Haidar mengajak dua sahabatnya untuk mengunjungi sebuah museum. Dia mengatakan sejak kecil ingin sekali masuk ke museum itu. Tapi dulu dia tidak pernah ikut pembelajaran di luar sekolah saat SD, karena tidak punya uang untuk biaya akomodasi. Saat ini dia sudah bekerja, jadi dia bisa mengunjungi tempat itu kapan pun dia mau.
Renza dan Zoya juga antusias dengan ajakan Haidar karena mereka juga sudah lama tidak main keluar bersama, karena sibuk dengan kuliah dan bekerja. Jadi, ini saat yang pas untuk menghabiskan waktu bersama.
Di museum ini Haidar terlihat begitu gembira, bahkan dia sering mengambil gambar barang-barang tradisional yang menurutnya unik. Tempat ini cukup ramai karena ada dua bus pariwisata dari kota Surabaya yang berkunjung ke sini.
Zoya sengaja membawa kamera agar bisa mengabadikan momen liburan bersama dua pria ini dengan kualitas foto yang bagus. Perempuan itu sesekali memotret tingkah lucu Haidar dan Renza yang asik mencoba memainkan gamelan. Dirinya juga terkekeh saat melihat aksi kekasih dan sahabatnya itu sok ganteng saat mencoba memakai blangkon.
"Cakep banget njir Gue pake blangkon kayak gini. Tinggal mempelai wanitanya aja udah ini mah." Celetuk Haidar membuat Zoya dan Renza tergelak."Nih nih mempelai wanita tuh, cocok banget fix." Ucap Zoya seraya mengambil sapu lidi panjang kemudian menyejajarkannya di samping Haidar.
"Ini mah Gue jadi kakek sihir. Yihaaa!" Haidar menunggangi sapu khas nenek sihir itu dan berlagak terbang seperti cerita dalam dongeng. Mereka berakhir tertawa bersama.
Bagian terakhir dari berkeliling museum adalah ikut mencoba membuat batik tulis. Mereka bertiga bersama segerombolan siswa mendengarkan dengan seksama penjelasan dari seorang pria yang akan menjadi instruktur mereka dalam membuat batik.
Zoya, Renza, dan Haidar sudah memakai celemek dan siap di bangku masing-masing. Dengan sangat antusias mereka mengikuti langkah-langkah yang sudah dijelaskan.
Haidar begitu serius menggoreskan lilin panas itu ke pola yang sudah dibuat.
Renza sedikit kikuk memegang canting, namun ternyata membatik tak kalah asik dengan melukis meskipun keduanya memiliki feel yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Renza [TERBIT]
FanficMohon untuk tetap meninggalkan VOTE + KOMENTAR meski cerita sudah end. - DEAR RENZA - Hidup tidak berjalan menurut apa yang kita mau. Kadang, yang ingin sekali kita hindari justru terjadi. Biarpun begitu, kita sebagai manusia hanya bisa menerima dan...