isakan menghiasi kejadian itu di sela kerlingan matanya yang tertuju pada sosok tinggi di ambang pintu kamar dengan kepalan tangan yang penuh luka.

"Bunda Papa...ga perlu khawatir berlebihan gini, anak kalian kan kuat." Chanhee balik menenangkan orang tuanya untuk berhenti menangis dan menyesal karena gagal merawat Chanhee menjadi anak yang sehat.

"Chanhee, kita percaya kalo kamu ga pernah berbuat macam-macam selain sama Younghoon," ucap Bunda Chanhee sembari merapihkan rambut anaknya yang berantakan dan basah oleh keringat.

"Bundaa...jangan ngintipin aku sama Younghoon kalo lagi gitu dong." Chanhee menggaruk lehernya karena terlalu malu, bagaimana bisa Bundanya tau jika Chanhee sering berbuat macam-macam sama Younghoon.

"Gapapa sayang, permainan kamu bagus, beuh si Younghoon juga gentle Papa liat-liat tuh." Chanhee kembali membawa matanya untuk melihat Younghoon yang sedang berdiri malu-malu karena perbuatan macam-macamnya dipantau oleh kedua orang tua Chanhee.

"Bunda..Papa buat apa sih ngintipin gitu." pipi Chanhee mengeluarkan semburat merahnya dan menghapus warna pucat di kulitnya, aura bahagia dapat orang-orang sekitarnya rasakan lagi.

"Desah kamu sama Younghoon tuh menuhin rumah, gimana Bunda sama Papa ga kepo." Chanhee mendorong tubuh orang tuanya pergi saking malunya dan dengan usakan lembut dari sang Papa akhirnya giliran Younghoon yang mendatangi Chanhee.

"Jadi masih mau main tanpa dengerin lagu keras lagi? Atau besok-besok ke hotel aja." Pikir Younghoon sembari menatap ke arah Chanhee yang masih tersipu malu. Chanhee yang merasa dipantau dan diledek itupun langsung melemparkan bantalnya pada Younghoon.

"Jangan mancing ya kamu." Chanhee memalingkan wajahnya ke luar jendela, melihat bulan purnama yang berterang cukup kuat.

"Bulannya indah ya.." seru Chanhee dalam keheningan malam itu setelah seharian kebisingan khawatir menyerbu dirinya.

"Chanhee lebih indah..." Younghoon bawa kedua tangannya untuk memeluk Chanhee dari sampingnya, membiarkan dagunya ditopang kembali pada pundak si manis.

"Younghoon kamu ga boleh ketularan ini." Younghoon menjauhkan dirinya dari Chanhee memutar badan Chanhee untuk menghadap padanya, dengan alis yang bertaut.

Younghoon mengusap lembut pipi Chanhee dengan tangannya, "Aku ga mau kamu ngerasain sakitnya sendirian, aku ga mau liat kamu kesakitan sendirian....Choi Chanhee." Chanhee terdiam untuk mengerti maksud dari Younghoon hingga bibir yang biasanya menjadi awal setiap permainan panas mereka dapat Chanhee rasakan kembali.

Chanhee memundurkan badannya membuat ciuman itu terlepas namun senyuman terukir pada wjaah Younghoon, "HIV tetap bakal tertular kan kalo cuma lewat ciuman gini." Chanhee memandang tak mengerti bagaimana seseorang yang sangat dicintainya ini ingin merasakan sakit yang sama dengannya.

"Jangan liat aku begitu dong, gagapa Chan...aku lebih baik ngerasain sakit yang sama daripada cuma bisa liat kamu tanpa bisa apa-apa." Ciuman itu kembali bertaut diantara keduanya sembari disaksikan oleh kedua orang tua Chanhee.

"Anak kita berhasil dapat orang setulus dia ya Pa..." Bunda Chanhee memeluk tubuh lelakinya dengan erat dan penuh cinta namun siapa sangka sang Papa langsung berdiri dan menghampiri mereka yang sedang berciuman.

"Kamu bodoh apa gimana Younghoon, kalo ga mau liat Chanhee sakit ya ambil gelar peneliti kamu biar bisa uji klinik dan ngebuat obat HIV untuk pacar kamu bukannya ikut sakit, bodoh." Younghoon mendapatkan sebuah geplakan cukup kuat pada kepalanya dari Papa Chanhee bahkan tak lupa dengan jeweran yang menarik nya keluar dari kamar Chanhee.

"Chanhee nanti lanjut lagi ya sayang ,aku mau minta maaf sama Papa dulu." Chanhee terkekeh dan kembali menutup pintu kamarnya membiarkan Younghoon untuk diomeli sang Papa dan Bunda yang akan berusah mati-matian untuk membela perlakuan Younghoon.

"Indahnyaa kehidupan ini jika diperhatikan secara dalam..." –Chanhee.

hai hai, gue balik lagi pada kangen ga?? kangen ga?? kalo gue pribadi sih kangen kalian bangeet, gatau dah kali ini kalian bakal suka cerita dari gue lagi atauganya, gue tetap balik untuk ngasih kalian cerita guee, makasih buat yang udah nunggu selama ini, kelamaan yaaa but i still love you guyss.

His Stories || Chanhee x The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang