*3.09.22
Dung ~ dung ~ dung~ dung~
"Euhng... " Jaemin melenguh. Suara bising itu merusak kedamaian telinganya. Naluri mendorong tangannya meraba kesana kemari berusaha menemukan benda berbunyi yang tak kunjung di temukan.
Mata sayupnya berusaha melihat.
Dung ~ dung ~ dung~ dung~
"Dimana suara itu berasal kenapa— AAAAHHHHHHHH"
Brugk!
Dung ~ dung ~ dung~ dung~
"Haa~ Haa~ Haa~ kenapa... kenapa..."
Jaemin terjungkal dari kasur, terkejut bukan main. Bola matanya membulat sangat lebar. Deru napas itu rakus dan telinganya memerah.
Dung ~ dung ~ dung~ dung~
"Kenapa aku bisa tidur disini?!"
Jaemin berteriak di depan tubuh yang terlelap.
"Mhm... Apa ini sudah pagi?" Mark mengusak, mengubah posisi dari yang membelakangi Jaemin kian berbalik kearahnya.
Dung ~ dung ~ dung~ dung~
Jaemin yang masih kaget dan lumpuh ingatan semalam, gelisah menatapi Mark yang baru saja membuka mata dari tempat tidur yang sama sebelum ia terjatuh.
"Jam berapa sekarang?"
Suara Mark serak. Suara yang tak pernah Jaemin bayangkan terdengar begitu dewasa.
"Tolong matikan alarm itu."
Jaemin tercenga. Tersadar, melamunkan suara Mark.
Kaget, bingung, bersarang di kepala Jaemin. Tapi suara minta tolong itu di indahkan oleh Jaemin dengan kepanikan mencari dan menemukan di atas nakas, menekan tombol apa saja yang membuat suara itu berhenti.
"YAH! BAGAIMANA MUNGKIN AKU TIDUR DISINI?! BERSAMAMU!!"
Mark bergerak duduk, menatap Jaemin datar.
"Aku tidak mungkin membawamu pulang kerumahmu dalam keadaan mabuk." kata Mark santai sambil beranjak dari kasur, jalan keluar kamar menuju meja pantri dapur.
Jaemin berdiri menyusul Mark. "Aku mabuk?!Sungguh? Kau pasti berbohong, kan? Aku tidak suka minum alkohol!"
"Katakan itu pada kaleng yang telah kau habiskan isinya." Sarkas Mark yang tengah menegak air mineral. Matanya menuntun Jaemin untuk melihat kondisi ruang flat yang berantak.
Meja dengan botol kaleng - kaleng tergeletak kacau di atasnya.
"Bahkan kau pasti tidak sadar sekarang ini kau tidak memakai bajumu."
Jaemin menduduk kepala tepat Mark mengatakan itu.
"Hah?! Hah?"
Jaemin berjalan cepat ke ruang flat, mercau panik mencari pakian di sofa, di bawah meja, di sudut - sudut tempat.
"Dimana? Dimana pakaianku?" Jaemin begitu ribut. Dia tidak bisa mengendalikan diri ketika apapun isi kepala tidak mengingat kejadian semalam.
"Ketemu!" Pakian miliknya tertimpa bantal sofa dalam keadaan kusut.
Diam - diam Mark mengukir senyum kecil, bagaimana Jaemin bertingkah sangat menggemaskan dalam kepanikan.
"Aku akan mandi lebih dulu, aku tidak akan lama.""YAH! TUNGGU!"
Dugh. Pengejarannya sia - sia.
Jaemin tersentak mundur, wajah itu terbentur pintu kamar mandi.