Ujian praktik kali ini takkan istimewa tanpa kehadiran Eilikii, siswi jubah ungu yang agaknya cepat belajar itu. Gerak-geriknya percaya diri, tak canggung memilah sampah kotor yang merupakan bahan ujian calon siswa, bahkan kegesitannya menyaingi Elko yang memang "kawakan" mengurusi benda bau menyengat itu. Eilikii melakukannya begitu santai, seakan ia terlahir di lingkungan pemulung di daratan bumi.
Elko saja dulu jijik melihat sampah kotor. Dulu, kala itu usianya empat tahun dan belum kebal aroma sampah yang busuk. Ibunya memilah sampah di ruangan paling depan rumah mereka, dan keluar atau masuk rumah pun mereka disapa sampah yang semerbak baunya. Ini bukan lawan kata atau sarkasme sindiran, tetapi jujur lambat laun ada bau menyenangkan dari tumpukan benda buangan itu.
Sepertinya ada unsur-unsur bau tumbuhan pada sampah kering di rumah Elko. Ibunya tak pernah membawa pulang sampah basah, tetapi sampah kering yang berbekas makanan tak kalah menusuk hidung, terutama sampah buangan kota laut yang aneh-aneh macam ragamnya. Ada wangi rumput-rumputan, pinus, nanas, apel, jeruk, jasmine, cafe latte, dan sebagainya. Aroma yang punah dari daratan yang miskin, namun Elko tahu nama bau dari tulisan pada sampah kemasan plastik, meskipun sebagian besar sudah busuk, tetapi ciri khas takkan berubah selama zat belum sepenuhnya terurai bakteri pembusuk.
Seratusan peserta ujian bergumul dengan masker di wajah dan sarung tangan karet di tangan masing-masing. Mereka betul-betul dituntut kerja kotor, mulai dari penyortiran, mana sampah yang siap olah dan mana yang perlu dibersihkan, lalu pembersihan sampah yang perlu perlakuan khusus ketimbang sekadar bersih dalam arti tidak lagi bercampur kotoran.
Contohnya untuk botol plastik bekas minuman lemon. Botol sudah bersih dari sisa zat cair di dalamnya, tetapi belum dikatakan tuntas karena label botol perlu dikupas, baik label plastik maupun label kertas. Tutup botol kemudian dilepaskan, lalu botol plastik harus digepengkan dengan cara dipijak-pijak dengan kaki. Nah, barulah sampah botol plastik dikatakan bersih sama sekali.
Eilikii secara alami melakukan semua tahapan dengan cekatan, tanpa meniru peserta lain ataupun ada orang yang mengajarinya. Hasil pemilahan sampah ini yang akan dinilai nantinya, apakah cukup bersih dan dipilah secara tepat sesuai pengelompokan jenis plastiknya. Siapa yang memilah paling banyak dan paling benar akan mendapatkan skor yang tertinggi.
Sampah kantong plastik dan lembaran plastik paling menyulitkan untuk dipisahkan jenisnya. Untuk botol plastik masih lumayan, karena kode identifikasi plastik tertera di pantat botol dan terbaca meskipun botol kusam dan rusak. Masalahnya, lembaran plastik tidak ada kode identifikasinya dan murni mengandalkan pengalaman untuk menilai jenis-jenis plastik tersebut.
Ibu Elko mengandalkan pendengarannya untuk menilai bunyi keresek lembar plastik. Elko pun merasa cara ibunya genius dan jitu. Penglihatan bisa menipumu, Elko berprinsip demikian, dan lucunya diamini pula oleh Eilikii yang menggesek-gesekkan lembar plastik seperti cara Elko menilai antara PP dan PETE, yang sama-sama bening permukaannya. Si gadis terlihat profesional cara kerjanya.
Pembawaan santai Eilikii tidak lumrah mengingat ketegangan ujian yang istilahnya "menguji nyali" dengan waktu tak mencukupi dan kesulitan yang tinggi. Dengan siku dalamnya Elko mengusap keringat di kening dan merasakan denyut aneh di telapak tangan kirinya. Toh atau tanda lahir yang seingatnya dulu samar-samar, sekarang kenapa terang-terangan menyimbolkan omega atau ohm? Lalu isyarat dari mimpinya beberapa malam ini, apakah artinya omega dalam hidup seorang Elko yang cita-citanya selalu juara satu?
Omega artinya yang terakhir. Alfa dan omega, bukankah maknanya yang pertama dan yang terakhir? Elko meremukkan botol plastik berkode identifikasi nomor satu, jenis PETE yang paling sering didaur ulang. Secara bersamaan, Eilikii melakukan hal yang serupa, mengkopi gerakan Elko yang cekatan, bahkan siswi itu terlihat lebih sigap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incantadom
FantasyTahun 2222 Dua ratus tahun setelah tahun kematian umat manusia. Kasta manusia terbagi menjadi angkasa, lautan, dan daratan. Tiga kasta yang diciptakan keserakahan manusia penguasa, sampah menjadi satu-satunya sumber daya bumi yang tersisa. Seorang E...