Nostrudalle dan Dalle (27)

24 3 0
                                    

Mim atau Mimosa tak pernah menengahi perkelahian apa pun. Bahkan ia tak tega melerai pertikaian orangtuanya semasa ayahnya masih hidup dulu. Hatinya lemah dan tak nyaman melihat pertengkaran yang keras, seperti yang berlangsung di depan matanya berikut ini, antara dua manusia berlawanan jenis, Eilikii dan pria asing yang beberapa kali terlihat berkeliaran di lingkungan sekolah Incanta. Pasalnya, dendam yang terumbar di mata Eilikii menjadikan Mim ciut nyalinya.

"Kamu yang membunuhku enam tahun yang lalu. Aku takkan lupa wajahmu, karena fotomu wajah terakhir yang kulihat sebelum nyawaku melayang, mati oleh sebab ulahmu. Esmar Alec kan namamu?"

"Esmar Alec Prontomoda, tepatnya." Si pria menyahut sayup-sayup.

"OH, KAMU BERANI JUGA BICARA DI DEPANKU?" Eilikii naik pitam, jadi kalap seketika. Melupakan staminanya yang baru pulih setelah keracunan air tanah, dan bahwa ia sebelumnya pingsan karena spirit peri Eonora melemah dalam raganya.

"Ada apa ini? Siapa yang ribut-ribut di rumahku malam-malam begini?"

Pria dengan bariton yang berwibawa, meski suaranya tidak keras sekalipun, mendiamkan semua suara dan atmosfer perselisihan seketika mencair sedikit. Tiga kepala muda menyengguk hormat, lalu tertunduk di hadapan sang kepala yang tegas dan dituakan di sekolah ini. Tentu yang dimaksudkan adalah Master Nostrudalle yang bermartabat.

Adapun Mim adalah yang pertama kali punya keberanian angkat suara. "Master. Maafkan kami. Aku berhasil menyelamatkan Eilikii, tapi peri Eonora sepertinya tertangkap si Ketua Hati Singa. Lalu ..."

Ketiga orang tamu pun tersadar, mereka bersama Nostrudalle ada di muka pintu depan yang tersingkap. Tadinya Esmar Alec yang menginap di kamar lantai satu bermaksud menghirup udara segar sebentar, tak dinyana bersirobok pandang dengan Eilikii yang mendendam padanya. Sang Master sendiri berada di perpustakaannya di lantai satu, tengah membaca referensi dari buku tua, maka keributan di muka rumahnya segera memantik emosinya.

"Masuklah kalian semua. Kalian tahu ribut-ribut di muka pintu itu melecehkan kehormatan pemilik rumahnya?" Nostrudalle memerintah dengan keras. Permintaannya dengan lekas dituruti oleh tiga kepala yang menunduk makin dalam.

Mulanya sang Master mengumpulkan mereka di perpustakaannya yang lapang. Mungkin kesempatan bagus agar ketiganya, terutama Eilikii dan Esmar Alec saling introspeksi diri dan meredakan dendam di antara keduanya. Keonaran tadi sepertinya terlupakan sementara, karena Nostrudalle melunak sikapnya dan menjamu ketiganya dengan lumayan ramah tamah. Keempatnya kebetulan bersila mengelilingi meja persegi empat bergaya Jepang dan duduk di atas sehelai tatami agak tebal.

"Minumlah dan makanlah. Makanan batin teristimewa diperlukan di saat-saat mengkhawatirkan." Nostrudalle memerintah dengan suara lunak.

Ajaib dan mengherankan sekali. Meja itu seperti telah dipersiapkan sebelumnya. Seakan memprediksi tamunya akan segera datang dan berjumlah tiga orang - empat dihitung dengan tuan rumah - terhidang empat gelas minuman berwarna gelap, empat piring roti pipih kuning berlapis-lapis, dan empat jilid buku yang sama persis, baik judulnya dan nama pengarangnya sama-sama anonim, berjudul Kiamat dan Kivalii. Master Nostrudalle berbisik khidmat, semuanya sudah diperhitungkan dengan matang. Jadilah begini menurut kehendak-Nya.

Mereka berempat makan dan minum dalam diam. Eilikii maupun Mim sesekali mencuri pandang - karena mengedarkan pandangan sepertinya kurang sopan di hadapan tuan rumah - menikmati visual ruang perpustakaan yang memanjakan mata. Warna-warni sampul buku menyejukkan, susunannya yang tidak rapi dan tidak simetris, bahkan sejumlah buku bertumpuk acak-acakan di sisi deretan buku yang dijejerkan apik dalam posisi berdiri. Herannya, rak-rak yang tingginya menjangkau plafon itu apik visualisasinya, menyerupai pergerakan air yang dinamis. Desain menakjubkan rak plastik polimer cokelat yang diatur artistik, di mana rak terbawah lebih menjorok ke dalam dan makin tinggi raknya menjorok semakin ke luar, jauh sekali dari kesan perpustakaan lama yang menjemukan.

IncantadomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang