Eilikii dan Elko (25)

27 3 0
                                    

Yang terakhir dalam sejarah senantiasa terkenang selamanya. The Last Emperor, The Last Champion, The Last Reigning Queen dan sebagainya. Beribu-ribu "The Last" yang membawa haru, sendu, dan pilu. Semuanya sudah diselesaikan pada satu titik, meskipun akhiran bukan tak mungkin membuka awalan yang melegakan hati, kendatipun akhir mungkin isyarat yang pergi digantikan yang bersemi, tak dapat disangkal sesuatu yang terakhir kalinya membekaskan nelangsa tak terperi.

Kabarnya hewan gajah sangat pintar, dan tak pernah melupakan wajah yang pernah dilihatnya, dan mereka juga pendendam secara alamiah. Eilikii yang sadar pernah mati di usia 15, tetapi bukan usia 15 tahunnya saat ini, juga mengingat wajah terakhir itu selama-lamanya. Unforgettable Face. Paras pembunuh yang dilihatnya sebagai kenangan terakhir sebelum ia meninggalkan dunia, kini begitu dekat menghampirinya. Tidak mungkin ia salah mengingat, seperti halnya gajah tak mungkin melepaskan kebenciannya, Eilikii tak sudi meloloskan pria itu dari tangkapan bola matanya.

Untuk apa ia dihidupkan kembali? Eilikii tak mau tahu bagaimana ia kembali bernyawa setelah enam tahun jasadnya dihancurkan incinerator sampah, dan apakah ia akan dimatikan lagi kelak, atau akankah kebangkitannya bertahan cukup lama untuk membalaskan kematiannya. Yang ia tahu, ada misi yang diembannya untuk tujuan yang sangat besar, dan tak mungkin suatu balas dendam biasa saja. Pendeknya, tubuhnya sedang dipakai untuk tujuan khusus yang rahasia.

Sepertinya ia dikondisikan untuk mendekati seorang Elko, satu-satunya siswa Incantadom yang bisa ia baca pikirannya. Namun, selama Quintin dan Griffin memepet Elko, telepati itu tidak bekerja dengan maksimal, yang muncul di pikirannya mirip derau, semacam bising elektromagnetik yang tertangkap antena penerima radio. Ia perlu seorang diri saja bersama Elko, karena pesan-pesan yang disematkan dalam benaknya kian mendesak untuk diteruskan pada yang berhak.

Hari pelajaran resmi Incantadom School dibuka sehari setelah perpeloncoan berakhir lancar. Lancar di sini tidak menghitung insiden-insiden membingungkan yang mengguncang Incantadom, termasuk tiga murid yang hilang, dan dua di antaranya murid-murid tahun pertama yang menjalani perpeloncoan.

Kelas pelajaran teori makin tak memudahkan komunikasi dengan Elko, karena tempat duduknya berjauhan dari Eilikii. Semakin ia mengamat-amati Elko, semakin ia merasa, musuh dari masa lalunya juga melakukan hal yang serupa. Untuk apa pengkhianat itu mengincar Elko, itu yang ingin diketahuinya secara pasti.

Materi pelajaran hari ini agak menjijikkan, karena membahas tentang sampah basah yang tetap menjadi masalah di bumi, meskipun makanan orang daratan berupa ransum bubur yang minim menghasilkan buangan. Masalahnya, orang-orang kota lautan menyantap makanan padat yang sebagian artifisial sebagian dihasilkan peternakan dan pertanian kota, dan limbah makanan itu dilimpahkan kepada daratan yang wilayahnya kian menyempit oleh sampah.

Di masa lalu di bumi kami, masalah sampah makanan diselesaikan dengan menggalakkan Black Soldier Fly sebagai metode biodegradasi. Serangga yang masuk dalam keluarga lalat dan punya nama Latin Hermetia illucens berbeda dari lalat rumah biasa yang menjadi hama dan pembawa penyakit. Pada fase lalat dewasa, Black Soldier Fly tidak lagi mencari makan dan tidak hinggap di sampah untuk bertelur, melainkan mencari celah yang sempit dan gelap masih di sekitar sumber makanan agar larva baru bisa dimudahkan mencari makan. Dulu, Black Soldier Fly ditemukan pada wilayah tropis yang temperaturnya hangat sepanjang tahun.

Masalahnya, serangga di bumi sudah punah seluruhnya. Maka penemuan hebat sedang diusahakan untuk menciptakan lalat-lalat artifisial. Cara kerjanya mirip robot ikan yang pandai melahap mikroplastik di lautan. Eilikii merasa, peniruan tidak seluruhnya bisa berhasil, seperti langit buatan di kota lautan yang membosankan kelihatannya.

"Reduce, reuse, dan recycle sudah jadi semboyan yang kita ketahui bersama. Namun ada satu "R" yang tak boleh kita lupakan, yakni redesign. Mendesain ulang yang merupakan kemampuan yang dihasilkan oleh lulusan sekolah ini. Inovasi dalam managemen pengelolaan sampah sangat dibutuhkan, terutama menyikapi masalah klasik yang tak kunjung usai. Sampah adalah masalah kita bersama, dan kita bersama-sama pula akan menyelesaikannya." Sir Karol memaparkan materi membosankan yang agaknya menjiplak materi sekolah bumi dua ratusan tahun yang lalu. Air muka si guru pun kesannya jenuh dan ragu-ragu.

IncantadomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang