My Mayoret

119 18 1
                                    

Chanhee berjalan pelan dengan tangannya yang membawa buku-buku tebal, Chanhee terus berjalan menuju ruangan tempat grup drumbandnya menyimpan peralatan namun sebelum masuk ke dalam Chanhee dapat mendengar sebuah lantunan piano yang sangat merdu membuatnya bergidik ngeri di sore hari itu.

Chanhee yang terlalu takut dan parnoan itu langsung membalikkan badannya namun siapa sangka karena tubuh kecilnya yang tak kuat menahan tumpukan buku yang ia bawa membuatnya tersandung dan terjtauh.

"Auchh." Ringis Chanhee saat badannya terjatuh menabrak lantai dingin yang begitu kotor.

"Kak..butuh bantuan?" Haknyeon mengulurkan tangannya untuk membantu Chanhee berdiri yang langsung saja disambut dengan tangan Chanhee hingga akhirnya dapat berdiri kembali dengan baik lalu merapihkan tumpukan buku yang berjatuhan itu.

"Haknyeon..kamu yang daritadi main piano di ruang club?" Haknyeon menganggukkan kepalanya gemas namun senyum tipis juga ikut terukir pada wajahnya, berpikir apakah kakak kelasnya yang bertugas sebagai mayoret itu memiliki rasa takut pada hal tak kasat mata.

"Kakak buku banyak gitu buat apa?" Haknyeon tanpa disuruh pun langsung membantu Chanhee untuk membawa tumpukan buku itu ke dalam clubnya dan membantu Chanhee untuk masuk ke dalam ruangan club juga.

"Buat gantiin tugas yang ketinggalan karena sering latihan jadi mayoret." Chanhee pun menggeret salah satu kursi untuk ia duduki sembari mengerjakan tugas-tugasnya yang menumpuk di atas meja bundar tempat Haknyeon sedang berlatih pianonya juga.

"Kalo gitu kak...aku mainin piano buat nemenin kakak." Chanhee megangguk lalu mulai mengerjakan tiap tugasnya di temani alunan piano yang dimainkan oleh Haknyeon tanpa ada kata istirahat, suara alunan piano itu benar-benar menenangkan pikiran Chanhee yang kalang kabut mengerjakan tugas tenggat deadline itu namun ia tetap mengerjakannya dengan paksa agar selesai di esok hari.

"Kamu pernah nyesel ga sih masuk club drumband?" Chanhee membuka pembicaraan lagi setelah berjam-jam hanya ditemani alunan piano dan suara jangkrik yang mulai bersuara di luar club mereka.

Haknyeon menghentikan permainan pianonya lalu membawa tatapan teduhnya pada Chanhee yang masih sibuk mengerjakan tugas dengan kacamata yang bertengger pada wajahnya, "Ga pernah nyesel karena disini aku bisa nemuin kakak."

Chanhee menghentikan penulisan jawabannya lalu menatap Haknyeon untuk meminta penjelasan bagaimana mungkin adek kelas yang baru masuk beberapa bulan lalu masuk ke drumband hanya demi dirinya.

"Kakak inget ga? Dulu kakak keliling pakai baju mayoret pink yang bikin kakak tuh cantik banget sampai aku kira kakak itu cewe tapi setelah dikasih tau sama teman kalo kakak itu cowo sebenernya perasaan terpesona aku waktu itu hilang sekejap namun ntah kapan saat aku ketemu kakak lagi itu, aku kaya ngerasa bener-bener bahagia pakai banget jadi aku masuk ke club ini cuma untuk bisa lebih dekat sama kakak."

Chanhee terpesona mendengar penjelasan lengkap dari adek kelasnya itu, penjelasan yang begitu detail dengan wajah tampan yang disinari lampu remang-remang di ruangan club itu, bahkan kesunyian yang begitu mengintimidasi pun tak terlihat karena Haknyeon yang begitu bercahaya di mata Chanhee.

"Kak, bahkan aku berharap bisa lebih dari sekedar adek kelas buat kamu..." Haknyeon beranjak dari kursinya dan berjalan ke belakang Chanhee melingkarkan tangannya pada leher Chanhee lalu menumpukan dagunya pada pundak Chanhee.

"Aku mau jadi pacar kakak." Chanhee melepaskan tangan Haknyeon yang melingkar pada lehernya lalu beranjak dari kursinya berdiri menghadap Haknyeon yang sedang tersenyum lebar hingga bentuk babi gemas dapat Chanhee tangkap pada wajah Haknyeon.

"Haknyeon sekolah yang benar aja dulu ya." Senyum Haknyeon menghilang seketika berubah menjadi tatapan tajam dengan rahang yang mengeras, Haknyeon bawa ke dua tangannya pada pinggang Chanhee untuk ia duduki kakak kelasnya itu diatas meja.

His Stories || Chanhee x The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang