"I believe that God created you for me to love. He picked you out from all the rest cause He knew I'd love you the best."
(Aku yakin Tuhan menciptakanmu untuk aku cintai. Tuhan memilihmu dari yang lain, karena tahu aku paling mencintaimu)
Suara bariton pengantin pria saat mengucapkan kalimat tersebut pada pengantin wanitanya, membuat para tamu undangan yang hadir di ballroom hotel langsung riuh. Aku yakin, kalimat itu sudah lama dihapalnya
Sama seperti yang lain, aku ikut bertepuk tangan sembari tersenyum kecil, menyaksikan pengantin wanita tersipu. Binar haru dan bahagia terpancar jelas di wajahnya.
Meski sejak lama sudah tidak lagi mempercayai pernikahan, tapi selalu ada aura magis yang membuatku terseret ke pusaran perasaan ganjil, manakala melihat sorot bahagia di mata kedua pengantin saat mereka bertatapan satu sama lain.
Tatapan yang sangat familiar, karena aku sudah melihat dan menghadiri banyak sekali acara pernikahan.
Ah, tunggu saja sampai semua dopamin, endorfin, adrenalin yang terpacu atau apa pun namanya, yang tercipta saat manusia sedang dimabuk cinta, memudar dan hilang tak bersisa. Percayalah, semua perasaan bahagia ketika sepasang anak manusia merayakan puncak tertinggi dari suatu hubungan, yaitu pernikahan akan ada limitnya.
Saling jatuh cinta, menikah dan hidup bahagia selamanya itu hanya ada di negeri dongeng. Pada kenyataannya, kamu akan bertarung dengan ego, di sepanjang pernikahanmu. Sebagian beruntung bisa melewatinya atau mencoba bertahan dengan itu semua, sebagian tidak dan memilih untuk berpisah.
Aku tidak mengada-ada. Semua ucapanku barusan, sudah terbukti kebenarannya, karena aku sudah mengalaminya sendiri.
Cinta saja tidak cukup, Sayang. Tak akan pernah cukup.
Pengantin kini sedang bersiap menuju meja kue yang berada di sudut ruangan, setelah diberi aba-aba oleh pembawa acara.
Aku tersenyum puas saat mereka akhirnya memotong kue pernikahan setinggi hampir satu meter di sudut ruangan yang sudah kami sulap menjadi hutan mini yang cantik sesuai impian sang pengantin wanita itu. Sebentar lagi akan ada dansa sebelum akhirnya tuntas sudah rangkaian acara resepsi pernikahan pasangan ini.
Ada perasaan haru dan bangga yang menyelimuti hatiku ketika melihat rekah senyum kedua pengantin yang menyewa jasa WO kami. Perasaan yang selalu hadir tiap kali berhasil mewujudkan pernikahan impian mereka.
Kilatan blitz dari kamera Orion sang fotografer, mengejutkanku. Mungkin saking terhanyutnya mengawasi berlangsungnya acara, membuatku tak menyadari lelaki itu sudah berada di dekatku dengan kamera kesayangannya itu.
"Baper, ya?" Dia meledek sembari mengarahkan dagunya pada pengantin yang kini tengah berpelukan sambil berdansa mengikuti alunan musik. Ruangan yang semula terang benderang perlahan temaram, menyisakan lantai yang berubah seperti lautan cahaya.
"Ngapain kamu ke sini? Hayo kerja sana!" Aku memelototinya. Punya rekan kerja seperti Orion terkadang benar-benar menguji kesabaran.
"Ya, kan ini lagi kerja."
Dia terkekeh, lalu membidikkan kameranya pada pengantin, mengabadikan momen bahagia itu.Aku kembali fokus menikmati lirik lagu yang mengalun lembut, dan hampir menitikkan air mata saat si pria mengecup kening pengantin wanitanya.
"I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen...Hanya beberapa saat, sebelum akhirnya Orion membuyarkan semua perasaan sentimentil yang menyelimuti hatiku dengan celetukan, "Nggak pengen gitu rencanain pernikahan kita? Jangan hanya rencanain pernikahan orang mulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S GET MARRIED! (NIKAH, YUK!)
ChickLitHarumi pernah gagal dalam pernikahan. Demi mengobati luka hati, dia pindah kota dan memulai hidup baru sebagai bagian dari tim Wedding Story (WeSto) sebuah wedding organizer yang baru berkembang di Jakarta. Namun, hidup memang penuh dengan kejutan-k...