Incantadom

Kiamat dari Kivalii (32)

Sekadar menyegarkan ingatan, tablet pintar pemberian kota laut merupakan alat sadap pikiran. Cara kerjanya, chip elektroda yang dilekatkan pada pelipis kiri akan menghantarkan sinyal listrik, menetap dalam benak pemakainya hingga satu pekan setelah terakhir kali mengakses tablet pintar. Artinya, kalaupun si pemilik tablet tidak mengakses gawainya selama tujuh hari setelah penggunaan terakhir, pikirannya masih mampu terbaca dan terekam dalam database pemerintah, yang web server-nya berhasil dikoyak Turin bersenjatakan super komputer pinjaman Nostrudalle.

Bukan main paniknya Turin, menyadari si gadis kota, sebutannya untuk Eilikii, mengendap-endap keluar tanpa sepengetahuannya, selagi ia diperintah sang Master untuk menjaga keselamatan si gadis yang konon berpredikat alfa dalam inisial huruf kecil. Betapa dungunya gadis kota itu, Turin berpikir dengan kesal.

Namun, setelah memikirkannya dengan kepala dingin, Turin mencari-cari rekaman pikiran Eilikii di komputer hologram 63 inci, mendapati si gadis dibuat mati suri oleh sihir gaib si Ketua Hati Singa, saat Eilikii dibisikkan telepati agar merenggut kalung perak dari leher Elko, yang lebih dulu dilumpuhkan sihir Sang Pangeran Kegelapan.

"Astaga, aku tidak tahu The Lion's Heart ada di belakangku. Kukira hanya ada Master dan Pangeran Kegelapan di ruang depan. Bagaimana ini? Tolong kami!" Demikian isi pikiran Eilikii yang terbaca oleh Turin di layar komputer raksasa.

Terkecuali pemilik tablet pintar itu mati, sinyal pikiran mereka masih terbaca sekalipun tengah tertidur, pingsan atau mati sementara waktu seperti yang dialami Eilikii. Turin sempat mencoba mendeteksi pikiran sembilan siswa yang menghilang, tetapi hasilnya nihil. Apakah mereka dipastikan tak selamat selama-lamanya? Jahatnya sihir hitam sungguh tak terbayangkan dampaknya, bila dunia ini sampai dikuasainya pasca kiamat 2222. Turin berpikir murung.

Eh, tunggu dulu! Kiamat itu bisa dicegah sesuai sesumbarnya pada Eilikii. Ya, siapa bilang kiamat pasti akan datang! Segera Turin mengayun langkahnya, bila tak salah kira, Ma'am Selma pasti ada di ruang kerja sang Master dan harap-harap cemas atas skenario kiamat yang dramanya masih berlangsung di ruang lantai satu. Biar bagaimanapun, sang madam adalah Theta yang merupakan salah satu juru kunci kiamat pilihan dari Kivalii.

"Ma'am." Turin bahkan cuma mengetuk satu kali sebelum masuk ruang kerja, mendapati Ma'am Selma berdiri di tengah ruangan dengan resah. Sebetulnya ia diperintah berdiam diri oleh Nostrudalle, yang membuatnya amat tidak senang dan merasa kurang berguna.

Turin segera membisikkan rencananya dan Ma'am Selma menatapnya seakan ia sudah gila. Yang jelas Theta tidak boleh bertemu muka dengan Alfa dan Omega, juga omega dalam huruf kecil - yakni si Pangeran Kegelapan - bertiga-tiga atau berempat-empat, terlebih lagi Ma'am Selma memberitahukan rahasia yang menghenyakkan.

"Mozo, theta dengan huruf kecil ada bersama mereka. Si Ketua Hati Singa itu orangnya. Dia theta-nya. Sir Dalle saja tidak tahu, karena cuma seorang Theta huruf besar yang mengenali theta huruf kecil. Dia punya sedikit daya sihir karena dirasuki spirit Pangeran Kegelapan. Apa yang harus kita lakukan sebaiknya?"

"Lakukan sesuai yang kubisikkan tadi, Ma'am. Anda tak sadar itu peluang kita satu-satunya?"

"Ya ampun. Aku belum pernah melakukannya. Astral projection yang kubuat dulu semuanya di bawah sadar. Aku tak pernah melakukannya saat sadar. Apa bisa seperti itu?" Ma'am Selma melipat keningnya dengan cemas.

"Coba copot dulu topi Anda, Ma'am." Turin memerintah dengan santun.

"Oh, jadi dengan begini rencanamu pasti berhasil?"

"Saya kurang tahu kepastiannya. Tapi mungkin tanpa bertopi, Anda bisa berkonsentrasi lebih dalam, Ma'am. Ayo, lepaskan saja."

Merasa tak mendapatkan pilihan lain, sang madam menanggalkan topinya perlahan. Langkah selanjutnya adalah memanfaatkan Mim alias Mimosa yang menguasai meditasi gelombang Alfa dan Theta. Setidaknya, gadis itu pilihan terbaik mengingat hatinya berpihak pada Master Nostrudalle dan sempat menyelamatkan Eilikii dari keracunan air tanah. Mau tak mau, Mim kini menjadi juru kunci pilihan mereka.