Be Happy Together

106 8 0
                                    


hai hai hai hari ini hari senin kan ya, pasti cape banget buat kalian semua tapi kalian udah melakukan yang terbaik untuk hari ini, aku disini cuma mau ngasih hadiah buat kalian karena melewati hari ini dengan baik, aku juga akan berusaha menjadi lebih baik lagi, kalian ga boleh kalah sama apapun harus tetap berlari walaupun itu sulit, i love you guys.

~...~

Chanhee terus berjalan di jalannya tanpa melihat sekitar yang menatap aneh pada dirinya, sakit selalu merasa sakit Chanhee ketika ia harus mendapatkan perlakuan seburuk itu di masa kuliahnya, ia hanya merasa takut jika dirinya adalah sebuah kesalahan yang datang ke tempat yang dipenuhi dengan berbagai macam anak dengan statusnya yang berbeda bahkan kemampuan otak yang berbeda.

Orang buangan? Di tempat ini banyak sekali orang yang menjadi orang buangan dan Chanhee adalah salah satunya hanya dikarenakan Chanhee menyukai sesama jenis bahkan memiliki pacar dengan gender yang sama seperti dirinya, berita tak enak selalu terdengar oleh dirinya.

Chanhee sadar semuanya memang salah, ketika ia mulai mencintai sesosok pria semuanya berubah, dia tak di pandang sepintar dahulu bahkan lidah Chanhee rasanya keluh jika harus berbicara di hadapan teman-teman sekelasnya, memang benar adanya dia pintar namun tak sepintar itu, dia rajin namun tak serajin itu, dia baik namun tak sebaik itu, dia bahagia namun tak sebahagia itu apalagi kekasihnya adalah orang terpandang di kampus itu.

"Chanhee, gimana kuliahnya hari ini?" Chanhee angkat kepalanya yang sedari tadi menunduk di kursi taman, benar-benar terlihat seperti manusia paling lelah namun suara yang menyambutnya itu membuatnya kembali bangkit dan semangat menjalani sisa hari.

"Hari ini cape bangeeet, mau cepetan pulang deh." Kevin terkekeh mendengar keluhan Chanheenya, mereka memasuki fakultas yang berbeda, Kevin sudah pasti memasuki fakultas teknis berbeda dengan Chanhee yang memasuki fakultas sastra inggris yang pada ujungnya hanya menyulitkan dirinya dalam masalah hidup.

"Mau makan dulu ga? Soal aku masih lama di kampusnya." Chanhee mengangguk lalu mengulurkan lengannya untuk dibantu bangkit oleh Kevin, tak peduli bagaimana pandangan orang-orang sekitar, mereka memiliki dunia sendiri dan itu indah.

"Kev ... aku benar-benar ga punya teman." Kevin yang sedang asik memakan burgernya langsung mengangkat telapak tangannya untuk mencubit pipi Chanhee yang mengembung karena diisi oleh makanannya.

"Kalo gitu aku bakal jadi temanmu, beres kan masalahnya." Chanhee menghentikan makannya lalu menatap Kevin dengan tatapan yang serius, bukan karena Kevin mencubit pipinya, bukan karena rasa makanan yang tak sedap pula tapi karena Chanhee hendak menangis.

"Chanhee, malu heh malu masih di area kampus ini, jadi kunang-kunangnya pulang dari sini aja." Kevin tak peduli lagi bagaimana bentukan burger yang belum habis itu ketika ia lempar agar dapat dengan mudah memeluk sang kekasih.

"Aku bakal nyerah kalo ga ada kamu deh." utaian kalimat itu membuat Kevin tersenyum hangat lalu mengecup kening Chanhee sebelum kembali berlari ke luar kantin kampus itu sembari bergandengan dengan yang terkasih, keduanya berjalan di pinggiran danau dengan tautan tangan yang tak ada niatan terlepas, mereka berjalan menuju danau yang indah dengan pemandangan sorenya.

"Kamu tunggu disini ya, aku harus masuk kelas terakhir dulu." Kevin melambaikan tangannya kepada Chanhee yang masih asik melihat cerminan dirinya di atas danau yang tenang itu.

"Lo tau kan danau yang terlihat tenang itu dalam."

"Wah baru tau nih, kenapa kita ga cek aja?"

Percakapan di belakang, Chanhee tak terlalu pedulikan, mata dengan binar indah itu lebih fokus pada ikan-ikan yang berenang ke sana ke mari di danau yang tenang itu bahkan sesekali senyuman yang telah lama hilang itu kembali terukir.

Cukup lama percakapan orang-orang dibelakang membuat Chanhee semakin risih dengan suara yang berisik di kala kesenangannya dalam kesendirian, "Kalian tuh ngap –blupphh." Tepat saat Chanhee ingin berbicara, sekelompok gadis di belakangnya sudah lebih mendorong tubuh Chanhee untuk jatuh ke danau lalu tertawa bersama.

Chanhee yang tak bisa berenang pun hanya dapat berteriak tolong, "KEVIN ... KEVIIIN KE...viiin." Gelap, mata Chanhee hanya dapat melihat kegelapan setelah lelah meminta pertolongan dan memanggil nama kekasihnya namun tak satupun orang yang berada di sana menolong tubuh Chanhee yang tenggelam itu hingga sosok kevin datang dan langsung menerjang danau di antara keramaian yang mengerubuni tempat itu.

"Chanhee ... sayang ... ayo sadar ... ayo." Kevin terus memberikan berbagai pertolongan pertama pada Chanhee dari memberikan nafas buatan hingga memompa jantung kekasihnya yang terlihat sudah tidak bergerak dan memucat, keadaan di sore hari itu semakin ramai namun tak ada satupun yang memanggil ambulan hingga Kevin harus kembali mencoba untuk memberikan CPR pada Chanhee berharap sang kekasih segera bangun.

"uhuk-uhuk-uhuk." Badan Chanhee yang sudah pucat itu kembali mendetakkan jantungnya bahkan mengeluarkan air dari mulutnya, matanya perlahan terbuka dan menatap sekeliling.

"Aku takut vin, takuuut." suara Chanhee yang bergetar ketika berbicara padanya membuat Kevin yang sudah tak dapat menahan tangisnya langsung memeluk tubuh kecil Chanhee erat seerat dimana Kevin tak ingin ia kehilangan Chanhee sekali lagi.

"Hebat ... pacarku hebat tetaplah bertahan sayangkuusesulit apapun masalah yang kamu hadapin, ada aku, ada aku yang akan selalu datang menyelamatkanmu." Chanhee menatap sekitarnya setelah mendengar kalimat panjang tentang rasa yang takut kehilangan, Chanhee dapat melihat wajah beberapa kelompok perempuan dengan kekhawatirannya.

"Tidak perlu khawatir, aku memaafkan kalian semua." Chanhee ukirkan senyuman manisnya sebelum akhirnya semua orang mulai berpencar untuk pulang setelah menonton sebuah kejadian yang hampir merenggut nyawa seseorang dan mereka semua menjadi saksi yang akan dipertanyakan.

His Stories || Chanhee x The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang