22 - Fakta Menyakitkan

5.5K 838 33
                                    

Zoya sudah tiga hari tidak melihat kehadiran kakak beradik dari keluarga konglomerat itu di sekolah. Gadis itu tahu jika Juan izin karena sedang dirawat di rumah sakit, tapi gadis itu tidak tahu pasti dengan keadaan Renza.

Setelah satu hari menghilang tanpa kabar, Renza mengirim pesan pada Zoya bahwa dia sedang sakit dan istirahat di rumah sang nenek. Renza juga mengatakan hal yang sama pada Haidar. Awalnya Zoya percaya, tapi setelah niat baik untuk menjenguk selalu ditolak oleh Renza membuat gadis itu gelisah. Haidar pun juga merasakan hal yang sama, sepertinya ada yang tidak beres.

Zoya meminta Haidar untuk menemaninya menjenguk Juan di rumah sakit. Sebenarnya pria itu sangat malas bertemu dengan Juan, tapi mungkin saja dirinya bisa mendapat informasi mengenai Renza di sana.

Akhirnya sepulang sekolah mereka berangkat ke rumah sakit. Ada Riana saja yang menemani Juan saat mereka berkunjung. Senyum Juan merekah saat perempuan yang dicintainya datang menjenguk. Namun senyum itu luntur ketika Zoya menanyakan keberadaan adiknya. Riana juga seperti tak suka ketika mereka membicarakan tentang Renza.

Sangat yakin dengan firasat buruk mengenai kondisi sahabatnya, Haidar mengajak Zoya untuk mengecek rumah Dion sebelum mengunjungi rumah nenek Renza. Semakin dekat dengan perumahan, semakin tidak enak perasaan Haidar.

Rumah itu terlihat sangat sepi dari luar, supir pribadi keluarga ini juga tidak terlihat. Haidar melihat pintu rumah terbuka sedikit, berarti ada seseorang di dalamnya. Setelah beberapa kali mengetuk dan tidak kunjung mendapat sahutan dari dalam, Haidar lantas masuk tanpa izin.

Ia segera menuju kamar Renza di lantai dua. Betapa terkejutnya Haidar dan Zoya saat melihat anak itu memucat di tempat tidur dengan luka-luka yang ada ditubuhnya. Badannya panas, matanya sayu, tubuhnya juga semakin kurus. Zoya segera mengambil kompres di dapur, sedangkan Haidar membantu Renza untuk mengganti kaos yang sudah basah karena keringat.

Haidar yakin anak itu pasti belum makan entah sejak kapan, jadi dia memutuskan untuk membeli makanan dan obat di luar ketika Zoya sibuk mengurus Renza. Zoya duduk di samping Renza yang berbaring, tangannya menggenggam erat tangan sang kekasih.

Hatinya teriris memandangi tangan dan kaki Renza yang penuh luka. Perempuan itu lantas menyelimuti Renza dengan hati-hati agar tak membuat lukanya semakin perih.

“Ayah..” Lirih Renza.

“Renza, ini aku. Zoya.” Ucap Zoya.

“Am-pun yah.. Renza nggak salah..” Anak itu ternyata mengigau. Suhu badannya juga tak kunjung turun.

“Sakit, Yahh..” Rintihnya.

Zoya langsung memeluk tubuh Renza, ia tak tahu kejadian apa yang sudah menimpa Renza. Ia juga tidak tahu apakah luka-luka di tubuh Renza adalah ulang sang ayah atau bukan.

Gadis itu menangis, sedih melihat keadaan orang yang ia sayangi seperti ini. Yang Zoya tahu, Renza selalu bahagia di rumah ini. Yang Zoya tahu, keluarga ini memperlakukan Renza dengan baik.

Renza selalu menceritakan hal baik tentang keluarganya, tak pernah sekalipun dia bercerita tentang rasa sedih, sakit, atau hal buruk yang ia dapat di sini.

Namun, setelah melihat ini semua Zoya tahu bahwa selama ini Renza bohong. Zoya yakin pasti selama ini Renza juga sering diperlakukan seperti ini.

Waktu menunjukkan pukul 21.00 dan Renza sudah tidur. Suhu tubuhnya sudah menurun setelah meminum obat yang Haidar beli. Malam ini Haidar akan menginap di sini, menemani Renza. Sedangkan Zoya sudah pulang sejak dua jam yang lalu.

Pria itu merebahkan tubuhnya di kasur, melirik ke arah Renza. Dia masih tak habis pikir dengan Renza yang bisa-bisanya masih bertahan di dalam neraka yang mereka sebut sebagai rumah ini. Setiap kali Haidar melihat luka baru di tubuh Renza, setiap itu juga dia selalu meminta Renza untuk tinggal di rumahnya, namun anak itu selalu menolak.

Dear Renza [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang