Nostrudalle (9)

29 3 0
                                    

Ma'am Selma takkan terkejut oleh gaduh dalam ruang pribadi majikannya. Baiklah ruang pribadi bukan ruang rahasia, kan? Namun, setiap bunyi bantingan terdengar, sang asisten memilih undur diri, tak berani mengusik aktivitas atasannya, yang pastinya melampiaskan frustrasi pada elektronik rusak yang gagal diperbaikinya. Master Nostrudalle sungguh tiada duanya. Keasyikannya jelas tak boleh diganggu-gugat.

Pernah suatu kali, seorang wali murid menyapanya Madame Nostrudalle atau Ma'am Dalle, yang membuat Ma'am Selma tersipu sehari penuh. Mungkin keberadaannya di rumah pribadi Nostrudalle seakan mengesankan ia nyonya rumah ataupun istri sang pemilik sekolah, yang kebetulan merangkap pula kepsek dengan reputasi lumayan menakutkan.

Nostrudalle tak mungkin beramah tamah dengan muridnya. Namun, sebagai atasannya selama ini, sang Master cukup baik dan memperhatikan kebutuhannya. Di lahan sekolah ini berdiri sejumlah bangunan mungil yang merupakan asrama bagi guru-guru yang melajang. Kepunyaan Ma'am Selma paling besar dan fasilitasnya sangat bagus, meskipun sang asisten hanya berdiam di rumah sendiri di malam hari. Waktu terbanyaknya justru dihabiskan di kediaman pribadi Nostrudalle yang berlantai dua, untuk melayani tuannya yang pemarah.

Rumah pribadi Nostrudalle, yang disusun dari puluhan peti kemas bahan galvanized steel, bisa dibilang sebagai perpustakaan antik. Beratus-ratus, mungkin bahkan ribu-ribuan buku melangit, ya, karena rak-rak yang memuat limpahan buku sejajar langit-langit atau plafon di lantai satu, menjadi koleksi pribadi yang layak dikategorikan museum buku berhistoris tinggi. Namun, Nostrudalle lebih peduli pada elektronik ringsek.

Benda elektronik bekas yang sangat tua dan tak layak pakai lagi dikumpulkan dalam ruang pribadinya, suatu ruang kerja yang cuma orang-orang tertentu boleh menginjaknya, termasuk Ma'am Selma sang asisten terpercaya. Untuk menerima tamu yang formal, Nostrudalle akan menjamu mereka di ruang baca lantai dua, karena tempat itu bersih dan lebih "beradab" dibanding ruang kerjanya yang centang perenang. Lagipula, tamu-tamu Nostrudalle memang tidak banyak.

"Apa boleh buat, takdir harus ditegakkan, tak ada satu manusia pun boleh menggagalkan takdir-Nya, asal kamu tahu saja, Selma." Kemarin, Nostrudalle menyatakan hal yang menggetarkan sang asisten setia.

Apa boleh buat kata Master Nostrudalle. Kepasrahan yang mencurigakan bagi Ma'am Selma. Sang atasan adalah orang terakhir di dunia yang akan berkata apa boleh buat. Hasil ujian beasiswa sudah didapatkan, dan persis seperti perkiraan mereka, siswa itu lolos ujian dengan gemilang. Seorang siswa perempuan dari kota laut juga lulus, kedua-duanya mendapatkan skor tertinggi dalam tes tertulis maupun ujian praktik. Kedua-duanya seperti saling mencontek, padahal mengingat kedua siswa tidak duduk berdekatan, hal itu menjadi tidak mungkin.

Legenda sang pembaca pikiran mungkin benar. Ma'am Selma kian yakin mati pada topi-topinya, yang bakal melindungi dari kemungkinan terburuk itu. Pikirannya takkan dicuri bila bertopi. Ada mind reader yang berkeliaran di sekolah mereka. Bahkan saat membasuh tubuh, si wanita tetap bertopi shower cap. Namun, ia lupa bila rambutnya dikeramas, shower cap itu tetap mesti dilepaskan.

Pikiran manusia tak dapat dicuri. Harta bisa habis, hanya ilmu yang akan bertahan selamanya. Ayah Ma'am Selma selalu menekankan ujaran klasik itu, setelah dirinya diperdaya rekan sejawat hingga dipecat dari instalasi pengolahan sampah. Mereka sekeluarga terpaksa menghuni gubuk pemulung paling miskin, sementara Selma kecil tak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang SMA yang berbayar.

Utang budi Ma'am Selma seakan tak ada habisnya pada Nostrudalle. Sang atasan memberinya kehidupan layak, hingga orangtua Ma'am Selma yang renta dan adik bungsunya bisa menempati rumah layak di luar kompleks sekolah. Sejak usia 20 tahun, sang madam sudah mengabdi di Incantadom School, melayani keperluan Master Nostrudalle yang 17 tahun lebih tua darinya.

IncantadomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang