Anak kelima tetap menghilang, meskipun kewaspadaan sudah digalakkan di Incantadom School, terhitung sejak Nostrudalle mengesahkan keputusan daruratnya. Tepatnya pagi hari kemarin, suatu liburan yang tak direncanakan dalam kurikulum sekolah resmi diterapkan, untuk alasan yang mendesak. Intinya, tidak boleh ada murid yang berjalan-jalan atau beraktivitas di area sekolah seorang diri, dengan kata lain mereka diwajibkan mengelompok atau didampingi setidak-tidaknya seorang guru yang berkepentingan.
Kiamat memang sudah sangat dekat. Hitungannya tinggal membilang hari. Elko mereka-reka dalam hatinya, rasa gundahnya ditumpahkan dengan merancang bunker-bunker kiamat dalam tidurnya yang penuh mimpi buruk. Dulu sekali, di bumi yang kala itu belum bangkrut total, bunker-bunker kiamat, baik yang diketahui maupun yang dibangun diam-diam memberikan secercah harapan - hanya untuk manusia kaya atau orang beruntung sayangnya - bahwa kiamat bukan berarti tak ada pengharapan sama sekali di masa mendatang.
Bunker-bunker kiamat itu sudah terbenam di bawah laut. Sudah berupa puing-puing ketragisan yang lebur oleh kecongkakan penciptanya sendiri. Meskipun bunker termewah, terkokoh, dan tercanggih mampu menahan gempuran perang nuklir, alam tetap tak terkalahkan oleh manusia yang membangkitkan kemarahannya. Alam yang berbalik melawan manusia melibas segalanya tanpa ampun, termasuk membenamkan pencakar langit 100 lantai yang telah dibumiratakan gempa berkekuatan lebih dari 10 skala richter.
Bunker itu cuma buatan manusia dan manusia dikodratkan takkan menang melawan alam. Namun, Elko dan semangat inovasinya tetap menyala-nyala, larut dalam khayalan bunker kolosal mirip blok apartemen Manhattan, bertingkat banyak, ke bawah tanah tentunya, mampu menampung semua makhluk di atas daratan bumi, sementara penghuni lautan yang kaya raya mungkin punya caranya sendiri bertahan.
Eilikii juga salah satu penghuni lautan. Dapat dipastikan si gadis tahu sejarah terciptanya kota lautan, yang bermula dari bunker benih tanaman yang disimpan di bangunan terapung yang dirancang anti badai dan tak terguncang ombak yang mengganas. Dari situlah sebagian besar benih-benih tanaman bumi terselamatkan, dan kota laut membiakkannya di lingkungan pertanian yang terkontrol tanpa campur tangan alam. Kubah langit buatan ibarat mengurung kota laut dalam rumah kaca yang ideal, dan terciptalah kota artifisial yang seakan membangkitkan sisa kejayaan manusia yang tak kapoknya menjadi hedonis, kapitalis, serta konsumtif.
Sejarah kota lautan dikutip Elko dari cerita Om Roii, yang meneruskan cerita dari pekerja bandar pelabuhan yang dianggap kaum pinggiran di kota laut dan tak mendapatkan hak tempat tinggal di dalam kota. Cerita tragedi perkotaan akan tetap sumbang selama-lamanya, selama manusia kaya lupa diri menganggap dirinya tuhan kecil yang menguasai segala-galanya. Maka itu, kiamat selalu menghantui sebagai ganjarannya.
Di dalam bunker yang ideal harus terdapat pertanian dalam ruangan, hingga manusia tak perlu mengandalkan cadangan makanan yang menipis suatu saat. Makanan dapat membusuk dan masa simpannya terbatas, maka bunker perlu menyediakan CEA, Controlled Environment Agriculture, mengikuti iklim dan cuaca sesuai kondisi aslinya di alam terbuka. Matahari, angin, suhu udara, dan kelembapan diatur untuk mengoptimalkan pertumbuhan benih tanaman, istilahnya "menipu" tumbuh-tumbuhan bahwa mereka berkembang biak di tanah pada udara terbuka dan bukannya berdiam di dalam ruangan.
Dengan bercocok tanam di dalam ruangan, krisis pangan akan terselesaikan di dalam bunker, karena akan tersedia sumber makanan yang berkelimpahan, boleh dikata tiada habisnya, sekalipun Elko meragukan apakah peternakan di dalam ruangan suatu pilihan bijak untuk mencukupi asupan zat protein penghuni bunker. Mungkin dengan teknologi lab-grown meat atau daging yang "dibiakkan" dengan mengambil sel punca (stem cell) dari otot hewan yang masih hidup dan lalu ditumbuhkan di laboratorium bisa meniadakan penyembelihan hewan, dan hewan-hewan yang dipelihara di bunker semata untuk menjaga kelestariannya agar tidak punah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incantadom
FantasyTahun 2222 Dua ratus tahun setelah tahun kematian umat manusia. Kasta manusia terbagi menjadi angkasa, lautan, dan daratan. Tiga kasta yang diciptakan keserakahan manusia penguasa, sampah menjadi satu-satunya sumber daya bumi yang tersisa. Seorang E...