Incantadom

Elko (8)

Elko lugu menyangka, Tuhan sudah tak ikut campur, setidaknya perihal bumi-Nya, bumi kesayangan-Nya, yang diciptakan-Nya amat sempurna dulu, Ia di atas sana sudah tak lagi memedulikan. Mukjizat tak mungkin terjadi di bumi yang hancur, bahkan keajaiban kecil pun rasanya mustahil. Kini, uang lah mukjizat yang berkekuatan di dunia Elko, di atas daratan penuh sampah persisnya. Kemudahan apa pun cuma mungkin terbeli dengan uang banyak sekarang.

Namun, ayahnya menegaskan berkali-kali, seseorang yang misterius menyembuhkannya dalam mimpi. Setelah menggenggam kedua tangan ayahnya erat, si tamu dalam mimpi mengalungkan rantai perak halus, meminta ayahnya menyampaikan hadiah itu kepada Elko.

"Ini bukan mimpi, Nak. Tangan Ayah memang sudah sembuh. Ayah bisa mereparasi elektronik lagi. Lihatlah." Ayah Elko berbicara seraya memamerkan keluwesan sepuluh jari-jarinya.

Mata Elko justru takjub pada rantai perak halus yang diambil ayahnya dari saku kemeja. Dalam mimpi, konon ayahnya dikalungi rantai perak ini. Namun, saat ayahnya terjaga, kalung ganjil tersebut menyusup dalam saku hem lengan pendeknya. Segera, ia mengalungkan rantai halus itu, liontinnya bisa ditebak, berbentuk simbol omega yang merupakan perlambang resistensi ohm. Lagi-lagi, omega yang satu itu.

"Omega, Yah. Ayah paham maksudnya apa?" Elko bertanya, menggesek-gesek alisnya, berharap apa yang dialaminya lebih dari sekadar mimpi.

Ayahnya mengusap pundak sang putra, menepuk punggung Elko lembut, seakan tak mau turut campur soal omega, cuma mensyukuri mukjizat yang terjadi pada tangannya. Elko, bagaimanapun, masih tak percaya keajaiban itu diperoleh secara cuma-cuma.

Tadinya cuma Eilikii, lalu muncul "si kembar" yang berprasangka, Master Nostrudalle yang seakan mengintimidasinya secara halus, lalu puncaknya ayahnya tiba-tiba sembuh total, kebetulan toh di telapak kirinya kian jelas berbentuk omega, dan ada hadiah kalung berbandul omega, yang didapati ayah Elko melalui mimpi. Elko curiga, ini ada hubungannya dengan Incantadom.

Sejak ia memijak area Incantadom, di mana dulunya, ia dan ibunya sebatas hanya meninjau gerbang gudang penampungan sampah, terjadi hal-hal misterius dalam hidupnya. Puncaknya, kesembuhan sang ayah yang tak disyukuri sepenuh hati oleh Elko. Perasaannya was-was menyaksikan ayahnya membenahi elektronik dengan semangat meluap. Ada yang tidak benar dari semua ini.

"Ayah jangan lupa pakai masker kalau kerja dengan solder ..."

Ini kata-kata klasik Elko sejak dulu. Sudah empat tahun tidak meluncur dari bibirnya. Sejak ayahnya tak lagi mereparasi elektronik, masker khusus itu tersimpan sekian lama, dan kini ayahnya mantap mengenakannya dengan tawa menggelegak. "Nak, tak perlu kamu ingatkan, ayah sudah hapal mati. Pasti katamu asap solder mengandung timah dan risikonya penyakit paru obstruktif kronik, kan? Kecil-kecil sudah persis dokter kamu ini."

"Ayah yang mengajari dulu. Biarpun bekerja giat, kita harus menghindari risikonya. Ya kan, Yah?"

Elko mendapatkan anggukan tegas. Ayahnya segera bertekun dengan solder listriknya, menyambungkan sebuah rangkaian pada peralatan elektronik bekas. Elko menolong sebisanya, juga memakai masker yang disimpan ayahnya di laci meja, membenahi perangkat rusak berdebu, yang sebagiannya sudah terburai komponen elektroniknya. Dulu, Elko yang agak jago mereparasi, berkat ajaran sang ayah tentunya, menawarkan bantuan khusus, tetapi ayahnya selalu menolak dengan cebikan bibirnya.

Like father like son. Mereka keduanya sama-sama keras kepala dan bersiteguh terhadap prinsip mereka. Elko dan impiannya ke Mars, sedangkan ayahnya setia dengan cita-cita yang sederhana. Ingin kembali sembuh dan mereparasi elektronik seperti sediakala. Kini tinggal Elko yang hendak merealisasikan mimpi besarnya.

***

Incantadom merupakan titik tolaknya. Beasiswa adalah pintu masuk yang disasar Elko. Keyakinan bahwa ia bakal diterima sebagai murid, karena ujian kemarin terasa sukses - setidaknya ia merasa menjawab benar sebagian besar soal ujian - malah membangkitkan kerisauan baru, yang tak melulu terbit dari Eilikii yang misterius.